Novel : Choose Happiness (Part 3)

Bab. 3 Dijodohkan? 

Sebuah mobil rolls royce menelusuri jalan raya hingga berhenti di sebuah restoran mewah, mereka berempat turun dari mobil mewah berwarna putih itu dan berjalan masuk ke dalam restoran itu.

Mereka berjalan hingga di arahkan oleh seorang waitress ke ruang VVIP yang ada di restoran itu, ternyata di dalam ruangan itu sudah terdapat 3 orang yang sepertinya tengah menunggu kehadiran mereka.

Melihat itu Papa Amora langsung menghampiri laki-laki yang terlihat seusianya yang juga menghampirinya ketika dia datang, “Akhirnya kita bisa membuat pertemuan yang sangat dinanti-nantikan ini ya, Tuan Darpa Sapphire” ucap laki-laki paruh baya itu kepada Papa Amora seraya menjabat tangannya.

Papa Amora bernama lengkap Darpa Aston Sapphire, dia adalah pemilik perusahaan Sapphire yang sangat terkenal di seluruh negeri bahkan penjuru dunia, perusahaan itu sudah berdiri sejak Dalton Sapphire yang memimpin, dia adalah Ayah Darpa.

Laki-laki tua itu kini tengah berada di negara asalnya yaitu London, Inggris. Dia menghabiskan sisa hidupnya di sana tanpa memikirkan pekerjaan apapun bersama dengan Istrinya yang asli orang Indonesia.

Dan laki-laki yang menjabat tangan Darpa adalah Nata Baron Akraryan, dia pemilik perusahaan Akyan yang saat ini juga berkembang pesat seperti perusahaan Sapphire.

Tapi karena usianya yang sudah memasuki usia lansia, karena umurnya berada di atas Darpa, dia pun memutuskan untuk memberikan perusahaannya itu kepada Anaknya, dan dia hanya sibuk mengembangkan restorannya yang terus berkembang walaupun dia memantaunya dari jauh.

Darpa dan Nata adalah sahabat dari kecil, karena kedua Ayah mereka dulu juga bersahabat seperti mereka sekarang. Tapi saat ini Ayah Nata sudah tidak ada, hanya tinggal Ibunya yang saat ini tinggal di Malang bersama beberapa anaknya yang menetap di Malang.

Tapi saat itu mereka terlihat sangat senang dan bersemangat walau sudah akrab, karena Darpa dan Nata baru kembali berjumpa setelah Nata dan Istrinya pergi ke Paris beberapa bulan untuk menenangkan pikiran.

“Tuan Nata, perkenalkan ini Istri saya, Claras Juliana. Dan ini putri tertua kami Kaysi Jessyca Niscala Sapphire, dan ini putri bungsu kami, Amora Angelyn Vinona Sapphire” ujar Darpa mengenalkan satu persatu anggota keluarganya.

Claras, Kaysi dan Amora sama-sama tersenyum kepada Nata dan keluarganya saat Darpa mengenalkan mereka kepada laki-laki itu serta keluarganya.

Setelah itu, Nata ganti memperkenalkan kedua anggota keluarganya, “Tuan Darpa, perkenalkan dia istri saya, Yesa Sania Akraryan, dan ini putra bungsu saya, Daren Swan Akraryan.”

Yesa dan Daren juga balik menunjukkan senyum mereka kepada keluarga Sapphire, tapi beda dengan Mamanya, Daren hanya tersenyum tipis dengan wajah datar.

Setelah itu keluarga Sapphire pun duduk di kursi yang memang sudah dipersiapkan untuk mereka itu, karena itu bukan acara yang sangat formal, mereka pun memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum berbicara kenapa mempertemukan kedua keluarga itu.

Di sepanjang waktu Amora hanya diam dengan wajah datar, tapi ketika dia ditanya oleh Nata maupun Yesa, seketika dia langsung merubah ekspresinya dan tersenyum manis.

Tapi setelah selesai, dia kembali dengan setelan awal dia tadi. Acara makan malam pun selesai, dan setelah semua piring di meja mereka di ambil oleh para waiter/waitress dan hanya tersisa gelas minuman mereka, Nata pun membuka suara.

“Jadi, saya dan Tuan Darpa sengaja mengadakan pertemuan penting ini adalah untuk membicarakan hubungan di antara kita yang sepertinya harus sangat dipererat.”

“Saya dan Tuan Darpa sudah lama memikirkan tentang ini, dan akhirnya kami setuju untuk menjodohkan putra saya Daren dengan putri Tuan Darpa, Amora.”

“Hah?!”

Amora sangat terkejut mendengar ucapan Nata yang awalnya tidak terlalu dia dengar dan anggap penting, tapi ketika mendengar namanya disebut dan bersandingan dengan Daren membuatnya sangat terkejut.

“Ma-maaf, maksudnya apa ya?” tanya Amora yang masih berusaha untuk menjaga sopan santunnya walaupun dirinya sangat amat terkejut.

Bukan Nata, tapi Darpa yang langsung menjawab pertanyaan putrinya itu, “Sayang, Papa sudah pikirkan matang-matang tentang ini. Untuk alasan tepatnya, nanti Papa jawab di rumah ya?”

Mendengar jawaban Darpa itu membuat Amora menggelengkan kepala beberapa kali, “Tapi kenapa Papa ngga minta persetujuan aku dulu sih, Pa?”

“Belum tentu aku setuju dengan rencana Papa sama Om Nata, mungkin. Daren, lo juga ngga setuju kan dengan rencana Papa lo sama Papa gue?” tanya Amora seraya menunjuk Daren yang kini melihat ke arahnya.

Bukan hanya Daren, semua kini melihat ke arahnya yang tengah memasang pembelaan diri, “Daren jawab!” tekan Amora yang mulai kesal karena Daren tidak menjawab pertanyaannya.

“Mora, Daren setuju, Nak” ucap Darpa yang menjawab pertanyaan Amora yang seharusnya dijawab oleh Daren.

Amora terkejut saat mendengar jawaban dari Papanya, “Aku.. yang.. nggak setuju, Pa” ucap Amora sembari menekankan seluruh kata yang dia lontarkan.

“Kenapa, sayang?. Daren anak baik, kehidupannya juga sangat mapan, usiamu juga sudah matang untuk menikah, ngga ada alasan untuk kamu menolaknya” ujar Claras yang juga berusaha meyakinkan Amora.

Halaman : 1 2 Selanjutnya