Novel : Bertahan di Atas Luka (Part 5)

- Penulis

Rabu, 21 Agustus 2024 - 19:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Amira Dzakiya

“Mir, ini tiket sama re-entry visa untuk pulang ke Jakarta,” kata Mas Bayu malam itu sepulang dari kantor.

Aku terperanjat.  Tiba-tiba ada rasa nyeri yang menyerang hatiku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kamu ngusir aku?” tanyaku ketus.

“Lho, bukannya kamu yang minta pulang ke Jakarta? Waktu itu kamu ngancam kalau aku nggak mau ke Ustazah Maryam, kamu akan pergi. Lupa?” Suara Mas Bayu terasa mengiris hatiku.  Kutahan air mata yang akan jatuh.

“Iya, aku memang ngomong gitu. Tapi paling nggak kamu tanya dulu dong kapan aku mau pulangnya, nggak tiba-tiba mutusin sendiri kayak gini. Tahu-tahu langsung ngasih tiket,” protesku dengan suara bergetar.
“Ini salah satu yang bikin aku minta pisah, Mas.  Kamu selalu mutusin apa-apa sendiri, nggak pernah ngajak aku bicara dulu. Kamu kan bisa nanya aku gimana baiknya, jangan langsung ambil keputusan kayak gini.” Aku terisak.  Sakit rasanya mendapat perlakuan seperti ini, meskipun memang aku yang mengancam akan pergi.

Mas Bayu bergeming. Ia masih mengenggam tiket dan visaku.

“Jadi gimana mau kamu? Nggak jadi pulang?” tanyanya jengkel.  Matanya menatapku tajam.

“Kamu itu nggak punya perasaan banget sih, Mas!” jeritku putus asa.  “Aku memang ingin pulang, tapi paling nggak selesaikan dulu masalah kita. Kamu seolah nggak ada niat untuk menyelamatkan pernikahan kita!”

“Kamu yang aneh, Mir. Sekarang yang minta pisah siapa? Terus yang minta pulang siapa? Aku kan hanya nurutin kemauan kamu. Sekarang udah dibeliin tiket tahu-tahu kamu marah lagi.  Aku nggak ngerti lagi deh ngadepin kamu. Serba salah jadinya!” Mas Bayu melempar tiket ke meja dan berdiri.  “Sekarang terserah kamu, aku nyerah!”

Aku tak sanggup berkata-kata. Begitu banyak hal yang ingin aku keluarkan, beban yang terasa semakin menyesakkan dada. Rasanya ingin berteriak memaki-maki suamiku, tapi tidak ada suara yang keluar selain sedu sedan.

Aku memang ingin pulang, paling tidak mencoba berpisah sejenak dari Mas Bayu. Aku ingin kami sama-sama intropeksi diri terhadap masalah yang terjadi. Namun, sebenarnya aku juga ingin Mas Bayu membujuk supaya tidak pulang.  Aku ingin melihat reaksinya apakah ia masih mencintaiku dan akan merasa kehilangan. Terus terang, meskipun sudah delapan tahun menikah, terkadang aku masih sukar untuk mengetahui isi hati suamiku.

Kuseka air mata yang masih terus mengalir sambil tergiang ucapan Mas Bayu. Ia sudah menyerah. Baiklah kalau begitu, aku memutuskan untuk benar-benar pulang.

Menjelang kepulanganku, Mas Bayu sama sekali tidak menyinggung soal keinginanku untuk bercerai.  Ia sibuk dengan pekerjaan dan hobinya. Ia hanya bicara seperlunya.  Aku menangis diam-diam.  Aku tidak menceritakan masalah kami pada siapa pun, termasuk ibuku.  Aku tidak ingin perempuan terkasih itu jatuh sakit karena memikirkan masalah putrinya.  Sahabat-sahabatku juga punya kesibukan masing-masing, sehingga kami jarang bertegur sapa meskipun lewat telepon.

Baca Juga:  Novel: Loving You (Part 17)

Hanya kepada Ustazah Maryam aku bisa sedikit bercerita tentang kesedihanku. Ia bisa merasakan perubahan sikapku bulan-bulan belakangan ini. Ustazah paruh baya itu memang sudah lama aku kenal, sehingga aku percaya ia bisa membantu memberikan jalan keluar. Itu sebabnya aku mengajak Mas Bayu ke rumahnya.

Akhirnya hari keberangkatanku tiba. Mas Bayu mengantarku ke bandara.  Kami berpisah seperti layaknya orang asing, tidak ada pelukan mesra atau pun kecupan di keningku seperti dulu.

“Hati-hati, ya!  Kalau sudah sampai kasih tahu aku,” ujarnya datar seperti biasa. Aku mengangguk dengan mata berkaca-kaca.

“Kamu juga hati-hati ya, Mas! Jangan kerja terlau capek. Makan yang benar.” Aku mencium tangannya dengan takzim dan segera masuk ke jalur imigrasi.

Selesai di imigrasi, aku melangkah menuju ruang tunggu.  Bandara King Khalid International tampak ramai sore itu. Dari ruang tungg di lantai 2, aku bisa melihat sosok lelaki yang telah menemaniku selama delapan tahun ini. Jaket kulit hitam yang membungkus kemeja abu-abu muda dan celana hitam, terlihat serasi di tubuh tegapnya. Ia masih menunggu di seberang jalur imigrasi.

Aku melangkah mencari tempat duduk. Perempuan-perempuan Arab dengan abaya hitam panjang dan cadar terlihat berjalan bersama keluarga mereka. Para lelaki Saudi mengenakan thobe, atau baju gamis panjang berwarna putih dengan tutup kepala kotak-kotak merah, ramai berbicara dengan suara keras khas mereka. Di musim dingin seperti ini, mereka melapisi thobe-nya dengan mantel panjang atau jaket kulit. Aku melayangkan pandangan ke sekeliling ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi-kursi berwarna hitam. Aku mengetatkan jaket tebalku untuk mengusir rasa dingin yang menggigit.

Satu jam kemudian, terdengar panggilan untuk para penumpang Saudia Airlines tujuan Jakarta.  Aku bergegas menuju pintu masuk pesawat.  Setelah meletakkan koper kecil di kabin, aku memasang sabuk pengaman dan mengetik pesan ke Mas Bayu kalau sudah di dalam pesawat. Ini sudah menjadi kebiasaanku supaya ia tidak khawatir. Aku berharap ia pun melakukan hal yang sama.  Namun, aku harus terbiasa menelan kecewa karena bagi Mas Bayu itu bukan hal yang penting.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB