Novel : Bertahan di Atas Luka Part 20

- Penulis

Minggu, 20 Oktober 2024 - 15:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

24 tahun bukan waktu yang singkat. Selama itu Pak Farhan dan Bu Farida bisa terus hidup rukun.  Mereka kini memang hanya tinggal berdua setelah semua anak-anaknya pulang ke Indonesia karena kuliah dan menikah.  Pak Farhan dikaruniai tiga anak, dua perempuan dan si sulung laki-laki. Aku merasa beruntung bisa mengenal sosok bersahaja ini.  Beliau sudah bekerja selama 15 tahun di sebuah perusahaan asing di Riyadh, hingga kini pun beliau masih dipercaya menjadi konsultan di perusahaan tersebut.

Tanpa terasa kami telah sampai di tempat pengajian, sebuah masjid besar di tengah kota.  Memang setiap Jumat pagi, perkumpulan orang-orang Indonesia di Riyadh selalu mengadakan kajian  di masjid ini.  Biasanya nanti dilanjutkan dengan salat Jumat dan makan siang.

Entah karena kebetulan, atau memang Allah punya cara menegurku, kajian pagi itu ternyata tentang kehidupan suami istri. Ternyata, perhatian kecil—seperti ciuman ringan di kening saat akan pergi atau sekedar mendengarkan istri berkeluh kesah—merupakan hal luar biasa bagi seorang istri.  Baru kusadari ada yang namanya love language dalam hubungan suami istri. Sungguh, pagi ini aku mendapatkan banyak sekali ilmu baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Wah, ternyata Mas Bayu hadir juga kajian pagi ini.” Tiba-tiba suara seorang perempuan menegurku saat mengantre makan siang. Ustazah Maryam.

Rasa canggung menyergapku teringat peristiwa di rumah beliau beberapa bulan silam.

“Eh … iya, Ustazah.  Saya memang selalu hadir kajian Jumat pagi,” jawabku serba salah.

“Mbak Amira nggak ikut?” tanya Ustazah Maryam sambil matanya mencari sosok istriku.  “Tadi saya cari di bagian perempuan nggak ada,” lanjutnya.

“Oh, Amira sedang di Indonesia. Katanya kangen ibunya.” Aku berusaha tetap bersikap tenang. Untunglah, perempuan bercadar hitam itu tidak melanjutkan pertanyaannya.

“Sudah dengar kajian Ustaz Faruq?”

Aku mengangguk.

“Semoga bisa bermanfaat untuk Mas Bayu dan Mbak Amira, ya.  Kalau sekiranya ingin ngobrol sama Ustaz, silakan, Mas,” katanya sambil tersenyum lembut, “Atau mau ke rumah juga boleh. Monggo, dilanjutkan ambil makanannya, saya permisi.”

“Baik, Ustazah,” jawabku singkat lalu melanjutkan mengambil makanan.

Terpikir dalam benakku untuk bicara dengan Ustaz Faruq soal kajian yang baru saja ia bawakan. Syukurlah, ketika aku mencarinya, lelaki paruh baya berkulit putih itu baru saja selesai makan dan sedang bersantai sambil mengecek ponsel. Perlahan aku mendekat dan duduk di sampingnya.

“Maaf, Ustaz.  Saya mau tanya soal materi tadi, bisa?” tanyaku pelan.

Ustaz Faruq mengangkat wajah dan tersenyum.

Baca Juga:  Novel : Room for Two Bab 2: Menuju Kebebasan dan Melampauinya

“Oh, Mas Bayu.  Silakan, mau tanya apa?” sahutnya ramah.

Aku menelan ludah, berusaha membasahi kerongkongan yang tiba-tiba terasa kering.

“Saya kurang mengerti soal love languages tadi, Ustaz.  Bagaimana kita tahu kalau seorang istri membutuhkan misalnya sekedar sentuhan atau kata-kata pujian?” Ragu-ragu aku bertanya menyadari kalau pertanyaanku terdengar sangat bodoh.

Ustaz Faruq tersenyum.

“Sudah berapa lama Antum (Anda) menikah?”

Wajahku memanas karena malu.

“Kurang lebih delapan tahun,” jawabku salah tingkah.

“Selama delapan tahun, Antum belum mengenal sifat dan watak Mbak Amira?” Lelaki berdarah Arab itu menahan senyum.

Melihatku mematung, Ustaz Faruq melanjutkan.

“Sederhananya, kalau biasanya istri ceria, banyak bercerita dan manja, lalu tiba-tiba terlihat murung, bicara seadanya dan ketus, nah ini tandanya tangki love language-nya ada yang kurang. Harus segera diisi,” ujar ustaz mencoba menjelaskan.

Alih-alih membenarkan ucapan sang ustaz, aku malah semakin pusing mendengar istilah yang baru kuketahui.

Love language itu kebutuhan jiwa yang harus dipenuhi supaya kondisi kejiwaan seseorang tetap stabil. Contohnya, ya tadi itu.  Ada perempuan yang love language-nya dengan pujian, ada yang dengan sentuhan, ada yang dengan tindakan dilayani, atau diberi hadiah.” Ustaz menatapku, lalu melanjutkan, “Nah, Mbak Amira yang mana? Mas Bayu harus tahu, tapi kalau masih bingung, ya kasih aja semuanya. Tapi jangan langsung semua, sedikit-sedikit aja.”

Kepalaku menggangguk, berusaha mencerna kata-kata Ustaz Faruq.

“Kok sulit banget ya?”

“Nggak sulit, kok.  Mungkin Mas Bayu juga sudah melakukan salah satu, tapi nggak tahu istilahnya.  Pelan-pelan, Mas. Yang penting komunikasi dan pengertian.”

“Baik, Ustaz.  Saya coba untuk mengerti semuanya dulu. Jazaakumulloh khoiron untuk ilmunya.” Aku menjabat tangan ustaz dan bersiap pergi.

Waiyyakum.  Nanti kalau butuh nasihat, silakan datang ke rumah, Mas. Kita bisa ngobrol lebih banyak,” ucap Ustaz Faruq seraya ikut berdiri.

Dalam perjalanan pulang, obrolanku dengan Pak Farhan berlanjut.  Selama delapan tahun menikah, baru kali ini aku merasa gagal menjadi suami yang baik. Aku merasa sudah banyak mengecewakan Amira.

Ingatanku melayang pada Amira. Inikah yang membuatnya kecewa? Aku memang bukan tipe suami yang senang memperlihatkan rasa sayang.  Aku juga jarang memujinya, bahkan sering kali membuat wajahnya muram. Namun, aku pernah memberikan kejutan-kejutan kecil, seperti memberikan hadiah atau membawakan makanan.  Hatiku dipenuhi rasa penyesalan. Aku berjanji akan saling terbuka karena terus terang, kehilangan Amira adalah sebuah penderitaan besar buatku.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB