Redaksiku.com – Pemerintah Lebanon melaporkan Jumat (25/10/2024), bahwa serangan hawa Israel sudah menewaskan tiga jurnalis di anggota selatan Lebanon.
Menteri Informasi Lebanon mengecam keras insiden ini, menyebutnya sebagai “kejahatan perang.”
Stasiun televisi pro-Iran, Al Mayadeen, mengonfirmasi bahwa serangan selanjutnya menewaskan seorang kamerawan dan teknisi siaran, yang berada di lokasi penginapan jurnalis di Hasbaya, Lebanon selatan.
Al-Manar, saluran TV yang dioperasikan Hizbullah, juga melaporkan bahwa salah satu jurnalis videonya tewas didalam serangan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sebuah unggahan di media sosial X, Menteri Informasi Lebanon, Ziad Makary, mengkritik serangan tersebut.
![3 Jurnalis yang Sedang Tidur Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon](https://imagedelivery.net/jEp9rSDjgP2SWeFuk4s97g/www.redaksiku.com/2024/10/new-format-desain-content-14-2.png/w=300,h=300,fit=crop)
Ia menyebut bahwa serangan ini dijalankan sesudah pemantauan dan perencanaan, menargetkan para jurnalis yang tengah beristirahat.
“Israel menunggu saat istirahat malam mereka untuk menyerang secara mendadak,” tulisnya.
Diketahui, di lokasi selanjutnya terkandung 18 jurnalis dari tujuh instansi media yang berlainan saat kejadian.
Sejumlah jurnalis dari berbagai media, juga Al-Jadeed, Sky News Arabic, dan Al Jazeera English, juga berada di kurang lebih lokasi saat serangan terjadi malam hari.
Selain korban jiwa, serangan ini sebabkan tiga orang terluka, menurut laporan Kementerian Kesehatan Lebanon. Area tempat serangan terjadi ini berada di luar kawasan tradisional Hezbollah.
Israel, yang sudah berkonflik dengan Hezbollah sejak bulan lalu, belum beri tambahan komentar mengenai insiden tersebut.
Konflik ini di awali sebagai usaha Israel untuk mengamankan perbatasan utara sesudah serangan lintas batas oleh Hizbullah yang di dukung Iran selama hampir setahun.
Serangan berskala kecil Hizbullah Israel sendiri di awali sesudah serangan besar oleh Hamas 7 Oktober 2023.
Di tengah konflik yang terus meningkat, usaha untuk meraih gencatan senjata di Gaza jadi menguat.
Seorang pejabat Hamas memperlihatkan bahwa pihaknya bersedia menghentikan pertempuran asalkan Israel sepakat untuk jalankan gencatan senjata, menarik pasukan dari Gaza, mengizinkan warga yang terlantar kembali, menyetujui pertukaran tahanan, dan beri tambahan akses pemberian kemanusiaan ke Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperlihatkan kesiapannya untuk bekerja serupa dengan Mesir sebagai mediator didalam meraih kesepakatan tentang pembebasan sandera di Gaza.
Netanyahu juga mengutus kepala badan intelijen Mossad ke Qatar untuk memfasilitasi pembicaraan.
Sementara itu, di lapangan, militer Israel terus menekan Hamas di Gaza utara, yang sebabkan ratusan korban jiwa. Menurut badan pertahanan sipil Gaza, lebih dari 770 orang tewas di lokasi utara Gaza didalam 19 hari sejak operasi Israel dimulai.
Israel memperlihatkan bahwa operasi selanjutnya punya tujuan untuk menghancurkan kekuatan militer Hamas yang dikira tengah dibangun ulang di utara Gaza.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channels