Pada akhir pekan, tepatnya hari Sabtu (18/11/2023), Indonesia sekali lagi diguncang oleh gempa bumi. Hingga pukul 20.25 WIB, hanya tercatat satu kejadian gempa hari ini di seluruh wilayah Indonesia.
Guncangan tersebut terjadi pada pagi hari, tepatnya pukul 06:34:28 WIB di wilayah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat (Jabar), seperti yang dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Berdasarkan informasi resmi dari BMKG yang dapat diakses melalui laman www.bmkg.go.id, gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 5,2 dengan kedalaman 21 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Episenter gempa berlokasi di laut, sejauh 97 kilometer barat daya Kabupaten Bandung,” demikian dijelaskan oleh BMKG.
Guncangan gempa ini dapat dirasakan dengan tingkat Modified Mercalli Intensity (MMI) II di wilayah Bandung. Selain itu, daerah Cianjur, Sukabumi, dan Kabupaten Bandung merasakan gempa dengan tingkat MMI II-III, sementara Garut, Sindangbarang, Ciamis, Pakenjeng, Bungbulang, dan Tasikmalaya merasakan tingkat MMI III.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan. Fenomena ini dapat terjadi kapan saja dan berlangsung dalam waktu singkat. Indonesia, sebagai salah satu wilayah rawan gempa, sering kali mengalami kejadian semacam ini.
Menurut data World Health Organization (WHO), gempa bumi secara global telah menyebabkan 750 ribu kematian dalam kurun waktu 1998-2017, dengan lebih dari 125 juta orang terdampak selama periode tersebut.
Sebagai respons terhadap ancaman gempa bumi, penting bagi masyarakat untuk memiliki kesiapan menghadapi bencana tersebut. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah memahami prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan saat menghadapi gempa bumi.
Definisi gempa bumi sendiri dapat beragam, termasuk dalam pandangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan WHO. Gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi di dalam bumi yang menyebabkan pergerakan lapisan batuan pada kerak bumi.
Penting juga untuk melakukan tindakan antisipatif sebelum, selama, dan setelah terjadinya gempa bumi. Ini termasuk mengamati dan merenovasi bangunan agar tahan terhadap guncangan, mengetahui lokasi tempat evakuasi, belajar melakukan pertolongan pertama (P3K), dan menyimpan barang-barang penting serta persediaan darurat.
Ketika gempa bumi terjadi, langkah-langkah yang tepat perlu diambil untuk melindungi diri dan orang lain. Ini melibatkan perlindungan diri di dalam atau di luar bangunan, menghindari daerah berisiko seperti pantai atau pegunungan, dan tetap tenang serta mematuhi informasi resmi dari sumber yang terpercaya.
Sebagai bagian dari langkah-langkah pasca-gempa, penting untuk memeriksa kerusakan di sekitar lingkungan, menghindari bangunan yang mungkin masih berbahaya, mendengarkan informasi resmi dari radio, dan melaporkan kerusakan yang terjadi. Keselamatan pribadi dan keamanan masyarakat menjadi prioritas utama dalam menghadapi dan mengatasi dampak gempa bumi.