Belakangan ini, Astrid Kuya mencuri perhatian publik setelah mengungkapkan kritik tajam terhadap alokasi anggaran yang dinilai tidak transparan untuk dua sekolah di Kepulauan Seribu.
Tindakannya tersebut menunjukkan kepeduliannya terhadap pengelolaan dana publik, terutama dalam sektor pendidikan yang sangat penting bagi masyarakat.
Dengan keberanian untuk bertanya dan menantang anggaran sebesar Rp1,4 miliar, Astrid memperlihatkan perannya sebagai wakil rakyat yang berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan publik.
Profil Astrid Kuya
Astrid Kuya, yang sebelumnya dikenal sebagai Astrid Margaretha, merupakan seorang politikus dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia lahir pada 20 Maret 1980 di Jakarta, dan telah aktif dalam dunia hiburan sebagai model dan presenter sebelum terjun ke dunia politik.
Sebagai seorang ibu dari dua anak, Astrid juga dikenal sebagai istri dari Uya Kuya, seorang entertainer terkenal di Indonesia.
Astrid memulai karirnya di industri hiburan sejak tahun 1997 dan sejak saat itu, ia telah muncul di berbagai acara televisi, termasuk “Eat Bulaga! Indonesia” dan “Keluarga Uya.”
Namun, setelah memutuskan untuk berhijab, ia mulai lebih fokus pada karir politiknya.
Melalui ketekunan dan dedikasi, ia berhasil terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2024 dengan perolehan suara yang signifikan, yakni 13.409 suara di daerah pemilihan DKI Jakarta 8.
Soroti Anggaran Sekolah di Kepulauan Seribu
Astrid Kuya baru-baru ini menjadi sorotan ketika ia mempertanyakan anggaran yang dialokasikan untuk dua sekolah di Kepulauan Seribu, yang totalnya mencapai Rp1,4 miliar.
Dalam video yang viral di media sosial, Astrid mengungkapkan kekhawatirannya tentang rincian penggunaan anggaran tersebut, terutama dalam konteks pemagaran satu sekolah dasar (SD) dan satu sekolah menengah pertama (SMP) di daerah tersebut.
Dalam rapat DPRD DKI Jakarta yang dihadiri Astrid pada 28 Oktober 2024, ia mengungkapkan bahwa pemagaran yang direncanakan untuk dua sekolah itu memerlukan anggaran yang dianggap terlalu besar.
“Kalau di power point terakhir yang kita terima di sini memang ada dana anggaran umum (DAU) komputer SDN di Sudin di Kepulauan Seribu itu semuanya total sama seperti di sini,” ujarnya, menyoroti ketidakjelasan alokasi dana.
Astrid menambahkan, “Saya mau tanya, itu dua sekolah itu sebesar apa ya? Pemagarannya? Sampai membutuhkan Rp700 juta 1 sekolah. Hampir Rp 1,5 miliar,” ungkapnya dengan nada mempertanyakan dan mengharapkan kejelasan.
Tindakan Astrid ini mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan, menunjukkan bahwa masyarakat mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran pendidikan.
Kritik Astrid tidak hanya menyentuh anggaran, tetapi juga mengundang perhatian tentang pentingnya pendidikan yang berkualitas di daerah terpencil seperti Kepulauan Seribu.
Pendidikan yang baik adalah hak setiap anak, dan transparansi dalam pengelolaan anggaran adalah langkah awal untuk memastikan hal tersebut dapat terwujud.
Astrid juga menyentuh perihal perlunya evaluasi terhadap penggunaan dana tersebut agar tepat sasaran dan memberikan dampak yang signifikan bagi siswa.
Dalam konteks ini, ia berkomitmen untuk terus mengawasi pengeluaran anggaran pemerintah dan mendorong perbaikan yang diperlukan demi kesejahteraan pendidikan.
Komitmen Astrid Terhadap Pendidikan dan Masyarakat
Astrid Kuya memiliki komitmen yang tinggi terhadap isu pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai anggota DPRD, ia berusaha menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat, memastikan aspirasi dan kebutuhan warga dapat tersampaikan dengan baik.
Dia percaya bahwa pendidikan adalah fondasi bagi kemajuan bangsa dan oleh karena itu, pengelolaan anggaran pendidikan harus dilakukan dengan hati-hati dan transparan.
Sebagai seorang ibu, Astrid memahami betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak.
Dia ingin memastikan bahwa semua anak, terutama yang tinggal di daerah terpencil, mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas.
Dengan sorotannya terhadap anggaran sekolah, Astrid berharap dapat mendorong pihak berwenang untuk lebih memperhatikan kebutuhan pendidikan di daerah-daerah yang kurang terlayani.
Astrid Kuya telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan keberanian untuk mempertanyakan pengelolaan anggaran pendidikan di DKI Jakarta.
Dengan sorotannya terhadap alokasi anggaran yang dianggap tidak tepat, dia telah mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan peduli terhadap isu-isu pendidikan.
Melalui komitmennya yang tinggi, Astrid berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan aksesibel bagi semua anak di Indonesia, terutama di daerah terpencil seperti Kepulauan Seribu.
Sebagai anggota DPRD, Astrid Kuya terus berjuang untuk memastikan bahwa suara masyarakat terdengar, dan kebutuhan pendidikan terprioritaskan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya