Di segi lain, Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini menjelaskan bahwa Indonesia yang telah formal menjadi bagian selamanya organisasi internasional BRICS wajib mampu beri tambahan manfaat yang nyata bagi rakyat tanah air. Meski sesungguhnya secara domestik, manfaat keanggotaan BRICS mampu menjadi tidak langsung mulai oleh masyarakat.
Ketimpangan ekonomi dan kesenjangan digital di Indonesia adalah isu-isu mendesak yang tidak mampu diselesaikan hanya dengan menjadi bagian aliansi global.
Oleh sebab itu, pemerintah wajib merancang langkah yang memastikan manfaat dari BRICS terlampau terdistribusi hingga ke akar rumput. Tanpa ini, keanggotaan hanya dapat menjadi sekadar simbol tanpa efek nyata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah hal yang wajib dijalankan di antaranya, Indonesia wajib memperkuat perannya sebagai jembatan komunikasi di dalam BRICS.
Dengan posisi netral dan kebijakan luar negeri yang bebas aktif, Indonesia mampu menjadi mediator di dalam menghimpun keperluan yang banyak variasi di antara bagian BRICS.
Ini adalah kesempatan untuk memposisikan diri sebagai pemimpin moral di panggung internasional, mengadvokasi agenda-agenda global yang inklusif dan berorientasi pada pembangunan.
Indonesia juga wajib pakai keanggotaan BRICS untuk memperkuat agenda nasional, bukan sekadar menyesuaikan diri dengan prioritas kelompok.
Dalam konteks transisi energi, misalnya, Indonesia mampu menginisiasi pembentukan dana spesifik di dalam BRICS untuk mendukung pengembangan teknologi kekuatan terbarukan di negara-negara berkembang.
Inisiatif ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di BRICS namun juga berikan manfaat langsung bagi pembangunan domestik.
Indonesia pun wajib pro-aktif mendorong BRICS untuk lebih melibatkan sektor swasta dan penduduk sipil di dalam pengambilan keputusan. Ini mutlak agar kebijakan yang dihasilkan lebih relevan dan berdampak luas.
Sebagai negara demokrasi terbesar di BRICS, Indonesia miliki legitimasi untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas di dalam grup ini.
Memang, keanggotaan Indonesia di BRICS membuka babak baru di dalam diplomasi ekonomi global.
Namun, kesuksesan langkah ini tidak terdapat pada keanggotaan itu sendiri, melainkan pada bagaimana Indonesia pakai posisi ini untuk meraih target strategisnya.
Di sedang kompleksitas geopolitik dan ekonomi global, Indonesia wajib cerdas membaca kesempatan sekaligus bijak mengelola tantangan.
Dengan demikian, keanggotaan BRICS bukan sekadar status, namun alat untuk memperkuat posisi Indonesia di pentas dunia.
Kuncinya adalah fleksibilitas dan keberanian untuk berpikir melampaui paradigma lama. Indonesia tidak hanya wajib menjadi pengikut di dalam BRICS, namun juga pencipta agenda.
Dengan pendekatan yang strategis, BRICS mampu menjadi panggung bagi Indonesia untuk perlihatkan kepemimpinan global yang relevan dan progresif.
Keanggotaan ini bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari peran baru Indonesia di dalam membentuk jaman depan ekonomi dunia.
Bangsa ini sedang melangkah menuju babak baru diplomasi ekonomi menuju ketangguhan posisi di tingkat global.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channels
Penulis : Redaksiku
Editor : Redaksiku
Sumber Berita : Berbagai Sumber
Halaman : 1 2