Novel : Bertahan di Atas Luka Part 22

- Penulis

Kamis, 24 Oktober 2024 - 20:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bayu Ramadhan

Jakarta! Akhirnya aku tiba di kota metropolitan ini.  Setelah menempuh sembilan jam perjalanan dari Riyadh, pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.  Cuaca panas siang hari langsung terasa begitu aku keluar dari bandara. Aku mengedarkan pandangan mencari Amira yang berjanji akan menjemput.

Rasa rindu membuncah dalam dada. Satu persatu mataku mengamati para penjemput, tetapi tak kutemukan wajah cantiknya. Aku mendorong troli ke tempat yang kosong lalu mengecek ponsel. Kosong, tidak ada pesan dari Amira.  Hatiku mulai resah. Hawa panas Jakarta dan hiruk pikuk bandara membuat emosiku muncul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aku lalu menekan nomor yang sudah sangat kuhafal. Terdengar nada panggil, tetapi tidak ada jawaban. Setelah nada panggil kesekian kalinya, aku mendengar suara merdu yang sangat kurindukan.

“Kamu di mana, Mir? Aku udah di luar, nih.”

“Lho, Mas udah mendarat?  Maaf, aku nggak bisa angkat teleponmu tadi karena lagi nyetir. Aku masih di jalan, kirain masih satu jam lagi. Pesawatnya mendarat jam 15.00 kan? Sekarang baru jam 14.00,” jawab Amira kebingungan.

“Mendarat jam 11.00, Mir. Kan aku udah kirim perubahan jadwal jam berangkat.  Aku tukar pesawat yang lebih awal.  Kamu nggak baca?” ujarku dengan nada tinggi.

Astaghfirullah!  Iya, aku nggak liat lagi jadwalnya.  Maaf, Mas. Sabar ya, ini udah dekat, kok.”

“Ya, sudah!” jawabku singkat, menahan rasa jengkel.

Satu jam kemudian, kulihat seorang perempuan tinggi langsing dengan gamis motif bunga merah muda dan jilbab panjang senada berjalan tergesa dari tempat parkir. Tangannya menekan ponsel sambil mengedarkan pandangan ke arah pintu kedatangan. Saat melihatku, senyumnya merekah, membuat wajah cantiknya semakin memesona.

Jantungku berdebar tak menentu. Aneh, setiap kali lama tak bertemu, aku pasti merasakan kerinduan yang membuncah. Walaupun hubungan kami sedang tidak baik-baik saja, tetapi hatiku selalu menyimpan cinta dan rindu yang mendalam untuk Amira.

Amira bergegas mendekat dan mencium tanganku.  Ingin rasanya aku memeluk tubuh langsingnya dan menuntaskan semua kerinduan. Namun, aku tidak mau menjadi tontonan gratis orang-orang di sekitar. Sebagai gantinya, aku mengusap mesra kepala Amira dan mengelus pipi halusnya.

“Maaf, ya, Mas!  Kamu jadi nunggu lama,” sapanya dengan perasaan bersalah.

Aku menatapnya lekat. Amira terlihat agak kurus, tetapi tidak mengurangi kecantikannya. Meskipun tanpa riasan, wajah itu masih tampak berseri.

“Nggak apa-apa.  Yang penting kamu udah sampai.  Sendirian aja? Shanaz sama Sasha nggak ikut?” Aku mendorong troli mengikuti langkah Amira.

“Nggak. Mereka punya acara sendiri, katanya nanti juga ketemu di rumah.  Mas ke rumah Ibu dulu, kan?” Amira membuka pintu mobil lalu membiarkan aku memasukkan koper ke bagian belakang.

Baca Juga:  Novel : Cindur Mata (Part 5)

Aku mengangguk.

“Mas mau nyetir, atau aku aja?” lanjutnya.

“Kamu aja, deh. Aku mau menikmati suasana Jakarta.  Kamu puasa?”

“Iya,” jawab Amira, lalu duduk di belakang setir.

“Mas puasa, nggak?” tanyanya sambil menyalakan mesin.

“Tadinya mau puasa, tapi kok lemas. Jadi aku ambil jatah keringanan yang Allah kasih kalau lagi safar.  Insyaallah nanti diganti.”

Innova hitam kami keluar dari gedung parkir dan membelah panasnya kota Jakarta.

“Kita ke Ibu dulu?” Amira bertanya lagi sambil menatap jalan raya.

“Iya. Aku di Ibu dulu, baru nanti ke rumah Depok. Terus ke rumah Mama.”

Hening. Hanya terdengar alunan lembut suara Syaikh Saad Al-Ghamdi dari ponsel Amira yang tersambung ke pengeras suara mobil. Lantunan murotal Surat Al Baqoroh terasa menyejukkan di tengah teriknya siang menjelang sore hari. Aku diam menyimak dan sesekali ikut bersuara membaca surat terpanjang dalam Al-Qur’an itu.

Amira tidak bersuara hingga kami sampai di rumah.  Setelah memarkir mobil di halaman, ia keluar dan menungguku menurunkan koper. Tampak seorang perempuan paruh baya keluar dari rumah menyambut kami.

Alhamdulillah, sampai juga ke sini, ya, Nak Bayu,” sapa Bu Hastuti ramah.

“Iya, Bu.” Aku langsung mencium tangannya.  “Ibu sehat, ya?”

“Sehat.  Ayo, bentar lagi buka. Ibu udah bikin es campur sama bakwan kesukaan Nak Bayu.” Ibu mertuaku itu lalu masuk dan mulai menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa.

“Si kembar ke mana, Bu?” tanyaku ketika tidak melihat kedua adik iparku.

“Katanya mau ada acara buka bersama sama teman-temannya,” jawab Amira sambil meletakkan oleh-oleh yang kubawa di meja.

Aku izin untuk mandi dan menyegarkan tubuh sebelum berbuka. Tak lama kemudian, azan magrib berkumandang menandakan selesainya puasa hari itu. Kami berbuka lalu salat Magrib berjemaah. Setelah itu aku masuk kamar untuk beristirahat.

“Kamu masih berniat minta pisah, Mir?” Aku tahu, ini bukan saat yang tepat karena bulan Ramadan seharusnya diisi dengan kedamaian dan ibadah.

Amira yang sedang merapikan mukena terperanjat. Perlahan ia duduk di sampingku, di tempat tidur.

“Menurut kamu, gimana?” Ia balik bertanya.

“Kamu kan tahu, kalau aku nggak pernah setuju untuk berpisah. Aku masih sayang sama kamu. Aku ingin kita ngobrol dan selesaikan masalahnya.  Apa aku nggak berhak dapat kesempatan kedua?” tanyaku lirih.  Kugenggam tangan halus milik Amira.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB