Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus berjalan di berbagai daerah.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di SMA Negeri 10 Surabaya untuk memastikan efektivitasnya.
Dalam kunjungan ini, siswa dan pihak sekolah mengungkap manfaat besar dari program tersebut, terutama dalam membantu mereka menghemat uang saku dan mendapatkan gizi yang cukup.
Wapres Gibran Tinjau Langsung Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis

Pada Senin (10/02/2025), Wapres Gibran Rakabuming didampingi Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk dan Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Bobby Soemiarsono tiba di SMA Negeri 10 Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kehadirannya disambut antusias oleh para siswa yang selama ini menikmati manfaat program MBG.
Sejak diluncurkan secara nasional, Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu program unggulan yang bertujuan memastikan asupan gizi bagi para siswa.
Dalam kesempatan ini, Gibran turut membagikan paket makan siang yang terdiri dari ubi rebus, pentol, tumis sawi putih, serta buah semangka dan rambutan.
Program ini tidak hanya memberikan makanan secara cuma-cuma tetapi juga memperkenalkan variasi menu sehat kepada siswa.
Banyak siswa yang awalnya terbiasa mengonsumsi nasi kini mulai beradaptasi dengan sumber karbohidrat lain seperti ubi dan pasta.
Siswa Merasa Terbantu, Bisa Hemat Uang Saku
Bagi banyak siswa, Makan Bergizi Gratis bukan hanya memberikan asupan gizi yang lebih baik, tetapi juga membantu mereka menghemat uang saku.
Salah satu siswa, Faruq, mengaku bahwa sebelum adanya Makan Bergizi Gratis, banyak temannya yang kesulitan membeli makan siang.
“Dulu kalau lihat teman-teman saya, uang jajan 10 ribu buat makan pagi aja, siang enggak makan. Nah dengan adanya makan siang gratis ini, Alhamdulillah bisa makan siang, terus bisa lebih berhemat,” ujar Faruq.
Kini, uang saku yang sebelumnya habis untuk makan siang bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti alat tulis dan buku.
Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Surabaya, Teguh Santoso, juga menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis ini sangat membantu siswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Kami punya 92 anak yatim piatu yang sangat terbantu dengan adanya program ini,” kata Teguh.
Menurutnya, respons para siswa terhadap MBG sangat positif. Mereka menantikan jadwal makan siang gratis ini karena membantu mengurangi pengeluaran harian.
“Luar biasa antusias mereka setiap kali ada program ini, sudah dinanti. Ya paling tidak bisa mengurangi cost (ongkos) untuk makan siang,” jelas Teguh.
Menu Tanpa Nasi Jadi Sorotan, Gizi Tetap Terjaga
Dalam kunjungan ini, menu MBG tanpa nasi menjadi sorotan. Alih-alih nasi, siswa mendapatkan ubi panggang sebagai sumber karbohidrat utama. Menu ini terdiri dari tahu, fish cake, oseng sayur, dan buah rambutan.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan sekaligus Penanggung Jawab MBG SMAN 10 Surabaya, Vivit Putri, menjelaskan bahwa dalam satu minggu, minimal ada satu kali perubahan menu di mana nasi diganti dengan ubi atau pasta.
“Ini sudah kedua kalinya dalam seminggu ada pergantian nasi dengan ubi. Sebelumnya, kami juga pernah mendapat pasta sebagai pengganti nasi,” ujar Vivit.
Selain itu, ada perubahan lain dalam menu hari itu. Biasanya, sumber protein berasal dari daging ayam, tetapi kali ini diganti dengan fish cake, yang merupakan olahan daging ikan.
Menurut Vivit, perubahan ini tidak menjadi masalah karena variasi menu justru membuat siswa tidak bosan. Dari sisi kandungan gizi, makanan yang disajikan tetap memenuhi standar kebutuhan nutrisi bagi siswa SMA.
“Untuk kebutuhan gizi anak SMA, standar proteinnya berada di kisaran 80-120 persen. Berdasarkan data yang kami terima, kandungan gizinya kali ini sudah mencapai 121,9 persen, jadi anak-anak tetap tercukupi dan merasa kenyang,” jelasnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam program ini adalah penyesuaian lidah siswa terhadap menu yang tidak biasa. Beberapa siswa awalnya merasa aneh saat menu mereka tidak mengandung nasi, tetapi seiring waktu mereka mulai terbiasa.
“Awalnya kaget karena biasa makan nasi, tapi lama-lama enak juga sih, lebih ringan di perut,” kata seorang siswa lainnya.
Kepala sekolah dan para siswa berharap agar program Makan Bergizi Gratis ini terus berlanjut karena manfaatnya sangat besar. Selain memastikan asupan gizi yang lebih baik, MBG juga membantu meringankan beban ekonomi keluarga.
Teguh Santoso menegaskan bahwa meskipun ada beberapa aspek yang masih perlu diperbaiki, secara keseluruhan program ini sudah berjalan dengan baik dan sangat membantu banyak siswa.
“Program ini sudah baik. Kalau ada kekurangan, itu kita perbaiki,” pungkasnya.
Sementara itu, beberapa orang tua siswa juga memberikan respons positif terhadap program ini. Mereka merasa terbantu karena anak-anak mereka bisa mendapatkan makanan bergizi tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan setiap harinya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya