Setiap tahun, umat Muslim di Indonesia merayakan peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw., yaitu Isra Mikraj, dengan beragam tradisi yang kaya akan makna spiritual dan kebudayaan.
Tradisi-tradisi ini tidak hanya memperingati peristiwa bersejarah, tetapi juga menginspirasi rasa persatuan dan keberagaman di antara masyarakat. Mari kita eksplorasi beberapa tradisi unik peringatan Isra Mikraj yang masih dilestarikan hingga saat ini di Indonesia.
1. Rajeban Peksi Buraq: Kirab Budaya Keraton Yogyakarta
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah gemerlap budaya Jawa, Keraton Yogyakarta menggelar Rajeban Peksi Buraq, sebuah tradisi yang mengangkat simbol kendaraan Nabi Muhammad Saw. selama peristiwa Isra Mikraj, yaitu Burak.
Dalam acara ini, simbol Burak yang terbuat dari kulit jeruk Bali diarak oleh abdi dalem Kaji Selusin, menyoroti keindahan seni dan kekayaan warisan budaya Jawa.
2. Ngurisan: Tradisi Potong Rambut dan Doa di Lombok
Di pulau Lombok, masyarakat merayakan Isra Mikraj dengan tradisi Ngurisan, di mana bayi-bayi berusia di bawah enam bulan dipotong rambutnya sambil didoakan oleh tokoh agama atau masyarakat setempat.
Tradisi ini tidak hanya menandai momen penting dalam kehidupan anak-anak, tetapi juga menghadirkan rasa keberkahan dan kebersamaan di komunitas.
3. Khatam Kitab Arjo: Membaca Kisah Nabi dalam Bahasa Lokal
Warga Temanggung, Jawa Tengah, merayakan Isra Mikraj dengan tradisi Khatam Kitab Arjo, di mana mereka membaca kitab yang berisi kisah-kisah perjalanan Nabi Muhammad Saw. dengan menggunakan tulisan Arab Pegon.
Melalui tradisi ini, mereka memperkuat hubungan spiritual dengan Rasulullah Saw. sambil menjaga kekayaan budaya lokal.
4. Nyadran Desa: Haul Umum di Kampung Serawak, Semarang
Di Kampung Serawak, Semarang, tradisi Nyadran Desa atau Haul Umum menjadi momen penting dalam memperingati Isra Mikraj.
Melalui kegiatan kirab budaya dan berbagai persembahan, masyarakat merayakan kekayaan alam dan budaya mereka sambil memupuk rasa syukur dan kebersamaan.
5. Rajaban: Ziarah dan Makan Bersama di Cirebon
Di Cirebon, Jawa Barat, tradisi Rajaban menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan Isra Mikraj. Masyarakat berziarah ke makam dua tokoh penyebar agama Islam, yang kemudian diikuti dengan makan bersama nasi bogana.
Tradisi ini tidak hanya mempererat ikatan antargenerasi, tetapi juga mengingatkan akan nilai-nilai kesederhanaan dan keragaman budaya Cirebon.
Melalui tradisi-tradisi yang kaya akan makna dan keunikan ini, masyarakat Indonesia tidak hanya merayakan peristiwa Isra Mikraj secara religius, tetapi juga menghidupkan semangat kebersamaan dan keberagaman.
Setiap tradisi menjadi cerminan dari nilai-nilai spiritualitas dan kebudayaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempertahankan dan merayakan tradisi-tradisi ini, kita turut menjaga warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.
Sumber: Beritasatu