Novel : Bertahan di Atas Luka Part 17

- Penulis

Senin, 14 Oktober 2024 - 19:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Kamu sibuk banget, ya? Jaga kesehatan, jangan sampai sakit, nanti nggak ada yang ngerawat,” ujar Amira lembut.

Hatiku berdesir mendengar suara dan perhatiannya.

“Nggak, kok.  Aku banyak istirahat kalau udah di rumah. Kamu juga jaga kesehatan, jangan terlalu mikir yang macam-macam.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Iya, Mas.  Aku banyak merenung di sini. Semoga Mas juga ya, bisa intropeksi masalah rumah tangga kita,” ucapnya lirih.

Aku terdiam.

“Mas nggak mau ambil cuti, ikut aku pulang?” Terdengar suara Amira ragu-ragu bertanya.

“Saat ini belum bisa, Mir. Paling nanti tunggu bulan puasa atau lebaran. Sebentar lagi, kan, dua bulan lagi, insyaallah.

Hening.  Aku hanya mendengar helaan napas Amira.  Apakah ia kecewa dengan jawabanku?

“Mir?” sapaku pelan.

“Eh, iya, Mas.  Iya, aku lupa kamu sibuk.  Nggak apa-apa nanti puasa sampai lebaran pulangnya. Aku ngerti, kok.”

Entah mengapa, mendengar Amira mengalah, hatiku makin tidak menentu.  Biasanya ia bakal ribut mengomel karena aku tidak mau menuruti kemauannya, tetapi sekarang, ia bisa menerima dan menjawab dengan penuh pengertian.

“Benar kamu nggak apa-apa?” tanyaku untuk meyakinkan.

Hening sejenak.

Baca Juga:  Novel : Bertahan di Atas Luka (Part 2)

“Iya. Aku nggak apa-apa. Mas tenang aja, aku akan nunggu dua bulan lagi.”

Pembicaraan kami selanjutnya hanya basa-basi menanyakan keadaan ibu dan dua adik kembar Amira. Aku juga berpesan supaya Amira mengecek kondisi rumah kami yang sudah lama kami tinggal dan ia menyanggupi.

Hari terus berlalu dengan cepat. Suasana hatiku semakin tidak menentu. Harusnya aku senang karena bisa hidup dengan tenang, tetapi harapan tidak menjadi kenyataan. Meskipun aku rutin mengikuti kajian dari seorang ustaz, hatiku masih saja resah tak menentu.

Akhirnya aku memutuskan untuk menenangkan diri dengan pergi umrah. Salah satu alasan aku mencari kerja di Riyadh agar bisa umrah dengan mudah. Hanya dengan sembilan jam perjalanan mobil, aku sudah bisa sampai di Mekkah. Namun, kali ini aku memutuskan menggunakan pesawat untuk menghemat waktu. Aku melaksanakan umrah di hari libur akhir pekan, Kamis-Jumat.  Aku berangkat sepulang kantor, dengan pesawat jam 15.00. Dari Riyadh, aku sengaja sudah mengenakan pakaian ihram.

Saat di dalam pesawat menuju Jeddah, aku teringat saat pertama kali umrah bersama Amira. Perjalanan hampir dua jam itu membawa ingatanku ke beberapa tahun silam.

-bersambung-

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB