Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini menghadirkan sebuah tonggak penting dengan memamerkan sampel asteroid, menyajikan unsur-unsur pembentuk kehidupan dari asteroid Bennu untuk pertama kalinya di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian pada Rabu (3 November).
Menurut laporan dari Live Science yang dirilis pada Selasa (7 November), sampel ini memiliki berat antara 100 hingga 250 gram. Secara fisik, ini adalah sejenis puing batuan luar angkasa yang berhasil dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa OSIRIS-REx.
Sampel ini diperkirakan mengandung sejumlah prekursor kehidupan yang mendasar, dan merupakan bongkahan batu luar angkasa pertama yang berhasil diambil oleh NASA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada tanggal 11 Oktober, para ilmuwan NASA pertama kali mengumumkan sampel ini setelah kapsul OSIRIS-REx mengirimkannya kembali ke Bumi dengan kecepatan sekitar 27.000 meter per jam.
Misi OSIRIS-REx melibatkan perjalanan pulang-pergi selama tujuh tahun yang menjangkau jarak sekitar 4 miliar mil sebelum akhirnya berhasil mendaratkan sampel tersebut dengan aman di gurun Utah. Setelah itu, sampel diangkut ke Johnson Space Center di Houston, Amerika Serikat.
Bennu, asteroid yang menjadi sasaran misi ini, diketahui memiliki potensi ancaman bagi Bumi dengan kemungkinan 1 dalam 2.700 untuk bertabrakan dengan Bumi pada tahun 2182, menjadikannya sebagai salah satu objek luar angkasa yang paling berisiko yang pernah diidentifikasi.
Namun, ketertarikan para ilmuwan bukan semata pada potensi bahaya tersebut, melainkan lebih kepada apa yang terkandung di dalam batu luar angkasa ini, yakni kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi.
“Ini adalah sampel asteroid kaya karbon terbesar yang pernah kembali ke Bumi,” ujar Direktur NASA, Bill Nelson, seperti yang dikutip dari NASA News.
Unsur karbon dan air menjadi fokus utama penelitian. Molekul-molekul ini penting dalam proses pembentukan planet Bumi, dan penemuan terhadap asal-usul dari unsur-unsur ini dapat membantu dalam pemahaman akan kemungkinan munculnya kehidupan.
Air di Bumi diyakini lebih tua daripada planet itu sendiri, dan sebagian besar diperkirakan dibawa oleh asteroid dan komet.
Namun, air mungkin bukan satu-satunya materi yang disumbangkan oleh asteroid, sebab bahan penyusun kehidupan juga diperkirakan ikut terbawa oleh batuan luar angkasa tersebut. Menyelidiki sampel asteroid ini membuka pintu lebar bagi pemahaman lebih mendalam mengenai asal-usul kehidupan dan proses evolusinya.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini