Cinta tidak pernah sempurna, tapi dua insan yang menjalaninya yang akan membuatnya sempurna. Rumah tangga impian Attala dan Kirei yang baru saja dibangun diguncang dari segala penjuru. Tak hanya itu, kehadiran sosok dari masa lalu membuat masalah semakin rumit. Siapakah sebenarnya sosok dari masa lalu itu? Akankah Attala kembali pada kisah masa lalunya? Ataukah bertahan dalam biduk rumah tangga yang penuh prahara?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bab 1
“Aku nikahkan dan kawinkan engkau, Attala Atma Prasetyo dengan anak perempuanku Kirei Anastasya Gumilar dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan berlian 0,9 karat dibayar tunai.” Gumilar mengucapkan akad dengan suara gemetar.
“Saya terima nikah dan kawinnya Kirei Anastasya Gumilar dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” suara lantang Attala membalas lafadz akad Gumilar membuat semuanya lega.
“Bagaimana saksi? Sah?” Penghulu menatap sekeliling ruangan diiringi ucapan sah dari para saksi dan binar bahagia keluarga.
Rangkaian doa terlantun syahdu menyambut kehadiran bahtera baru yang akan mengarungi samudera hidup agar senantiasa tenang dan bahagia.
Tanpa terasa air mata Gumilar menetes. Gadis kecil yang selalu digendongnya ke mana-mana sampai tumbuh menjadi sosok perempuan yang cantik dan mandiri, kini akan melanjutkan hidup bersama pria yang menjadi pelabuhan terakhirnya. Kewajibannya sebagai ayah, otomatis berpindah pada pria yang bernama Attala Atma Prasetyo.
Di ruangan lain, Kirei yang mendengarkan ijab-kabul berusaha menahan agar air matanya tidak menetes dan merusak riasannya. Pertemuan singkat itu, ternyata berhasil membuatnya jatuh cinta untuk kedua kalinya, setelah dulu ia pernah ditolak mentah-mentah oleh seorang pria di masa putih abu-abu. Pemilik perusahaan kontraktor yang terkenal dan juga turut andil dalam pembangunan gedung-gedung pencakar langit di negeri ini adalah putra dari sahabat ayahnya—Prasetyo. Sementara dirinya, pemilik sebuah bridal dan jasa penyelenggaraan pernikahan yang telah dipercaya untuk mengatur dan mengurus berbagai acara pernikahan dengan berbagai wilayah. Rata-rata konsumen yang menggunakan jasanya sangat puas. Biasanya, mereka akan memberitahu kerabat atau sahabat untuk menggunakan jasa bridal sekaligus WO darinya. Perlahan, usaha yang dia bangun dari nol. Kini sudah semakin terkenal dan bisa merekrut banyak karyawan yang handal dan terlatih.
Kirei dan Attala adalah perpaduan yang sempurna. Kirei yang memiliki wajah baby face, tubuh yang langsing dengan rambut hitam panjang sepunggung serta tinggi badan 150 cm yang kadang membuatnya tidak percaya diri. Ia selalu menggunakan high heels ketika keluar rumah. Begitu juga dengan Attala, pesona pria itu mampu menarik perhatian perempuan. Meskipun terkesan dingin dan cuek, tetapi wajahnya yang seperti oppa-oppa Korea bisa menutupi sikapnya itu.
Perjodohan Kirei dan Attala bermula saat Maya–ibu Attala–menghadiri resepsi Naziha, selebgram sekaligus influencer yang juga sahabat Kirei. Maya begitu antusias dengan konsep resepsi yang diselenggarakan Naziha. Ia memiliki jiwa sosial yang tinggi melihat konsep pernikahan yang mengundang para pedagang kaki lima sebagai penyedia hidangan dan mengajak ratusan penghafal Al Quran untuk meramaikan acara sakralnya itu.
Di sela-sela kesibukan Naziha menyambut tamu undangan, Maya menanyakan jasa WO yang Naziha gunakan. Naziha pun memperkenalkan Kirei pada Maya. Sejak saat itulah, Maya semakin akrab dan berusaha mengenal Kirei lebih dekat. Karakter Kirei yang ramah, sopan, mandiri dan tidak macam-macam, membuatnya jatuh hati. Hanya satu yang tidak disukainya dari perempuan itu adalah sikap manjanya yang terkadang berlebihan. Namun, itu tidak jadi masalah.
Kirei tidak menyangka Attala menerima perjodohan ini. Pria yang baru saja menyelesaikan pendidikan magisternya di Korea itu pasti memiliki banyak relasi perempuan cantik dengan previllage tinggi. Apalagi, posisi calon mertuanya, Prasetyo adalah pemilik saham PT Agung Sinarmas yang bergerak di bidang properti papan atas. Tentu banyak rekan kerjanya yang menawarkan anak perempuan mereka untuk dijadikan menantu di keluarga konglomerat itu.
Suara ketukan di pintu kamar membuyarkan lamunan Kirei. Gayatri–ibunda Kirei–masuk ke kamar rias diikuti Maya. Keduanya tersenyum melihat Kirei yang begitu cantik hari ini.
“Kamu cantik sekali, Rei.” Gayatri menghampiri Kirei yang duduk di depan cermin dengan mata berkaca-kaca.
“Iya, cantik sekali menantuku ini,” puji Maya dengan senyum merekah. Teman-teman arisannya pasti akan iri melihat kecantikan menantunya itu.
“Terima kasih, Ma, Tante.” Kirei menatap mama dan mertuanya bergantian.
“Sekarang kamu tidak boleh panggil Tante lagi, ya. Panggil Mama saja karena sekarang kamu sudah menjadi bagian Keluarga Prasetyo.” Maya mengusap pundak Kirei sambil tersenyum bahagia.
“Kita ke ruang resepsi sekarang, yuk. Attala pasti terpesona melihat kecantikan istrinya yang seperti bidadari turun dari langit.” Gayatri menyudahi perbincangan karena penghulu pasti sudah menanti kehadiran mempelai wanita.
Kirei berdiri, lalu merapikan baju kebaya putih hasil rancangannya sendiri. Butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikannya. Bahan brukatnya ia pesan dari luar negeri yang kualitas dan harganya lumayan. Namun, ia sangat puas dengan hasilnya. Kebaya dengan kerah model queen Anne yang digabung dengan kerah jantung hati yang memperlihatkan belahan dadanya. Ditambah payet mutiara yang terbuat dari plastik, resin, atau kaca yang dapat memberikan tampilan yang elegan dan mewah di setiap bordiran bunganya. Apalagi, dipadukan dengan payet Jepang yang memiliki ukuran kecil dan memiliki ciri khas berkilau yang membuat semakin glamour. Untuk dalamnya kebaya, ia mengenakan kemben yang pas dengan bentuk dadanya.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya