Setiap pasangan tentunya menginginkan kehadiran buah hati. Setelah terikat oleh pernikahan pastinya ingin memiliki anak, selain karena fitrahnya tetapi anak juga merupakan pembawa rezeki bagi kedua orang tuanya.
Ada pasangan yang beruntung yang memiliki anak dengan mudahnya, namun ada pula yang masih diuji kesabaran dan kegigihannya oleh Allah swt. karena masih belum di-amanahi untuk dititipkan anak.
Banyaknya dokter spesialis masa kini dan banyaknya cara yang sudah dilakukan seperti mengubah gaya hidup sehat, beraktivitas olahraga yang rutin, dan istirahat yang cukup tetapi masih belum diberikan keturunan. Mungkin disini kesabaranmu dan pasanganmu sedang diuji, saat tidak ada yang tidak mungkin kamu dan pasangan hanya perlu libatkan Tuhan dengan berdoa dan meminta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengingat pasangan yang belum memiliki keturunan, teringat cerita dan doa yang dilantunkan oleh Nabi Zakaria AS. Nabi Zakaria yang ingin memiliki keturunan untuk meneruskan dakwahnya. Dengan ketekunan ia memanjatkan doa setiap waktu untuk dikaruniai seorang anak laki-laki. Kisah Nabi Zakaria yang ingin memiliki seorang anak diturunkan oleh Allah dalam surah Ali imran ayat 38 dan 41, surah Maryam ayat 4-6, serta surah Al-Anbiya ayat 89.
Ali Imran ayat 38
Rabbi hab lî mil ladungka dzurriyyatan thayyibah, innaka samî’ud-du’â’.
Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
Di dalam ayat ini merupakan doa Nabi Zakaria memohon meminta keturunan yang baik.
Bacalah doa ini secara rutin, sang pendengar pastinya akan mendengar lantunan kitab Al-quran darimu. Bacaan ini juga membuat hati lebih tenang.
Ali Imran ayat 41
qâla rabbij‘al lî âyah, qâla âyatuka allâ tukalliman-nâsa tsalâtsata ayyâmin illâ ramzâ, wadzkur rabbaka katsîraw wa sabbiḫ bil-‘asyiyyi wal-ibkâr
Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda (kehamilan istriku).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu adalah engkau tidak (dapat) berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.”
Surah Maryam ayat 4-6
(4) Qâla rabbi innî wahanal-‘adhmu minnî wasyta‘alar-ra’su syaibaw wa lam akum bidu‘&’ika rabbi syaqiyyâ
Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku.
(5) Wa innî khiftul-mawâliya miw war&’î wa kânatimra’atî ‘âqiran fa hab lî mil ladungka waliyyâ
Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.
(6) Yaritsunî wa yaritsu min âli ya‘qûba waj‘al-hu rabbi radliyyâ
Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya‘qub serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridai.”
Surah Al-Anbiya ayat 89
(89) wa zakariyyâ idz nâdâ rabbahû rabbi lâ tadzarnî fardaw wa anta khairul-wâritsîn
(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.”
Doa yang dipanjatkan oleh Nabi terkandung dalam surah Al-Anbiya yang isinya khawatirkan dirinya yang sudah tua dan khawatir istrinya mandul.
Di atas merupakan doa yang Nabi Zakaria a.s dan istrinya panjatkan. Istri Nabi Zakaria yang mandul akhirnya dikaruniai seorang anak shaleh yang dititipkan oleh Allah swt. yang kemudian anak tersebut menjadi salah satu nabi, yaitu Nabi Yahya a.s
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini