Buntut pernyataan Kontroversial Mahfud Soal Dosa Ibu Lahirkan Anak Tak Berakhlak

- Penulis

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Buntut pernyataan Kontroversial Mahfud Soal Dosa Ibu Lahirkan Anak Tak Berakhlak

Buntut pernyataan Kontroversial Mahfud Soal Dosa Ibu Lahirkan Anak Tak Berakhlak

Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, menjelaskan pernyataannya mengenai dosa besar terkait dengan membiarkan seorang ibu melahirkan anak yang tidak berakhlak.

Menurutnya, dosa tersebut tidak terletak pada ibu yang melahirkan, melainkan pada siapapun yang turut bertanggung jawab terhadap anak tersebut.

Dalam penjelasannya di Pekanbaru, Riau, Mahfud menegaskan bahwa dosa bukanlah tanggungan ibu, melainkan merupakan dosa kita semua jika kita membiarkan seorang ibu melahirkan anak yang tidak memiliki akhlak. Mahfud menekankan bahwa tanggung jawab terletak pada masyarakat untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak agar tidak tumbuh menjadi individu yang kurang berakhlak.

Buntut pernyataan Kontroversial Mahfud Soal Dosa Ibu Lahirkan Anak Tak Berakhlak
Buntut pernyataan Kontroversial Mahfud Soal Dosa Ibu Lahirkan Anak Tak Berakhlak

Mahfud menyoroti bahwa kekurangan pendidikan yang dapat menyebabkan anak menjadi tak berakhlak bisa disebabkan oleh kesibukan ibu yang bekerja. Oleh karena itu, ia bersama dengan Ganjar Pranowo berkomitmen untuk memberikan perlindungan kepada ibu-ibu, terutama dari segi ketenagakerjaan, agar mereka dapat hidup lebih sejahtera dan mampu mendidik anak-anaknya dengan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pernyataan Mahfud sebelumnya tentang dosa besar ibu yang melahirkan anak tak berakhlak mendapat sorotan di masyarakat, terutama di media sosial. Namun, Mahfud menegaskan bahwa ia berbicara dalam konteks perlunya perhatian terhadap etika dan moral dalam mendidik generasi penerus agar tidak terjerumus dalam perilaku yang tidak sesuai dengan norma budaya, ajaran agama, dan hukum Indonesia.

Mahfud juga menghubungkan masalah etika dengan sifat koruptif, mengingatkan bahwa kurangnya etika dan moral seringkali beriringan dengan perilaku koruptif yang dapat merugikan negara. Oleh karena itu, ia mendorong untuk tidak membiarkan situasi kurang akhlak pada saat melahirkan anak, karena hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai budaya, agama, dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Netijen Heboh

Sebelumnya netijen heboh karena pernyataan Mahfud MD yang menyatakan bahwa Dosa Ibu Melahirkan anak tak beradap dianggap berkaitan dengan serangan Gibran saat Debat Cawapres sebelumnya dianggap tak beretika dan tidak memiliki akhlak. Mahfud MD yang menyatakan statement itu dalam acara Tabrak Prof karena menjawab pertanyaan penanya dan tidak berkaitan dengan kandidat cawapres tertentu.

Mahfud mengatakan seorang anak bisa menjadi tak berakhlak jika tak didik dengan benar, misalnya lantaran sang ibu sibuk bekerja. Mahfud karenanya mengaku bersama Ganjar Pranowo akan memperhatikan perlindungan untuk ibu-ibu dari sudut ketenagakerjaan agar menjadi lebih sejahtera sehingga mampu mendidik anaknya dengan baik. Menurut Mahfud, ibu-ibu harus diberi pekerjaan yang layak. Dia menjanjikan perlindungan pekerjaan terhadap para perempuan, terutama ibu-ibu. “Kalau ibunya sibuk cari kerja serabutan, enggak jelas, upahnya enggak jelas, itu enggak mungkin mendidik anaknya dengan baik. Kan, itu konteksnya,” kata dia.

Baca Juga:  Mahfud MD Menyinggung Nadiem Terkait Pramuka

Dia pun berpesan kepada siapapun untuk tidak membiarkan kaum ibu melahirkan anak dalam situasi kurang akhlak. Dia lalu bicara soal tak berakhlak bertentangan dengan budaya bangsa, ajaran agama hingga hukum di Indonesia.

“Oleh sebab itu kepada siapapun, jangan sampai membiarkan anak-anak muda kita, ibu-ibu kita yang akan melahirkan anak-anak juga dilahirkan di dalam situasi yang kurang akhlak. Itu bertentangan dengan budaya Indonesia, bertentangan dengan ajaran agama, bertentangan juga dengan tata hukum Indonesia. Tabrak,” tuturnya.

Kondisi Pilpres semakin memanas

Pemilihan Presiden 2024 menciptakan atmosfer politik yang dinamis, menegaskan bahwa masyarakat menginginkan pemimpin yang mampu menghadapi tantangan zaman dan mewujudkan perubahan positif bagi bangsa. Sebagai tonggak bersejarah, pilpres ini akan membentuk arah masa depan Indonesia, menggambarkan evolusi politik dan sosial di era kontemporer. Partisipasi pemilih diperkirakan meningkat, mencerminkan kesadaran politik yang semakin tumbuh di kalangan masyarakat. Isu keadilan, transparansi, dan akuntabilitas pemerintahan menjadi penentu penting dalam pengambilan keputusan pemilih. Sosial media juga memegang peran kunci dalam kampanye, memfasilitasi interaksi langsung antara calon pemimpin dan pemilih. Masyarakat turut berperan aktif menyuarakan aspirasi dan mengkritisi melalui platform online.Oleh karena itu dihimbau masing masing pendukung capres, tidak main plintir peryataan demi hanya memuaskan ego kandidat.

Pemilihan Presiden Indonesia tahun 2024 menjadi fenomena yang mencengangkan, memantik perhatian masyarakat, dan menarik sorotan internasional. Dinamika politik yang semakin matang, diwarnai oleh berbagai isu strategis dan pergeseran tatanan politik, memberikan warna baru pada pesta demokrasi ini.

Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di GoogleNews, klik di sini

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Penggunaan QRIS dan GPN Dibahas di tengah Negosiasi Tarif Trump AS
Relawan menyambut pertemuan Prabowo-Megawati
RUU Sisdiknas Menuai Kontroversi! Perubahan Sertifikasi Guru dan PPG Dipertanyakan, Ini Tanggapan DPR
Kabar Baik! Menteri PKP Siapkan 220.000 Rumah Subsidi, Wartawan hingga Petani Dapat Jatah Khusus, Ini Detailnya
DPR RI Setujui RUU Perubahan UU KUHAP Masuk Prolegnas Prioritas 2025
Kritik 100 Hari Kinerja Menteri HAM Natalius Pigai, DPR: Dugaan Pelanggaran HAM di PSN Rempang Tak Tersentuh
Mahkamah Konstitusi Selesaikan 270 Sengketa Pilkada 2024, Ini Daftar 40 Perkara yang Masih Berjalan
Profil Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM yang Kini Tuai Kontroversi Akibat Kebijakan LPG 3 Kg yang Dinilai Menyusahkan Masyarakat

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 09:54 WIB

Penggunaan QRIS dan GPN Dibahas di tengah Negosiasi Tarif Trump AS

Kamis, 10 April 2025 - 16:09 WIB

Relawan menyambut pertemuan Prabowo-Megawati

Kamis, 3 April 2025 - 22:19 WIB

RUU Sisdiknas Menuai Kontroversi! Perubahan Sertifikasi Guru dan PPG Dipertanyakan, Ini Tanggapan DPR

Kamis, 3 April 2025 - 11:42 WIB

Kabar Baik! Menteri PKP Siapkan 220.000 Rumah Subsidi, Wartawan hingga Petani Dapat Jatah Khusus, Ini Detailnya

Selasa, 18 Februari 2025 - 20:37 WIB

DPR RI Setujui RUU Perubahan UU KUHAP Masuk Prolegnas Prioritas 2025

Berita Terbaru

Dokter Iril Ternyata Cabuli Empat Pasiennya di Garut

Viral

Dokter Iril Ternyata Cabuli Empat Pasiennya di Garut

Kamis, 17 Apr 2025 - 15:46 WIB

Apa Saja Komponen Utama Mobil EV? Ini Penjelasannya

Otomotif

Apa Saja Komponen Utama Mobil EV? Ini Penjelasannya

Kamis, 17 Apr 2025 - 15:07 WIB