Novel : Choose Happiness (Part 25)
Bab. 25 Munculnya Teror
Di sebuah taman bunga terlihat seorang perempuan cantik yang tengah duduk di sebuah ayunan kayu yang talinya dikelilingi oleh bunga yang sangat cantik seperti wajah perempuan itu.
Perempuan cantik dengan dress berwarna pink putih ini memiliki nama lengkap Rena Chelsea Sapphire. Anak sulung dari sepasang suami istri, yaitu Darpa dan Tirna. Atau lebih dikenal sebagai Kakak perempuan dari Amora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Usia Rena dan Amora terpaut 5 tahun. Seharusnya sekarang Rena berusia 29 tahun dan tengah menikmati hidup bahagia bersama suaminya. Namun sebuah tragedi membuat umur Rena tidak lagi bertambah dan berhenti di usianya yang ke 19 tahun.
Tragedi kelam itu membuat Amora harus kembali kehilangan pilar hidupnya, yang awalnya hanya Mamanya yang pergi meninggalkan dirinya dan Kakak serta Papanya. Kini Rena pun ikut pergi menyusul Tirna.
Amora kehilangan Tirna ketika usianya 7 tahun, tepatnya ketika dia duduk di bangku 1 Sd, sedangkan Rena di bangku 6 SD. Lalu 1 tahun kemudian, ketika Rena naik ke bangku SMP, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Inggris, bersama Kakek dan Neneknya dari Darpa.
Awalnya Rena mengajak Amora, namun perempuan itu menolak. Amora berkata bahwa dia masih menunggu kedatangan Ian, karena dia yakin bahwa sahabat laki-lakinya itu pasti akan kembali.
Kepergian Rena ke Inggris itulah awal dari kesengsaraan hidup bagi Amora. Banyak hal yang Amora lalui dengan penuh kesedihan, ketakutan dan masih banyak lagi.
Sampai pada akhirnya penderitaan itu berakhir ketika Rena memutuskan untuk pulang ke Indonesia setelah kelulusan SMP-Nya selesai, tepatnya ketika Amora berusia 11 tahun.
Dan ketika Amora berusia 14 tahun, tepatnya 1 tahun setelah Darpa menikah dengan Claras, kejadian kelam yang merenggut nyawa Rena terjadi. Saat itu umur Rena masih 19 tahun dan dia menurut ilmu di sebuah universitas di Indonesia. Saat itulah kehidupan Amora kembali redup.
Namun ketika dia mendengar bahwa Kakaknya dibunuh oleh keturunan keluarga Akraryan, tujuan hidup Amora berubah. Mulai detik itu Amora memiliki tekad untuk menghancurkan keluarga Akraryan demi membalaskan dendam atas kematian Kakaknya.
Tetapi kenyataannya tidak seperti yang Amora dengar. Karena orang yang dia anggap membunuh Kakaknya juga meninggal. Laki-laki itu bernama Naresh Raditya Akraryan, anak sulung dari Nata dan Yesa, serta Kakak satu-satunya Daren.
Umur Naresh dan Daren terpaut 3 tahun, seharusnya sekarang laki-laki itu berusia 31 tahun, namun kejadian kelam yang juga menimpanya membuat umurnya berhenti di 21 tahun.
Dan saat itu Daren yang tengah menuntut ilmu di Australia langsung pulang ketika mendengar kabar bahwa Kakaknya meninggal. Daren benar-benar tidak menyangka bahwa Naresh pergi meninggalkannya secepat itu.
Tapi kehidupan Daren tidak berhenti di sana saja. Karena sama seperti Amora, ketika dia mendengar bahwa keturunan Sapphire yang membuat Kakaknya meninggal, membuatnya memiliki tekat untuk membalas keluarga tersebut.
Mereka berdua sama-sama salah paham. Ditambah kesalahpahaman itu semakin muncul ketika orang tua mereka menutup dan menarik kasus Kakak mereka yang awalnya dibuka karena orang tua mereka penasaran, siapa sebenarnya yang membuat anak-anak mereka seperti itu.
Namun kini kesalahpahaman antara mereka berdua itu sudah lurus, dan saat ini mereka membuang jauh-jauh rasa benci yang sengaja mereka munculkan di dalam perasaan mereka itu.
“Ra, setelah ini ada teman saya yang datang. Minta tolong bukain pintu dulu ya, saya mau mandi sebentar” ucap Daren kepada Amora yang saat itu tengah bersantai di atas kasur.
“Oke, Kak” jawab Amora yang lalu beranjak dari kasurnya yang sungguh nyaman itu.
Di sepanjang jalan menuju lantai 1 Amora terus merenggangkan tubuhnya, karena seharian tadi dia sibuk belajar di perpustakaan kampusnya untuk persiapan UAS hari Senin besok.
Baru saja Amora sampai di lantai satu, bel rumahnya langsung berbunyi. Mendengar itu Amora pun melanjutkan langkahnya menuju pintu utama rumahnya.
Dengan senyum tipis Amora membuka pintu rumahnya itu, namun Amora terkejut hingga sedikit mundur saat melihat seorang laki-laki dengan mata tajam menyapa dirinya setelah pintu itu terbuka.
Laki-laki itu mengenakan pakaian serba hitam dengan satu tangan yang dia masukkan ke dalam saku celananya. Laki-laki itu masih saja menatap Amora dengan tatapan tajam tanpa ekspresi sedikit pun.
Amora tahu betul siapa laki-laki yang tengah berdiri di depannya ini, dengan ketakutan Amora menundukkan kepalanya. Lalu terdengar sebuah tepukan tangan dengan diiringi tawaan seorang laki-laki yang terdengar sangat tengil.
“Hahahaha. Udah gue tebak pasti Amora takut ngelihat lo, Glen” ujar seorang laki-laki yang membuat Amora langsung mendongakkan kepalanya.
Kini Amora pun melihat teman-teman Daren yang menemukannya di minimarket kemarin Rabu, dan Amora masih ingat nama laki-laki yang baru saja tertawa, dia adalah Dito.
“Ish, rencana lo ngebuat Kakak Ipar takut tau. Kalau dia nanti ngga bisa tidur gimana?” ujar laki-laki lain setelah menoyor kepala Dito. Laki-laki itu bernama Kalvin.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya