Ini dia dampak badai matahari.
Pada tanggal 10 Oktober 2024, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) mengeluarkan peringatan resmi mengenai dampak badai matahari yang kuat menghantam Bumi.
Badai ini terjadi akibat Lontaran Massa Korona (Coronal Mass Ejection/CME) dari matahari, yang melontarkan partikel bermuatan tinggi dengan kecepatan hampir 1,5 juta mil per jam ke arah Bumi.
Kejadian ini memicu badai geomagnetik dengan kategori G4, yang tergolong parah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan, menurut Pusat Prediksi Cuaca Antariksa (Space Weather Prediction Center/SWPC), badai ini berpotensi mencapai tingkat G5 yang ekstrem, tergantung pada intensitas CME yang diamati.
Badai geomagnetik seperti ini, yang disebabkan oleh CME, merupakan salah satu bentuk cuaca antariksa paling berbahaya.
Ketika partikel bermuatan dari matahari mencapai Bumi, mereka berinteraksi dengan medan magnet planet kita.
Menciptakan gelombang geomagnetik yang dapat berdampak pada infrastruktur teknologi dan komunikasi.
Ancaman dari badai matahari ini tidak bisa diremehkan, karena dapat mempengaruhi berbagai sektor vital, mulai dari komunikasi, jaringan listrik, hingga sistem navigasi seperti GPS.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih rinci beberapa dampak serius yang bisa ditimbulkan oleh badai matahari terhadap kehidupan sehari-hari.
Dampak Badai Matahari
Gangguan pada Sinyal Radio dan Komunikasi Satelit
Salah satu dampak paling signifikan dari badai matahari adalah gangguan pada sinyal radio dan komunikasi berbasis satelit.
Badai matahari yang kuat dapat memanaskan lapisan atas atmosfer Bumi, yang dikenal sebagai ionosfer.
Pemanasan ini mengubah kepadatan ionosfer, yang pada akhirnya dapat mengganggu transmisi sinyal radio frekuensi tinggi (HF) yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh.
Sinyal radio yang digunakan oleh pesawat terbang, kapal, dan operator radio amatir semuanya dapat terganggu selama badai geomagnetik.
Menurut SWPC, gangguan pada sinyal radio ini bisa terjadi secara global, terutama di wilayah kutub yang lebih rentan terhadap dampak badai matahari.
Tidak hanya itu, komunikasi satelit yang sangat bergantung pada transmisi melalui ionosfer, seperti komunikasi militer dan layanan navigasi maritim, juga bisa terpengaruh.
Setiap siklus matahari, yang berlangsung sekitar 11 tahun, biasanya menyebabkan sekitar 2.000 gangguan kecil pada sinyal radio.
Gangguan ini sering kali tidak terdeteksi oleh masyarakat umum, namun ketika badai geomagnetik mencapai tingkat G4 atau G5, dampaknya bisa dirasakan secara signifikan, terutama dalam bidang komunikasi kritis.
Ketidakstabilan ini membuat badai matahari menjadi salah satu ancaman terbesar bagi sistem komunikasi modern.
Ancaman terhadap Jaringan Internet Global
Salah satu skenario yang paling ditakuti dari badai matahari adalah kemampuannya untuk memicu kerusakan pada infrastruktur internet.
CME yang sangat kuat dapat menghasilkan arus induksi geomagnetik (GIC) yang mengalir melalui kabel-kabel jarak jauh di bawah laut yang menghubungkan jaringan internet global.
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Abdu Jyothi, seorang pakar ilmu komputer dari University of California, CME dapat merusak kabel serat optik yang membawa data internet antar benua, sehingga menyebabkan pemadaman internet skala besar.
Dalam skenario terburuk, badai matahari bisa menyebabkan internet mati secara global selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.
Terutama di wilayah yang lebih jauh dari garis khatulistiwa, yang lebih rentan terhadap dampak badai geomagnetik.
Penelitian tersebut juga memperkirakan bahwa ada peluang sebesar 1,6 hingga 12 persen per dekade untuk terjadinya badai geomagnetik besar yang bisa menyebabkan pemadaman internet global.
Ini tentu saja menjadi perhatian serius, mengingat ketergantungan kita pada internet untuk berbagai aspek kehidupan modern, mulai dari bisnis hingga layanan kesehatan dan komunikasi.
Dampak Terhadap Jaringan Listrik
Salah satu dampak paling merusak dari badai matahari adalah kemampuannya untuk mengganggu jaringan listrik.
Badai matahari yang kuat dapat memicu lonjakan arus listrik di jaringan transmisi, yang berpotensi menyebabkan transformator terbakar dan jaringan listrik rusak.
Ini pernah terjadi pada tahun 1989 ketika badai geomagnetik memicu gangguan besar pada jaringan listrik di Quebec, Kanada.
Badai tersebut menyebabkan pemadaman listrik selama 12 jam, yang berdampak pada jutaan orang.
Kasus serupa juga pernah terjadi di Swedia selatan dan Denmark timur pada tahun 2003, ketika badai matahari menyebabkan pemadaman listrik di beberapa wilayah.
Meskipun teknologi pembangkit listrik telah berkembang sejak saat itu, jaringan listrik di seluruh dunia masih rentan terhadap gangguan yang disebabkan oleh badai matahari.
Terutama, negara-negara dengan infrastruktur jaringan listrik yang sudah melemah atau tidak dirancang untuk menghadapi badai geomagnetik besar, akan lebih berisiko mengalami kerusakan.
Di Amerika Serikat, misalnya, beberapa wilayah yang sudah terkena dampak dari badai matahari sebelumnya.
Seperti akibat Badai Helene dan Milton, berisiko mengalami kerusakan lebih lanjut jika badai geomagnetik yang lebih kuat terjadi.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi otoritas terkait yang bertugas menjaga kestabilan infrastruktur listrik dan mencegah kerusakan permanen pada sistem pembangkit listrik.
Halaman : 1 2 Selanjutnya