Redaksiku.com Dalam keseharian berinteraksi kita dengan keluarga, teman atau tetangga, kita pasti pernah memiliki kesalahan. kesal, karena perkataan atau perbuatan orang lain yang membuat kita
marah. Terkadang kesedihan ini disertai dengan kemarahan. Sekalipun rasa sakit
itu ada di hati kita, kita ingin orang yang menganiaya kita merasakan hal yang
sama seperti yang kita rasakan. Penyakit jantung ini disebut balas dendam. Rasa
dendam adalah penyakit jantung yang tidak diterima dalam Islam. Oleh karena
itu, cara terbaik untuk menghilangkan penyakit jantung berupa dendam adalah
dengan memaafkan. Sebagaimana sabda Nabi SAW, "Tidaklah seseorang memaafkan kezaliman
(terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliaannya," (HR. Ahmad,
Muslim dan Tirmidzi). Jika seseorang sulit memaafkan, berarti
dia akan dipenuhi penyakit jantung berupa dendam. Meski banyak kerugian yang
diterima atau diderita si pembalas. Diantara mereka:
1. Akhiri Persahabatan
Penyakit jantung berupa dendam membuat hubungan antara dua orang
menjadi lemah dan terpisah. Penyakit jantung pembalasan akan memperpanjang
pertarungan. Bahkan bisa menyebar dan diturunkan dari generasi ke generasi ke
anak cucu. Karena balas dendam, akhiri hubungan. Padahal, dalam Islam, mereka
tidak diperbolehkan merusak persahabatan. Nabi SAW bersabda yang artinya, “Tidak akan masuk surga pemutus
silaturahmi”(Muttafaq ‘Alaihi).
2. Tuhan membenci
Bahaya balas dendam begitu besar sehingga merupakan salah satu
perbuatan yang paling dibenci Allah. Penyakit balas dendam memisahkan orang
yang melakukannya dari sukacita Tuhan. Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Orang yang
paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar)”,(HR
Muslim).
3. Kemarahan yang ekstrim
Balas dendam datang dengan
kemarahan. Marah dilarang dalam Islam karena itu buruk. Kemarahan dan balas
dendam bukanlah cara untuk menghadapi mereka yang telah berbuat salah kepada
kita, tetapi untuk membalas dengan kebaikan. Dengan menahan amarah dan
menghilangkan amarah, surga Allah akan dihargai. Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah
marah, maka bagimu Surga"(HR At-Thabrani)
4. Dimana Rahmat Allah jauh
Orang tidak perlu menyimpan dendam dan amarah. Karena Tuhan
telah berjanji untuk membayar setiap pekerjaan umat-Nya. Marah adalah tanda
ketidakpercayaan terhadap rahmat Tuhan dan merupakan salah satu ciri seorang
diktator. Menghindari balas dendam adalah cara untuk menjaga hati tetap dekat
dengan rahmat Tuhan. Allah berfirman: “Dan balasan suatu kejahatan adalah
kejahatan yang serupa. Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya
atas tanggungan Allah. Dan Allah tidak menyukai orang orang yang zalim”. (QS
Asy Syura : 40).
5. memprovokasi permusuhan
Jika kita masih menyimpan
dendam dan berusaha membalas orang yang menganiaya kita, maka perilaku itu
tidak akan berhenti. Oleh karena itu, pada gilirannya, permusuhan akan terus
muncul, dan dosa akan mencapai di antara keduanya. Balas dendam akan menjauhkan
dua hal yang bertolak belakang dari kedamaian dan kenyamanan hidup.
6. Susahnya berteman
Bahaya lain dari balas
dendam adalah akan sulit bagi korban untuk berteman. Ketika kita tahu bahwa
seseorang suka menahan diri dan membalas dendam atas rasa sakitnya, tentu kita
akan malas untuk mendekatinya. Seringkali karena mudah untuk menyakiti mereka,
mereka merasa bahwa bahkan orang yang paling benar dan pendendam pun dijauhi
oleh orang-orang di sekitar mereka.