Direktur Persiba Balikpapan, Catur Adi, resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus narkoba yang mengejutkan publik.
Polisi mengungkap bahwa pria tersebut terlibat dalam peredaran narkotika berskala besar dengan nilai transaksi mencapai Rp241 miliar dalam dua tahun terakhir.
Akibat keterlibatannya dalam bisnis ilegal ini, pihak kepolisian menyita berbagai aset mewah yang diduga berasal dari hasil kejahatan tersebut.
Penyitaan ini menjadi bukti kuat keterlibatan Direktur Persiba Balikpapan dalam jaringan narkoba, sekaligus membuka fakta mengejutkan mengenai aliran dana mencurigakan di rekening pribadinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aset Mewah Direktur Persiba Balikpapan yang Disita Polisi

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen. Pol. Mukti Juharsa, mengungkapkan bahwa polisi telah menyita berbagai aset milik Direktur Persiba Balikpapan sebagai barang bukti.
Beberapa di antaranya adalah kendaraan mewah, seperti:
- Ford Mustang
- Toyota Alphard
- Lexus Sedan
- Honda Civic
- Honda Freed
- Sepeda motor Royal Alloy
Selain kendaraan, polisi juga menyita 14 sertifikat tanah dan bangunan yang tersebar di beberapa wilayah strategis. Properti yang disita antara lain:
- Dua cabang Resto Raja Lalapan di Jalan MT Haryono dan Jalan Rampak, Balikpapan
- Rumah indekos yang terletak di Jl Ahmad Yani Gang Masyarakat, Samarinda
Penyitaan ini dilakukan untuk menelusuri sumber dana yang digunakan Catur Adi dalam memperoleh aset-aset tersebut.
Polisi menduga sebagian besar aset ini berasal dari hasil bisnis narkoba yang ia jalankan dalam jaringan skala besar.
Perputaran Uang Fantastis Direktur Persiba Balikpapan
Dalam penyelidikan lebih lanjut, polisi menemukan fakta mengejutkan terkait rekening Direktur Persiba Balikpapan.
Diketahui bahwa rekening milik Catur Adi mencatatkan perputaran uang sebesar Rp241 miliar dalam dua tahun terakhir.
Tidak hanya itu, polisi juga menemukan beberapa rekening lain yang diduga dikendalikan oleh Direktur Persiba Balikpapan, meskipun atas nama orang lain.
Rekening-rekening ini diyakini digunakan untuk menyamarkan aliran dana hasil bisnis narkoba yang ia jalankan.
Selain itu, polisi juga mengungkap bahwa Catur Adi terlibat dalam bisnis lain, salah satunya sebagai pemegang saham di PT Malang Indah Perkasa.
Dalam perusahaan tersebut, ia berperan sebagai Wakil Direktur, sementara posisi Direktur dipegang oleh H. Dimas atau M. Kamedi.
Direktur Persiba Balikpapan dan Dugaan Jaringan Narkoba
Kasus yang menjerat Direktur Persiba Balikpapan ini bukan hanya soal penyalahgunaan narkoba, tetapi juga dugaan keterlibatan dalam jaringan peredaran narkotika skala besar.
Polisi masih menelusuri pihak-pihak lain yang terlibat, termasuk kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas yang beroperasi di berbagai wilayah.
Dengan penyitaan aset senilai ratusan miliar, polisi berupaya untuk menelusuri semua jejak keuangan yang berkaitan dengan bisnis ilegal tersebut.
Langkah Hukum terhadap Direktur Persiba Balikpapan
Saat ini, Direktur Persiba Balikpapan telah ditahan oleh pihak kepolisian untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Ia dijerat dengan pasal-pasal terkait tindak pidana narkotika, yang dapat berujung pada hukuman berat.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa mereka akan terus mengembangkan kasus ini guna membongkar jaringan narkoba yang lebih luas.
Selain itu, penyitaan aset dan pemblokiran rekening menjadi langkah awal dalam membuktikan keterlibatan Direktur Persiba Balikpapan dalam bisnis narkoba.
Dampak Kasus Ini terhadap Persiba Balikpapan
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi dunia sepak bola Indonesia, terutama bagi klub Persiba Balikpapan.
Dengan Direktur Persiba Balikpapan yang kini terlibat kasus hukum, masa depan klub menjadi tanda tanya besar.
Manajemen klub kemungkinan harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk mencari sosok pengganti serta menjaga stabilitas tim di tengah skandal besar yang mengguncang mereka.
Dukungan dari sponsor dan penggemar juga dapat terpengaruh akibat citra buruk yang ditimbulkan oleh kasus ini.
Selain itu, kasus ini membuka mata publik tentang bagaimana dunia sepak bola juga bisa menjadi bagian dari praktik kejahatan keuangan.
Oleh karena itu, pengawasan lebih ketat terhadap klub dan pejabatnya menjadi sangat penting untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang.
Kasus narkoba yang menjerat Direktur Persiba Balikpapan telah mengungkap fakta mengejutkan terkait aset mewah dan aliran dana dalam jumlah fantastis.
Dengan nilai transaksi mencapai Rp241 miliar, polisi terus menelusuri kemungkinan keterlibatan jaringan narkoba yang lebih luas.
Saat ini, polisi telah menyita aset, termasuk mobil mewah, properti, dan rekening bank yang berkaitan dengan kasus ini.
Langkah hukum terus dilakukan untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang terlibat mendapatkan hukuman setimpal.
Kasus ini menjadi peringatan bagi dunia olahraga, bahwa integritas dan transparansi dalam pengelolaan klub harus terus dijaga.
Halaman : 1 2 Selanjutnya