Terkait dengan peningkatan dramatis dalam jumlah anak-anak Inggris yang memeluk agama Islam, terutama pasca-Operasi Badai Al-Aqsa Hamas dan genosida yang diakibatkan oleh Israel atas warga Palestina, fenomena ini menjadi sorotan utama.
Sebuah laporan eksklusif dari Daily Mail menggambarkan momen-momen bersejarah ketika anak-anak muda ini mengambil langkah penting dalam perjalanan spiritual mereka.
Dalam sebuah upacara singkat di sebuah masjid di Lancashire, seorang bocah lelaki berusia sembilan tahun dengan mata bersinar kegembiraan, memegang sertifikat yang menunjukkan bahwa ia baru saja memeluk Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan penuh kehangatan, sang imam menyambut Rudi, begitu nama bocah tersebut, sebagai seorang Muslim yang baru. Rudi, dengan penuh keyakinan, mengucapkan dua kalimat Syahadat, menyatakan keyakinannya bahwa ‘tidak ada yang patut disembah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya’.
Tindakan ini mengikuti tradisi Islam yang tegas dan memberikan komitmen pada praktik-praktik agama seperti salat lima waktu dan puasa Ramadan.
Fenomena ini tidaklah terisolasi. Video-video yang diunggah oleh masjid-masjid di seluruh Inggris menunjukkan tren yang sama. Banyak di antaranya menampilkan anak-anak muda yang masih duduk di bangku sekolah dasar, mengucapkan Syahadat di hadapan jamaah yang penuh dukungan.
Menariknya, peningkatan ini juga mencakup anak-anak yang nenek moyangnya sebagian besar beragama Kristen, menunjukkan bahwa keputusan ini bukanlah hal yang ringan.
Tidak hanya di Lancashire, tetapi di seluruh Inggris, masjid-masjid telah menjadi saksi bagi gelombang konversi yang masif. Salah satu masjid di London bahkan memasang film online berjudul “Dua Saudara Inggris Menerima Islam”, menampilkan anak-anak yang mengucapkan Syahadat di hadapan pemuda Muslim yang memberikan dukungan penuh.
Video-video ini telah menjadi viral di platform-platform media sosial, menarik perhatian global terhadap fenomena yang terjadi.
Peningkatan ini terjadi secara simultan dengan dukungan yang semakin besar bagi Palestina di Inggris. Masjid-masjid, seperti Lewisham Islamic Centre di London Tenggara, menyambut anak-anak yang memeluk Islam dengan antusiasme.
Imam Shakeel Begg, salah satu pemimpin di masjid ini, menyatakan dukungannya kepada rakyat Palestina dan menyerukan perlawanan terhadap penindasan yang dilakukan oleh Israel.
Namun demikian, fenomena ini juga menimbulkan perdebatan di masyarakat. Beberapa menyambutnya sebagai tanda inklusivitas dan toleransi agama, sementara yang lain mengkhawatirkan dampaknya terhadap identitas nasional dan keamanan negara.
Namun, dalam kebanyakan kasus, keputusan anak-anak ini dipandang sebagai ekspresi dari keinginan pribadi mereka untuk mengejar kebenaran spiritual.
Dengan perubahan demografis dan geopolitik yang terjadi di Inggris, gelombang konversi anak-anak menjadi salah satu cerminan dari dinamika yang berkembang dalam masyarakat.
Ini menunjukkan bahwa, di tengah-tengah tantangan dan konflik, banyak individu yang mencari kedamaian dan makna dalam agama. Dan bagi mereka, Islam menjadi jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan dan keyakinan mereka.
Sumber: Okezone