Ibu mana yang tidak sedih saat melihat buah hatinya sakit sampai berat badannya berkurang drastis?
Ini yang saya alami saat melihat anak saya sakit beberapa bulan yang lalu. Demam tinggi selama beberapa hari membuatnya kehilangan berat badan sampai 1,5 kg hanya dalam waktu sepuluh hari saja. Saya sedih sekali melihat pakaian yang biasanya sesak di badannya jadi longgar. Dia juga terlihat kuyu saat bermain, terlihat tidak sehat walau dia masih nampak aktif bermain. Hal ini karena sebenarnya dia kekurangan energi dan mengambil energi dari tubuhnya sendiri.
Penurunan berat badan merupakan momok mengerikan bagi seorang ibu yang memiliki balita. Bagi balita, penting sekali memiliki berat badan ideal karena itu berarti balita tersebut memiliki gizi yang cukup untuk membentuk sel tubuh lainnya, seperti menjaga perkembangan otak, tinggi badan yang cukup, menjaga kesehatan organ dalam bayi, dan juga untuk membentuk jaringan baru demi perkembangan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alhamdulillah, anak saya kembali mencapai berat badan ideal saat kontrol kembali ke dokter spesialis anak pada bulan berikutnya, sekitar tiga minggu setelah demam tersebut. Dia mengalami kenaikan berat badan sebanyak satu kilogram. Alhamdulillah.
Apa saja yang harus dilakukan untuk membuat anak mendapatkan berat badan ideal sesuai dengan grafik perkembangan anak?
- Berikan makanan yang tinggi protein hewani
Saat memberikan makanan pada anak, pastikan anak mendapatkan makanan yang tinggi protein hewani dulu. Jika perlu, berikan dua jenis protein hewani dalam satu jenis makanan, misalkan udang berbalut telur, siomay berisi ayam, udang, dan telur, telur puyuh berbalut daging sapi tipis, capcay dengan telur puyuh, daging ayam, dan udang, atau telur dadar dengan daging cincang di dalamnya.
Protein hewani ini selain berguna untuk membentuk sel baru, juga berguna untuk menyembuhkan sel yang rusak saat anak sakit sebelumnya. Bukan hanya cepat gemoy, anak juga akan lebih sehat dan tidak mudah sakit, Bu.
Jika anak tidak suka dengan aroma amis dari protein hewani, terutama udang, hati, dan ikan, Ibu bisa menambahkan rempah-rempah aromatik yang bisa menghilangkan aroma amis tersebut.
Rempah aromatik ini selain memiliki khasiat mengenyahkan bau amis, juga bisa memberikan tambahan nutrisi pada anak, lho. Contohnya saja kunyit dan bawang putih yang memiliki efek antibiotik alami bagi tubuh. Hanya dengan makan dua rempah ini saja, kita bisa mengusir bakteri jahat yang ada di dalam pencernaan, Bu.
2. Berikan tambahan lemak baik di dalam makanan bayi yang akan disajikan
Lemak baik itu berguna untuk menambah tenaga dan energi bagi bayi. Selain itu, lemak juga berguna untuk membangun sel otak dan melancarkan aliran darah, Bu. Lemak baik itu ada dalam minyak ikan, minyak zaitu (EVOO), minyak kelapa murni (VCO), dan juga mentega (butter).
3. Waktu makan yang sering walau dalam jumlah yang tidak banyak
Jika anak belum bisa makan banyak setelah sakit, tidak apa-apa, Bu. Jangan memaksa anak karena bisa membuat anak menjadi trauma pada proses makan. Berikan anak dalam porsi kecil, tapi sering. Jika memungkinkan, sajikan makanan hangat-hangat untuk membangkitkan selera anak, ya, Bu.
4. Variasikan jenis makanan yang diberikan pada bayi sekalipun sebenarnya makanannya itu-itu saja untuk mencegah GTM
Sebenarnya, bayi yang belum dikenalkan makanan dengan perasa buatan atau penguat rasa akan cenderung tidak terlalu memperhatikan rasa makanannya. Bayi di bawah satu tahun malah tidak memiliki preferensi rasa karena sel lidahnya masih dalam tahap penyempurnaan. Justru yang terpenting bagi bayi dan balita adalah tekstur. Perkenalkan anak pada tekstur yang beragam agar anak belajar mengenali makanan yang berbeda. Dengan begitu, Ibu bisa memodifikasi makanan yang sama dengan gaya yang berbeda.
Sebagai contoh, Ibu bisa menyajikan nasi dalam bentuk lontong, bubur, nasi bakar, nasi uduk yang kaya akan rempah dan santan, nasi kuning yang berkalori tinggi, nasi goreng, atau mencampurkan nasi dalam telur dadar seperti membuat martabak.
Wah, menggugah selera sekali, ya!
5. Berikan suplemen jika memang dibutuhkan
Jika kondisi anak memang mengalami masalah kesehatan yang cukup serius, jangan segan untuk memberikan anak suplemen vitamin dan mineral. Ibu juga bisa memberikan anak herbal yang sesuai setelah berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli herbal ya, Bu.
6. Atur waktu tidur anak dengan baik agar anak memiliki waktu untuk memulihkan diri
Waktu tidur ini penting sekali untuk anak yang sedang dalam masa penyembuhan. Tubuh manusia memiliki mekanisme penyembuhan alami. Bahan baku dari proses penyembuhan itu bisa diambil tubuh dari makanan yang dikonsumsi dan saat paling baik untuk melakukan proses itu adalah pada saat tidur. Hal ini karena pada saat tidur, seluruh tubuh berhenti beraktivitas sehingga tubuh bisa fokus pada penyembuhan bagian yang rusak saja.
Jangan bangunkan anak yang sedang tidur untuk urusan apa pun. Ibu bisa memakaikan anak popok sekali pakai atau celana antiompol untuk mencegah anak mengompol selama tidur.
Halaman : 1 2 Selanjutnya