Baru-baru ini penangkapan terduga teroris di Malang menghebohkan warga sekitar dan viral di media sosial.
Terduga teroris berinisial HOK (19) berhasil ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang pada malam Rabu, 31 Juli 2024.
Penangkapan ini terjadi di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang.
HOK, yang ditangkap sekitar pukul 19.15 WIB, diduga kuat merencanakan aksi bom bunuh diri di tempat ibadah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko dari Divisi Humas Polri mengungkapkan bahwa HOK telah mempersiapkan bahan peledak dengan daya ledak tinggi untuk melancarkan aksinya.
Penangkapan ini juga melibatkan penggeledahan di rumah kontrakan HOK di kompleks perumahan Bunga Tanjung.
Selama penggeledahan, pihak kepolisian menemukan beberapa barang bukti yang signifikan.
Di antaranya, sebuah botol berisi cairan bahan peledak berdaya ledak tinggi, ketapel, dan sebuah toples yang berisi gotri.
Semua barang ini merupakan komponen yang bisa meningkatkan daya ledak bom.
Penemuan ini menambah kecemasan akan potensi ancaman teror yang lebih besar.
Kronologi Penangkapan Terduga Teroris HOK
Kronologi penangkapan terduga teroris HOK dimulai dengan informasi intelijen yang mengidentifikasi bahwa HOK berencana melakukan aksi teror.
Tim Densus 88 Antiteror Polri, bekerja sama dengan Polda Jatim, melaksanakan operasi penangkapan setelah mendapatkan konfirmasi mengenai rencana HOK.
“Dari hasil penyelidikan, tersangka diketahui berencana melakukan aksi teror bom bunuh diri di tempat ibadah dengan menggunakan bahan peledak berdaya ledak tinggi,” jelas Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Penangkapan berlangsung secara cepat dan terencana. Setelah HOK diamankan, tim melakukan penggeledahan mendalam di rumah kontrakan yang disewa HOK.
Penggeledahan ini bertujuan untuk menemukan lebih banyak bukti dan memastikan bahwa tidak ada ancaman tambahan.
Selama proses ini, beberapa barang bukti penting ditemukan.
Botol berisi cairan bahan peledak menunjukkan niat HOK untuk melakukan serangan dengan dampak maksimal, sementara ketapel dan gotri adalah bahan tambahan yang dapat meningkatkan efektivitas bom.
Terduga Teroris HOK Terafiliasi dengan ISIS
HOK teridentifikasi sebagai simpatisan kelompok teroris Daulah Islamiyah, yang berafiliasi dengan ISIS.
Ini menunjukkan keterkaitan HOK dengan jaringan teroris internasional yang sering terlibat dalam serangan teror global.
Kombes Pol Aswin Siregar dari Densus 88 Antiteror Polri mengungkapkan, “Yang bersangkutan mempelajari cara untuk membuat atau merakit bom ini melalui internet ada website tertentu yang diakses, dan juga melalui media sosial.”
HOK menggunakan situs-situs propaganda untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merakit bahan peledak, yang menunjukkan bagaimana kelompok teroris internasional memanfaatkan teknologi modern untuk menyebarkan ideologi dan teknik terorisme.
Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa HOK telah aktif mengakses berbagai sumber informasi untuk memperdalam pemahamannya tentang pembuatan bom.
Ini termasuk menggunakan forum online yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya simpatisan teroris.
Penggunaan media sosial dan internet untuk memperoleh pengetahuan dan instruksi merakit bom menambah kekhawatiran tentang bagaimana kelompok teroris mengadaptasi metode mereka untuk melawan keamanan publik.
Kaitan Penangkapan Terduga Teroris HOK dengan Kunjungan Paus
Penangkapan HOK memicu spekulasi di masyarakat mengenai apakah rencana teror ini berkaitan dengan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Namun, pihak berwenang dengan tegas membantah adanya hubungan antara keduanya.
Kombes Pol Aswin Siregar menyatakan, “Tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus.”
Pernyataan ini dirilis untuk meredakan kepanikan dan memastikan publik bahwa kunjungan Paus Fransiskus tetap aman.
Meskipun penangkapan HOK tidak terkait dengan kunjungan Paus, aparat keamanan tetap melakukan penyelidikan mendalam.
Upaya ini mencakup pemeriksaan terhadap individu yang terlibat dalam aktivitas HOK dan potensi adanya jaringan teroris lain.
Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada ancaman yang mungkin muncul terkait dengan kunjungan Paus atau acara penting lainnya.
Penangkapan terduga teroris HOK di Malang menimbulkan kehebohan di masyarakat karena rencana aksi teror yang direncanakannya.
Meski HOK memiliki afiliasi dengan ISIS dan merencanakan bom bunuh diri, tidak ada bukti bahwa rencana tersebut berkaitan dengan kunjungan Paus Fransiskus.
Penyelidikan terus berlanjut untuk memastikan keamanan publik dan menanggulangi potensi ancaman teror lainnya.
Tindakan tegas aparat keamanan diharapkan dapat mencegah se
rangan teroris dan melindungi masyarakat dari ancaman yang mungkin timbul di masa depan.***
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels