Bab. 2 Kemunculan Orang Baru
Keesokan harinya terlihat Amora yang berjalan menelusuri koridor fakultasnya, tapi di tengah-tengah perjalanannya itu tiba-tiba Marvell ikut berjalan di sampingnya.
“Eh, ketemu lagi kita” ujar Marvell seraya tersenyum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melihat Marvell yang tiba-tiba berjalan di sampingnya membuat Amora terkejut, “Lo ngapain di sini?” tanya Amora.
“Gue juga kuliah di sini kali, Mor. Beda jurusan aja” jawab Marvell.
“Lah, terus ngapain lo di sini?” tanya Amora yang masih terus mempertanyakan kenapa Marvell ada di sini.
“Habis ngasih buku temen gue yang ada di fakultas ini” jawab Marvell lagi sembari menyugar rambutnya ke belakang.
Mendengar itu Amora hanya menghela nafasnya, “Nanti mau makan siang bareng ngga?”
Seketika Amora langsung melihat Marvell dengan tatapan penuh tanda tanya, “Gue ngga bisa jawab sekarang, takutnya nanti ada acara dadakan” jawab Amora dengan nada datarnya.
“Oke, santai aja. Nanti gue chat lagi, gue udah punya nomor lo, bye” ujar Marvell yang lalu keluar dari gedung fakultas itu, sedangkan Amora melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.
Di siang harinya terlihat Amora yang berjalan di parkiran kampusnya dan masuk di salah satu mobil berwarna hitam, “Maaf lama” ujar Amora setelah masuk ke dalam mobil bagian penumpang itu.
“Ngga papa, gue juga baru beberapa detik masuknya” jawab seorang laki-laki yang ternyata adalah Marvell.
Setelah itu Marvell pun menancap gas untuk pergi dari kawasan universitas itu menuju tempat makan yang akan dia dan Amora buat untuk makan siang bersama.
Di sana mereka mengobrol tentang kehidupan sehari-hari, dan Amora merasa aneh kepada dirinya sendiri, entah kenapa dirinya bisa se-enjoy itu dengan Marvell, padahal jika dengan laki-laki lain, dia merasa kaku dan bingung harus menjawab apa.
“Besok ada kelas jam berapa, Mor?” tanya Marvell di sela-sela percakapan mereka itu.
“Jam setengah delapan” jawab Amora.
“Besok aku jemput ya?, aku juga ada kelas jam delapan” ujar Marvell dengan senyum tampannya yang terus saja dia tunjukkan dari tadi.
Amora menganggukkan kepalanya, “Boleh, besok kabari aku ya kalau mau jemput.”
“Siap.”
Setelah itu makanan mereka pun datang dan mereka mulai memakan makanan itu seraya mengobrol kecil. Hari yang tadinya siang terus berjalan hingga malam pun tiba, terlihat Amora yang baru saja pulang setelah entah dari mana saja bersama Marvell.
Di saat menaiki tangga menuju kamarnya, tiba-tiba sebuah suara yang sangat dia hafal menyapa gendang telinganya, “Dari mana aja kamu, Mora?. Udah seharian ngga di rumah, pulang malam lagi.”
Mendengar ucapan itu membuat Amora yang berada di tengah-tengah tangga seketika menghela nafas kasar tanpa menghentikan langkahnya, “Aku udah izin sama Papa.”
Setelah berucap seperti itu Amora terus menaiki anak tangga sampai tiba di lantai 2, di sana dia berhenti dan berkata, “Oh iya, Ma Ras jangan cuma perhatiin aku, perhatiin juga Kaysi, dari kemarin aku ngga liat dia di rumah” ujar Amora yang setelah itu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
Seorang perempuan paruh baya tetapi masih terlihat muda seketika marah saat mendengar ucapan Amora barusan, dia mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.
Di kamar terlihat Amora yang meletakkan totebagnya di atas meja belajarnya, setelah itu dia pergi ke kamar mandi beberapa menit dan keluar dengan pakaian yang berbeda.
Amora melempar tubuhnya di atas kasur king sizenya dengan hembusan nafas panjang, dirinya dengan kuat merasakan tubuhnya yang sangat lelah setelah seharian tidak beristirahat.
Perempuan cantik itu memejamkan matanya sejenak sebelum pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
Tok!
Tok!
Tok!
Dengan sedikit kesal Amora beranjak dari kasurnya menuju pintu kamarnya, “Ada apa, Pa?”
“Kamu ngga lupa sama yang Papa bilang kemarin ‘kan, cantik?” tanya Papa Amora dengan senyum tipis yang masih terlihat jelas.
“Iya, Pa. Mora siap-siap dulu ya” jawab Amora yang tidak lupa dengan ucapan Papanya kemarin siang.
“Iya, Papa tunggu di bawah ya” balas Papa Amora yang lalu berjalan pergi.
Amora menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju walk in closet yang berada dekat dengan kamar mandinya.
Gadis cantik itu bersiap dengan cepat dan setelah itu berjalan turun ke lantai 1 yang di mana di sana sudah terdapat Papa, Mama serta seorang perempuan seusianya yang menatapnya remeh.
Mendapatkan tatapan remeh itu tidak membuat Amora gentar untuk terus melangkah mendekat ke arah mereka bertiga yang sudah sangat rapi dan siap untuk pergi ke sebuah pertemuan.
“Sudah siap, Mor?” tanya Papa Amora.
Amora hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu Papanya pun melangkah terlebih dahulu untuk keluar dari mansion besar itu dan diikuti oleh wanita paruh baya yang memakai baju senada dengannya.
Setelah itu disusul perempuan seusia Amora yang tadi menatapnya remeh dan terakhir Amora, keempat orang itu berjalan keluar menuju mobil yang sudah siap untuk dikendarai oleh Papa Amora.
Setelah semua masuk, mobil rolls royce berwarna putih itu pun bergerak setelah Papa Amora menancapkan gas dan menggerakkannya untuk keluar dari halaman mansion besar yang sangat luas itu.
Halaman : 1 2 Selanjutnya