Hilangnya seorang jurnalis Metro TV di perairan Maluku Utara menjadi peristiwa yang menyita perhatian publik.
Kejadian ini bermula dari kecelakaan kapal milik Basarnas di Perairan Gita, yang menyebabkan jurnalis tersebut menghilang saat operasi penyelamatan.
Tim gabungan dari Polairud Polda Maluku Utara dan Basarnas segera bergerak melakukan pencarian intensif.
Namun, setelah beberapa hari pencarian, akhirnya sebuah jasad ditemukan terdampar di Halmahera Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jasad tersebut diduga kuat sebagai jurnalis Metro TV yang hilang, meski identifikasi lebih lanjut masih diperlukan.
Fakta Mengenai Hilangnya Jurnalis Metro TV

Berikut adalah fakta-fakta lengkap mengenai hilangnya jurnalis Metro TV di perairan Maluku Utara serta proses pencariannya.
1. Kecelakaan Kapal di Perairan Gita
Kecelakaan ini terjadi saat kapal milik Basarnas melakukan operasi penyelamatan. Jurnalis Metro TV yang ikut dalam operasi ini dinyatakan hilang setelah insiden terjadi.
2. Pencarian Diperluas oleh Polairud dan Basarnas
Tim gabungan memperluas area pencarian untuk mengantisipasi kemungkinan korban hanyut terbawa arus laut. Sebanyak 12 kapal dari markas Polairud dikerahkan, ditambah 6 kapal BKO untuk patroli laut.
3. Dukungan Penuh dari Ternate dan Tidore
Empat kapal tambahan di Ternate turut dikerahkan untuk pencarian di perairan Tidore dan Ternate, dengan dua kapal beroperasi secara bergantian setiap hari.
4. Penemuan Jenazah di Bacan Timur
Pada Sabtu, 8 Februari 2025, sekitar pukul 10.00 WIT, sesosok jasad ditemukan terdampar di Bacan Timur, Halmahera Selatan.
Jasad tersebut diduga kuat sebagai jurnalis Metro TV yang hilang di perairan Maluku Utara saat operasi penyelamatan Basarnas.
Kabidhumas Polda Maluku Utara, Kombes. Pol. Bambang Suharyono, menyatakan bahwa jenazah ditemukan dalam kondisi sulit dikenali.
Namun, terdapat petunjuk berupa kaos hitam bertuliskan “WAPENA MALUKU UTARA” yang memperkuat dugaan bahwa jasad tersebut adalah jurnalis yang hilang.
5. Keyakinan Keluarga terhadap Identitas Jenazah
Pihak keluarga meyakini bahwa jenazah tersebut adalah Shahril, jurnalis Metro TV yang hilang. Namun, identifikasi forensik tetap diperlukan untuk memastikan kebenarannya.
6. Proses Identifikasi di RSUD Labuha
Tim forensik dari Dokpol Polres Halmahera Selatan dan Tim Inafis melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencocokkan data ante mortem (ciri fisik korban sebelum hilang) dengan jenazah yang ditemukan.
7. Pencarian Berlangsung Selama 7 Hari Pertama
Tim SAR menetapkan durasi pencarian selama tujuh hari pertama, dengan kemungkinan perpanjangan jika korban belum ditemukan sepenuhnya.
Pencarian Intensif Jurnalis Metro TV di Perairan Maluku Utara
Sejak dinyatakan hilang, pencarian jurnalis Metro TV dilakukan dengan skala besar.
Kombes. Pol. Ashari Juanda, Dirpolairud Polda Maluku Utara, menjelaskan bahwa seluruh unit di wilayah Maluku Utara dikerahkan untuk mencari korban.
“Kami juga mengerahkan 4 unit kapal di Ternate untuk membantu pencarian di wilayah perairan Tidore dan Ternate, dengan mengoperasikan 2 kapal setiap hari,” jelasnya.
Selain itu, patroli laut dilakukan secara intensif di berbagai titik strategis yang diduga menjadi lokasi korban hanyut. Pihak kepolisian dan Basarnas bekerja sama untuk memastikan pencarian berlangsung efektif.
Langkah Identifikasi Jurnalis Metro TV yang Ditemukan di Maluku Utara
Meskipun pihak keluarga meyakini bahwa jenazah yang ditemukan adalah Shahril, proses identifikasi secara medis tetap diperlukan. Identifikasi ini dilakukan melalui beberapa tahap penting:
- Pemeriksaan Fisik
Tim forensik memeriksa kondisi jasad, mencocokkan ciri-ciri fisik dengan data ante mortem dari keluarga korban.
- Analisis Properti yang Dikenakan Korban
Barang-barang yang ditemukan pada jenazah, termasuk pakaian dan aksesoris, diperiksa dan dibandingkan dengan yang terakhir dikenakan korban.
- Tes DNA Jika Diperlukan
Jika kondisi jasad terlalu sulit dikenali, tes DNA dapat dilakukan untuk memastikan kecocokan dengan anggota keluarga.
Menurut Kombes. Pol. Bambang Suharyono, “Kami membandingkan data dari keluarga berupa ciri-ciri fisik dan properti yang digunakan korban sebelum dinyatakan hilang, dan akan dibandingkan dengan temuan pada jenazah.”
Hilangnya jurnalis Metro TV di perairan Maluku Utara mengundang perhatian publik dan sesama jurnalis. Banyak rekan-rekan media yang berharap agar proses pencarian dan identifikasi berjalan transparan dan akurat.
Pihak keluarga korban juga berharap agar proses identifikasi segera mendapatkan hasil yang pasti, sehingga mereka bisa mendapatkan kepastian dan memberikan penghormatan terakhir bagi korban.
Kasus ini juga menjadi pengingat akan bahaya yang dihadapi oleh jurnalis saat meliput peristiwa di lapangan, terutama di lokasi yang berisiko tinggi seperti laut lepas.
Ke depan, diharapkan ada peningkatan standar keselamatan bagi para jurnalis yang bertugas di daerah berbahaya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya