“Tapi, Bu-.”
“Ibu tidak mau berdebat Kania.” Potong Ibu. “Ibu tidak punya lagi alasan jika Mang Dadang menanyakanmu lagi. Mang Dadang masih berbaik hati memberi waktu berpikir buat kamu. Pikirkan baik-baik Kania!” Ibu meneguk kembali tehnya yang sudah dingin. “Dua bulan Ibu rasa cukup untuk berpikir!” Ibu beranjak ke belakang.
Ibu selalu seperti itu. Tidak suka dengan masalah. Apalagi keributan. Ia lebih memilih untuk berdamai dengan keadaan meskipun untuk itu ia harus berkorban. Ini yang membuat Ibu mudah ditekan. Padahal Ibu bisa saja menolak keinginan Mang Dadang. Namun, rasa nggak enak membuat Ibu seperti orang yang tersandera.
Kania menempelkan punggungnya ke dinding dan menyelonjorkan kedua kakinya. Ia memejamkan mata berusaha mencerna permintaan ibu. Dua bulan untuk cari jodoh? Cari di mana? Apa harus ke biro jodoh? Ini mencari pasangan hidup bukan memilih baju!