IHSG Turun 1,4%, Ini Ternyata Penyebabnya

- Penulis

Kamis, 19 Desember 2024 - 10:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

IHSG Turun 1,4%, Ini Ternyata Penyebabnya

IHSG Turun 1,4%, Ini Ternyata Penyebabnya

Redaksiku.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambruk awal perdagangan sesi I Kamis (19/12/2024), sehabis bank sentral Amerika Serikat (AS) menentukan untuk kembali memangkas suku bunga acuannya.

Per pukul 09:10 WIB, IHSG ambruk 1,46% ke posisi 7.003,93. IHSG berada dititik rawan sebab hampir mendekati level psikologis 6.900.

Nilai transaksi indeks sesi I hari ini udah meraih lebih kurang Rp 1,8 triliun dengan melibatkan 2,2 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 140.712 kali. Sebanyak 79 saham menguat, 350 saham melemah, dan 153 saham condong stagnan.

Tercatat seluruh sektor kembali berada di zona merah hari ini sampai koreksinya lebih dari 1%. Adapun sektor bahan baku dan teknologi menjadi yang paling gawat tiap-tiap meraih 2,18% dan 2,08%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara dari sisi saham, dua saham perbankan raksasa kembali menjadi penekan utama IHSG di awal sesi I hari ini, yakni saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang meraih 15,6 indeks poin dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 11,6 indeks poin.

Selain dua saham perbankan raksasa, ada terhitung emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 9,5 indeks poin dan emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 6,9 indeks poin.

IHSG Turun 1,4%, Ini Ternyata Penyebabnya
IHSG Turun 1,4%, Ini Ternyata Penyebabnya

Berikut saham-saham yang menjadi penekan IHSG sesi I hari ini:

IHSG ambles sehabis bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali memangkas suku bunga acuannya.

Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fedmemangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,35-4,50%, cocok ekspektasi pasar. Akan namun di balik pemangkasan, bank sentral AS berikut menandakan bakal lebih hati-hati.

The Fed membuktikan bahwa mereka bisa saja cuma bakal turunkan dua kali kembali 2025. Ekspektasi berikut tercermin dari dot plot paling baru November ini. Dot plot merupakan matriks ekspektasi dan pandangan suku bunga jaman depan dari tiap-tiap bagian Federal Open Market Committee (FOMC).

Baca Juga:  Cara Investasi Saham Bagi Pemula Pelajar, Kaya Kemudian!

Bahkan merujuk dot plot terbaru, dua pemotongan yang diekspektasikan 2025 ini cuma 1/2 dari tujuan komite ketika plot berikut terakhir diperbarui September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps 2025.

“Dengan langkah hari ini, kami udah turunkan suku bunga sebesar satu poin kadar dari puncaknya, dan stance kebijakan kami kini jauh lebih longgar. Oleh sebab itu, kami dapat lebih berhati-hati waktu perhitungkan penyesuaian lebih lanjut suku bunga kebijakan kami.” ujar Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat.

IHSG terhitung ambles sehabis Bank Indonesia (BI) kembali menghambat suku bunga acuannya kemarin. Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) menentukan menjaga suku bunga acuan BI Rate di level 6% per November 2024. Keputusan ini di luar ekspektasi yang memproyeksikan BI Rate bakal turun.

Ditahannya kembali suku bunga acuan BI berlangsung di tengah pelemahan nilai ganti rupiah dolar Amerika Serikat (AS).

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia 17-18 Desember 2024 menentukan untuk menjaga BI-Rate sebesar 6,00%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo didalam konferensi pers, Rabu (18/12/2024).

Sementara itu, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Sebelumnya, konsensus yang dikumpulkan dari 15 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI bakal memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,75%.

Sedangkan beberapa instansi lainnya atau sebanyak enam institusi memproyeksi bahwa BI bakal kembali menghambat suku bunganya di level 6%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan ketetapan menjaga suku bunga ini berkesinambungan dengan arah kebijakan moneter untuk menegaskan selamanya terkendalinya inflasi dengan sasaran 2,5% plus minus 1% 2024 dan 2025 dan juga mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai ganti rupiah dari dampak tambah tingginya ketidakpastian perekonomian world akibat arah kebijakan AS dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah,” ujarnya didalam paparan hasil RDG BI, Rabu (18/12/2024).

Di sisi lain, Perry menegaskan area penurunan suku bunga acuan atau BI Rate masih terbuka, biarpun bank sentral lebih hati-hati mengingat dampak ketidakpastian world nilai ganti rupiah.

Perry mengungkap fokus utama bank sentral waktu ini mengarah ke stabilitas nilai tukar. Hal ini ditenggarai oleh ada pergantian di tataran global, di antaranya rencana kebijakan perdagangan presiden terpilih AS Donald Trump, kenaikan imbal hasil US Treasury dan tren kenaikan inflasi global.

Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channels

Penulis : Redaksiku

Editor : Redaksiku

Sumber Berita : Redaksiku

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kurs Dollar Hari Ini : Rupiah Mendekati Rp 16.300 per USD
Daftar Barang Mewah yang Sekarang Kena PPN 12 Persen, Mulai tahun baru 2025 nanti
Cara Cek NIK KTP Penerima Dana Bansos PKH 2024
Investor Saham AADI menghasilkan keuntungan 85 persen dalam waktu kurang dari seminggu setelah IPO, Sekarang saatnya untuk membeli atau menjual?
Bos Federal Reserve: Bitcoin Mengancam Posisi Emas
Daftar 10 Bank Terbaik Indonesia
Daftar OJK untuk Pinjol Legal dan Ilegal per 1 Desember 2024
Aplikasi Wondr BNI Error, Berikut Klarifikasi BNI
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 19 Desember 2024 - 11:46 WIB

Kurs Dollar Hari Ini : Rupiah Mendekati Rp 16.300 per USD

Kamis, 19 Desember 2024 - 10:26 WIB

IHSG Turun 1,4%, Ini Ternyata Penyebabnya

Senin, 16 Desember 2024 - 15:51 WIB

Daftar Barang Mewah yang Sekarang Kena PPN 12 Persen, Mulai tahun baru 2025 nanti

Kamis, 12 Desember 2024 - 17:45 WIB

Cara Cek NIK KTP Penerima Dana Bansos PKH 2024

Rabu, 11 Desember 2024 - 09:36 WIB

Investor Saham AADI menghasilkan keuntungan 85 persen dalam waktu kurang dari seminggu setelah IPO, Sekarang saatnya untuk membeli atau menjual?

Berita Terbaru

Harga Emas Antam Berbalik Menguat Tajam Hari Ini

Bisnis

Harga Emas Antam Berbalik Menguat Tajam Hari Ini

Jumat, 20 Des 2024 - 15:09 WIB