Lebih dari setahun sejak kasus terakhir, infeksi virus cacar monyet (Mpox) kembali muncul di Jakarta.
Pada bulan ini, tercatat 16 kasus positif dengan angka positivitas tes PCR mencapai 44 persen hingga 28 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan 11 orang dalam pengawasan dengan gejala cacar monyet dan 2 di antaranya menunggu hasil tes PCR.
Menurut pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan DKI, dari 16 kasus, semua pasien adalah laki-laki berusia 25-50 tahun, dan dua di antaranya bukan penduduk DKI Jakarta.
Kepala Seksi Surveilans Epidemologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan bahwa semua pasien menunjukkan gejala ringan dan tertular melalui kontak seksual. Mereka saat ini diisolasi di rumah sakit.
Upaya deteksi dini dan pencegahan dilakukan bersama Kementerian Kesehatan RI untuk menekan angka kematian akibat penyakit ini.
Kelompok risiko seperti Lelaki Seks Lelaki (LSL), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan lansia menjadi fokus penanganan, dengan pemberian vaksin sebagai langkah pencegahan. Namun, distribusi vaksin masih mengalami kendala dalam mencapai lokasi vaksinasi yang direncanakan.
Pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah mengambil langkah cepat dalam menangani kasus ini. Pasien yang positif Mpox telah diisolasi di rumah sakit, baik yang telah terkonfirmasi maupun yang masih dalam status terduga dengan gejala khas penyakit ini. Langkah pencegahan juga dilakukan dengan memantau kontak erat yang tidak berasal dari hubungan seksual, dengan melakukan pemeriksaan gejala secara rutin.
Namun, fokus utama penanganan ini juga diarahkan pada kelompok rentan seperti Lelaki Seks Lelaki (LSL), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan lansia. Dalam upaya preventif, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah meluncurkan program vaksinasi yang ditargetkan untuk 500 orang dari kelompok risiko dalam kurun waktu seminggu. Meskipun demikian, kendala distribusi vaksin menjadi hambatan serius dalam pencapaian target tersebut.
Klinik-klinik dan puskesmas yang dijadwalkan untuk menjadi lokasi vaksinasi cacar monyet, seperti Klinik Carlo di Salemba, Jakarta Pusat, dan Puskesmas Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, belum melaksanakan vaksinasi sesuai jadwal yang ditentukan. Ini menggambarkan kendala yang perlu segera diatasi dalam hal distribusi vaksin dan implementasi program vaksinasi untuk melindungi masyarakat dari ancaman virus cacar monyet.
Tantangan dalam distribusi vaksin menciptakan dampak signifikan terhadap upaya pencegahan penyebaran virus cacar monyet di Jakarta. Sehingga, langkah-langkah yang proaktif dan tepat waktu dalam menangani tantangan distribusi vaksin akan menjadi kunci dalam menjaga kesehatan masyarakat dan menekan penyebaran virus ini.
Selain itu, sumber lain menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut tentang sifat penularan virus cacar monyet dan cara-cara pencegahannya diperlukan. Diperlukan upaya kolaboratif antara lembaga kesehatan terkait serta dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat untuk memastikan distribusi vaksin yang tepat waktu dan efektif guna menangani ancaman ini.
Kendala distribusi vaksin menjadi tantangan utama, terlihat dari beberapa lokasi vaksinasi yang belum melaksanakan kegiatan vaksinasi pada hari yang ditentukan.
Tantangan distribusi vaksin menjadi fokus perhatian dalam upaya pencegahan penyebaran virus cacar monyet di Jakarta.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini