Tapi kali itu Amora tidak bisa menahannya lagi, dia pun menjawab ucapan Claras, “Sekarang aku tanya, kenapa harus aku yang dijodohin sama Daren?, kenapa bukan Kaysi?” tanya Amora.
“Lo lupa gue udah tunangan sama Zain?” jawab Kaysi yang sekarang tengah menuruni tangga dari lantai 2 yang memang ada di dekat ruang keluarga.
Amora berdecak kesal dengan bola mata yang dia putar secara malas, dia lupa bahwa Kakaknya itu sudah memiliki tunangan dan akan menikah tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Makanya, kalau diundang ke acara keluarga itu datang, sok sibuk lo” lanjut Kaysi yang lalu duduk di dekat Claras.
“Gue dateng, lo aja yang sibuk sendiri sampai ngga ngelihat keberadaan gue, pake acara nyalain gue lagi, ngga ngaca” sarkas Amora menjawab ucapan Kaysi.
“Lo!-”
Claras langsung menarik Kaysi yang tiba-tiba berdiri seraya menunjuk Amora, sepertinya putrinya itu sangat marah dengan ucapan Amora.
Melihat itu Amora hanya menyunggingkan bibir kirinya dengan kedua tangan yang dia taruh di depan dada dan juga kaki yang dia silangkan.
Kaysi semakin marah saat melihat tingkah Amora yang terlihat mengejeknya, “Tenang, Kay. Jangan terpancing” bisik Claras kepada putrinya itu.
“Diam, Kaysi, Amora. Papa ngumpulin kalian kayak gini buat bahas masalah ini, bukan buat berantem apa lagi debat” ujar Darpa dengan nada yang mulai dia naikkan.
Kaysi dan Amora pun terdiam, “Amora, sudah banyak pertimbangan yang Papa dan Ma Ras pikirkan untuk menjodohkan kamu dengan Daren.”
“Dan dari banyak pertimbangan itu, hasilnya adalah perjodohan kamu dengan Daren. Papa sama Ma Ras ngelakuin ini semua untuk kebaikan kamu, Mora.”
“Suatu saat nanti kamu akan tau kenapa Papa ngelakuin ini semua ke kamu, Papa ngga mau kamu kenapa-napa, sayang” ucap Darpa yang terus berusaha untuk meyakinkan Amora.
“Aku bisa jaga diri aku sendiri, Pa. Mora mohon, kali ini aja turutin kemauan aku, Pa. Kali ini aja” jawab Amora yang terus memaksa agar perjodohannya dibatalkan.
Darpa menghela nafasnya, “Mora, Papa mohon, patuhi ucapan Papa kali ini.”
Mendengar itu seketika Amora langsung memasang raut wajah kecewa sekaligus marah, “Pa, Mora selalu turutin kemauan Papa dari dulu, mulai dari Papa nikah lagi sama Ma Ras, Papa ngelarang aku buat kuliah di Harvard, semua aku turuti itu, Pa.”
“Tapi kenapa kali ini Papa juga ngga mau nurutin kemauan aku sih, Pa?!”
Bersambung…..
https://www.redaksiku.com/choose-happiness-part-3/
Halaman : 1 2