Redaksiku.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambruk awal perdagangan sesi I Kamis (19/12/2024), sehabis bank sentral Amerika Serikat (AS) menentukan untuk kembali memangkas suku bunga acuannya.
Per pukul 09:10 WIB, IHSG ambruk 1,46% ke posisi 7.003,93. IHSG berada dititik rawan sebab hampir mendekati level psikologis 6.900.
Nilai transaksi indeks sesi I hari ini udah meraih lebih kurang Rp 1,8 triliun dengan melibatkan 2,2 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 140.712 kali. Sebanyak 79 saham menguat, 350 saham melemah, dan 153 saham condong stagnan.
Tercatat seluruh sektor kembali berada di zona merah hari ini sampai koreksinya lebih dari 1%. Adapun sektor bahan baku dan teknologi menjadi yang paling gawat tiap-tiap meraih 2,18% dan 2,08%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara dari sisi saham, dua saham perbankan raksasa kembali menjadi penekan utama IHSG di awal sesi I hari ini, yakni saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang meraih 15,6 indeks poin dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 11,6 indeks poin.
Selain dua saham perbankan raksasa, ada terhitung emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 9,5 indeks poin dan emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 6,9 indeks poin.
Berikut saham-saham yang menjadi penekan IHSG sesi I hari ini:
IHSG ambles sehabis bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali memangkas suku bunga acuannya.
Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fedmemangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,35-4,50%, cocok ekspektasi pasar. Akan namun di balik pemangkasan, bank sentral AS berikut menandakan bakal lebih hati-hati.
The Fed membuktikan bahwa mereka bisa saja cuma bakal turunkan dua kali kembali 2025. Ekspektasi berikut tercermin dari dot plot paling baru November ini. Dot plot merupakan matriks ekspektasi dan pandangan suku bunga jaman depan dari tiap-tiap bagian Federal Open Market Committee (FOMC).
Bahkan merujuk dot plot terbaru, dua pemotongan yang diekspektasikan 2025 ini cuma 1/2 dari tujuan komite ketika plot berikut terakhir diperbarui September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps 2025.
“Dengan langkah hari ini, kami udah turunkan suku bunga sebesar satu poin kadar dari puncaknya, dan stance kebijakan kami kini jauh lebih longgar. Oleh sebab itu, kami dapat lebih berhati-hati waktu perhitungkan penyesuaian lebih lanjut suku bunga kebijakan kami.” ujar Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat.
IHSG terhitung ambles sehabis Bank Indonesia (BI) kembali menghambat suku bunga acuannya kemarin. Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) menentukan menjaga suku bunga acuan BI Rate di level 6% per November 2024. Keputusan ini di luar ekspektasi yang memproyeksikan BI Rate bakal turun.
Ditahannya kembali suku bunga acuan BI berlangsung di tengah pelemahan nilai ganti rupiah dolar Amerika Serikat (AS).
“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia 17-18 Desember 2024 menentukan untuk menjaga BI-Rate sebesar 6,00%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo didalam konferensi pers, Rabu (18/12/2024).
Sementara itu, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Sebelumnya, konsensus yang dikumpulkan dari 15 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI bakal memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,75%.
Sedangkan beberapa instansi lainnya atau sebanyak enam institusi memproyeksi bahwa BI bakal kembali menghambat suku bunganya di level 6%.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan ketetapan menjaga suku bunga ini berkesinambungan dengan arah kebijakan moneter untuk menegaskan selamanya terkendalinya inflasi dengan sasaran 2,5% plus minus 1% 2024 dan 2025 dan juga mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai ganti rupiah dari dampak tambah tingginya ketidakpastian perekonomian world akibat arah kebijakan AS dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah,” ujarnya didalam paparan hasil RDG BI, Rabu (18/12/2024).
Di sisi lain, Perry menegaskan area penurunan suku bunga acuan atau BI Rate masih terbuka, biarpun bank sentral lebih hati-hati mengingat dampak ketidakpastian world nilai ganti rupiah.
Perry mengungkap fokus utama bank sentral waktu ini mengarah ke stabilitas nilai tukar. Hal ini ditenggarai oleh ada pergantian di tataran global, di antaranya rencana kebijakan perdagangan presiden terpilih AS Donald Trump, kenaikan imbal hasil US Treasury dan tren kenaikan inflasi global.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channels
Penulis : Redaksiku
Editor : Redaksiku
Sumber Berita : Redaksiku