Redaksiku.com – Kelompok perlawanan Hizbullah telah tunjukkan perang sebagai pembalasan atas kematian komandan militer senior Hizbullah Fouad Shukr dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Kematian keduanya membawa dampak Hizbullah bersumpah untuk laksanakan pembalasan kepada Israel.
Hizbullah berharap warga di kota-kota selatan untuk tidak merekam keadaan keamanan.
Hizbullah juga menentukan lanjutan kamera pengawas dari internet, yang menurut mereka telah disusupi oleh Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam upaya untuk menghindar segala kemunduran keamanan, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dan Menteri Pertahanan John Healey tiba di Beirut untuk berunding.
Mereka berunding dengan Ketua Parlemen Nabih Berri, Perdana Menteri Najib Mikati, dan Menteri Luar Negeri Abdullah Bou Habib.
“Semua pihak untuk menghargai dan laksanakan Resolusi 1701 dan seluruh ketetapan serta persyaratannya,” kata Lammy.
Mikati menyebutkan Lebanon menghargai pesan dukungan dari Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang disampaikan oleh ke-2 menteri luar negeri.
Ia mengedepankan bahwa Israel telah melanggar kedaulatan Lebanon dan menyerang Lebanon, yang merupakan pelanggaran hukum internasional, dan menyerang warga sipil secara terang-terangan tiap-tiap hari.
“Solusinya cuma bersifat politis dengan menerapkan resolusi internasional, juga Resolusi PBB 1701,” kata dia.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah menyebutkan Israel dan mereka yang berada di baliknya mesti menanti tanggapan dari pihaknya yang tidak mereka elakan.
“Anda tidak mengetahui batas merah apa yang telah Anda lewati,” kata Nasrallah.
Pernyataan itu tandanya Poros Perlawanan tunjukkan perang terbuka dan siap menggempur Israel dari segala arah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyebutkan di dalam sebuah pernyataan bahwa negaranya telah di dalam siaga penuh hadapi gempuran poros perlawanan.
“Israel berada ttingkat persiapan yang terlalu tinggi untuk skenario apa pun, baik defensif maupun ofensif,”katanya.
“Mereka yang menyerang kami, kita akan menyerang balik,” sambungnya.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebutkan kepada AFP bahwa pejabat Iran berjumpa di Teheran dengan perwakilan poros perlawanan, aliansi lkelompok yang dapat dukungan Teheran yang memusuhi Israel.
Pertemuan itu untuk mengulas beberapa langkah mereka setelah itu untuk menyerang Israel.
“Dua skenario dibahas: respons simultan dari Iran dan sekutunya atau respons bertahap dari masing-masing pihak,” kata sumber yang tak menginginkan disebutkan namanya.
Pemimpin pemberontak Houthi Yaman yang dapat dukungan Iran bersumpah untuk laksanakan respons secara militer “eskalasi besar” Israel.
Para analis menyebutkan kepada AFP bahwa pembalasan akan ditunaikan secara terukur untuk menjauhi konflik yang lebih luas.
Iran dan kelompok-kelompok yang didukungnya “kemungkinan besar akan mencoba untuk menghindar perang, pas juga secara kuat membatasi Israel untuk melanjutkan kebijakan baru ini, kejutan dan keresahan yang ditargetkan ini,” kata Amal Saad, seorang peneliti Hezbollah dan dosen di Universitas Cardiff Inggris.
AS Siagakan Kapal Perang
Amerika Serikat juga bersiap hadapi potensi eskalasi, juga pasukannya, dikarenakan Washington diakui terlibat di dalam membantu Israel dengan intelijen dan senjata.
Dukungan ini digunakan oleh Iran dan Hizbullah untuk mengancam aset AS di kawasan tersebut.
“Kami bersiap hadapi seluruh skenario, mungkin evakuasi warga Amerika dari kawasan berikut atau serangan pasukan kami,” kata seorang pejabat AS kepada Al Arabiya.
Pentagon memerintahkan sebagian kapal perang dan aset militer lainnya ke Timur Tengah tak lama sehabis serangan Hamas 7 Oktober terhadap Israel.
Alasan utamanya adalah untuk menghindar Iran atau group lain yang didukungnya terhubung front kedua, kata pejabat AS.
Pejabat AS mengonfirmasi bahwa setidaknya tersedia 12 kapal perang Amerika di wilayah tersebut, juga kapal induk USS Theodore Roosevelt dan lebih dari 4.000 marinir dan pelaut.
Namun, aset-aset tersebut, yang meliputi kapal perusak dan kapal amfibi, telah berada di wilayah berikut sepanjang berbulan-bulan.
“Belum tersedia perintah baru secara khusus, apakah itu evakuasi atau lainnya,” kata pejabat AS lainnya kepada.
“Namun, kita mengetahui di dalam posisi untuk melaksanakan, kecuali diperlukan, perintah apa pun yang diberikan,” sambungnya.
Departemen Luar Negeri AS, Rabu menganjurkan warga AS untuk tidak bepergian ke Lebanon atau Israel utara dikarenakan meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
Belum tersedia ketetapan yang diambil alih untuk mengevakuasi warga negara atau pegawai pemerintah dari ke-2 negara tersebut.
Pejabat AS menyebutkan mereka diberi peringatan sementara sebelum akan operasi Israel yang menewaskan Fuad Shukr dari Hizbullah, tetapi membantah terlibat di dalam serangan ini.
Israel mengaku bertanggung jawab sehabis serangan itu berlangsung di jantung benteng Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.
Israel menyebutkan serangan itu merupakan respons sebuah roket yang menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan menewaskan sebagian anak akhir pekan lalu.
Halaman : 1 2 Selanjutnya