Novel : Bertahan di Atas Luka Part 23

- Penulis

Kamis, 24 Oktober 2024 - 21:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bayu Ramadhan

Keesokan harinya kami tiba di rumah Depok pukul 05.00 sore. Begitu tiba, Amira langsung menyiapkan hidangan buka puasa yang kami beli di jalan, sementara aku membersihkan semua ruangan rumah. Biasanya ada penjaga yang secara teratur membersihkan rumah kami bila tidak ada orang yang mengontrak.  Namun, sudah dua hari ini, Pak Amin—penjaga rumah—

tidak datang karena istrinya sedang sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tepat beberapa menit sebelum azan Magrib, kami sudah siap di ruang makan untuk berbuka. Selesai menyantap hidangan, kami salat Magrib berjamaah di rumah dan bergegas ke masjid untuk salat tarawih.

“Memang Ustaz Faruq ngasih materi kajian apa?” tanya Amira ketika kami sedang bersantai di ruang keluarga sepulang dari masjid.

“Soal pernikahan. Soal menjaga kemesraan dalam rumah tangga antara suami dan istri,” jawabku sambil mengambil sisa camilan sore tadi.

“Terus?” Amira menyesap teh hangatnya, “Apa intinya?”

Aku menelan potongan terakhir pisang goreng lalu meneguk air putih sebelum menjawab. Kulihat raut penasaran di wajahnya.

“Sebelum aku jawab, kamu cerita dulu kenapa minta pisah?” Aku menatap lekat wajah Amira.

Ia terlihat kaget, tetapi dengan cepat berusaha mengendalikan diri. Wajahnya mendadak muram. Amira berusaha mengatur napasnya.

“Apa kamu sama sekali nggak sadar kenapa aku minta pisah?” tanyanya lirih.

“Kalau aku tahu, masa aku nanya terus, Mir?”

Amira diam sejenak sebelum menjawab.

“Janji nggak akan motong omonganku nanti?” Mata bulatnya memandangku penuh harap.

Cepat aku mengangguk.

“Sebenarnya aku bahagia banget, Mas, bisa nikah sama kamu. Yah, meskipun kita nggak sempat pacaran karena memang nggak boleh, tapi aku merasa nyaman.” Kali ini mata bulat Amira berbinar ceria.  “Semakin hari aku semakin jatuh cinta karena kesabaran kamu. Memang, beberapa kali kata-katamu menyakiti hatiku, tapi aku menganggap itu hanya masalah komunikasi aja yang nggak perlu dibesar-besarkan.”

Amira menerawang.

Ingin rasanya bertanya, kata-kata mana yang pernah menyakitinya.  Namun, aku menahan diri karena sudah berjanji untuk mendengarkan.

“Tahun demi tahun berlalu, kamu semakin sering menyakitiku.  Mungkin kamu nggak sadar kalau sudah membuatku kecewa—,”

“Kapan itu, Mir? Yang mana?” ucapku memotong. Aku tak kuasa menahan diri.

“Mas!” Amira menegur.

Aku terdiam.

“Mas ingat nggak, waktu kamu janji mau ngajak aku jalan-jalan, nggak tahunya kamu pulang malam karena ada rapat mendadak.  Bagi kamu mungkin itu bukan masalah besar, tapi bagiku itu sangat membekas.  Saat itu aku bahkan sudah izin pulang lebih awal dari kantor karena sekedar ingin berdandan supaya tampak cantik di matamu.” Suara Amira mulai serak dan terbata-bata, menahan kepedihan.

Baca Juga:  Novel : Room for Two Bab 18: Bagaimana Jika, Misalkan, Apabila, dan Seandainya

Sungguh, aku tidak menyangka kalau malam itu Amira merasa sangat kecewa.

“Kenapa kamu nggak langsung ngomong? Harusnya kamu marah sama aku, jadi aku tahu kalau salah.  Aku jadi tahu kalau kamu sekecewa itu. Kenapa diam aja, Mir?” potongku tak puas. “Aku memang harus rapat mendadak.  Masa iya harus ninggalin rapat cuman untuk jalan-jalan?” lanjutku. “Lagipula baru sekali itu kan aku batalin janji?”

“Nah, itu.  Aku tahu kamu bakal jawab kayak gitu, makanya aku males ngomong.  Percuma! Aku nggak mau dianggap berlebihan. Kamu selalu bilang, bisa pergi lain waktu.” Suara Amira mulai meninggi. “Nggak cuman sekali, Mas. Kamu sering tiba-tiba bilang nggak jadi pergi hanya karena capek baru pulang kantor,” lanjutnya keras.

Kubiarkan ia mengeluarkan unek-uneknya yang terpendam selama ini. Tuhan, jadi ini salah satu kekecewaan yang mendalam di hati Amira.

“Masih mau dengerin aku?” Amira menyeka air matanya.

Aku mengiyakan.

“Waktu kamu nggak ada kabar seharian karena ponsel ketinggalan, itu juga membuatku merasa tersiksa.  Aku hanya ingin tahu bahwa kamu baik-baik saja …, tapi kamu malah marah dan menganggap aku berlebihan.” Amira mulai terisak pelan.

“Aku hanya butuh kamu jawab sebentar kalau kamu di kantor, itu sudah membuatku tenang, tapi kamu malah merasa terkekang.”

“Iya.  Aku hanya nggak abis pikir aja, Mir.  Masak setiap hari kamu harus selalu ngecek aku di mana? Kalau lupa kasih kabar gimana?” Aku menghela napas, mencoba bersabar. Inikah yang dimaksud oleh Ustaz Faruq dan Pak Farhan?  Perempuan memang susah dimengerti.

“Itu makanya aku yang ngingetin dengan kirim pesan, nanya kamu di mana.  Salah, ya, kalau aku ingin meyakinkan Mas itu baik-baik aja?” Ia mengulang kembali alasannya.

“Amira, kamu juga harus ngerti kalau aku itu bukan tipe laki-laki yang telaten nerima pesan dan ngasih kabar. Ok, aku bisa ngerti alasan kamu, tapi pernah nggak sih kamu itu pasrah sama Allah? Aku udah pernah bilang, doa aja supaya aku selamat di mana pun aku berada. Allah itu sebaik-baik penjaga, Sayang,” ujarku perlahan, khawatir membuatnya makin terluka.

Perempuan itu bergeming.

“Kalau kamu sering overthinking kayak gitu, selalu cemas dan takut, malah bikin kamu sakit. Semua di dunia itu milik Allah, aku dan kamu itu hanya titipan, Mir.  Suatu saat, kalau pemiliknya minta, ya kita harus ikhlas.”

Mata Amira memandangku penuh luka.

“Jadi aku lagi yang salah?” bisiknya lirih.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB