Ini Dia Sejarah Festival Ogoh-ogoh: Tradisi Spektakuler Menyambut Nyepi di Bali.
Berikut ini sejarah dari festival Ogoh-ogoh, tradisi yang ada di Bali.
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, yang tercermin dalam berbagai tradisi unik di setiap daerahnya.
Salah satu tradisi yang paling menarik perhatian adalah Festival Ogoh-ogoh yang diadakan setiap tahun di Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Festival ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi, yang menandai pergantian Tahun Baru Saka.
Lebih dari sekadar sebuah perayaan, Festival ini memiliki makna mendalam dalam kehidupan spiritual masyarakat Hindu di Bali.
Ritual ini melambangkan perlawanan terhadap kekuatan negatif serta upaya penyucian diri sebelum memasuki hari suci Nyepi.
Keindahan visual dan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya membuat festival ini menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Makna dan Sejarah
Ogoh-ogoh berasal dari kata “ogah-ogah” dalam bahasa Bali, yang berarti sesuatu yang digoyang-goyangkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), festival ini didefinisikan sebagai patung yang terbuat dari bambu, kertas dan bahan lainnya, berbentuk raksasa atau sosok menyeramkan, yang diarak keliling desa sebelum akhirnya dibakar.
Festival ini merupakan bagian dari upacara Ngrupuk, yang dilakukan sehari sebelum Nyepi sebagai simbol pembersihan diri dan lingkungan dari energi negatif.
Dalam kepercayaan Hindu, festival tersebut melambangkan Bhuta Kala, yaitu kekuatan alam dan waktu yang besar.
Oleh karena itu, biasanya berbentuk makhluk raksasa dengan wajah menyeramkan, kuku panjang, dan rambut berantakan.
Tradisi ini memiliki akar dalam pertunjukan rakyat seperti Barong Landung dan atraksi Ndong-Nding yang berasal dari Kabupaten Gianyar dan Karangasem. Seiring waktu, festival ini berkembang menjadi ajang kreativitas yang menarik perhatian masyarakat lokal maupun wisatawan.
Prosesi Pawai Ogoh-Ogoh
Pawai tersebut berlangsung pada malam sebelum Nyepi. Ogoh-ogoh yang telah dibuat dengan penuh kreativitas akan diarak keliling desa oleh masyarakat.
Sebelum diarak, patung ini didoakan terlebih dahulu agar energi negatifnya dapat dinetralisir.
Saat arak-arakan berlangsung, suasana menjadi meriah dengan suara tabuhan gamelan dan teriakan semangat dari para pengusung. Setelah berkeliling, ogoh-ogoh dibawa ke tempat pembakaran dan dibakar sebagai simbol pemusnahan energi negatif. Proses ini disebut Nyomya Kala, yang bertujuan untuk mengubah energi negatif menjadi positif.
Jadwal dan Lokasi Festival Ogoh-Ogoh 2025
Pada tahun 2025, Festival Ogoh-Ogoh akan diselenggarakan pada Jumat, 28 Maret 2025, sehari sebelum Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 29 Maret 2025. Pawai biasanya dimulai pada sore hari menjelang matahari terbenam dan berlangsung hingga malam.
Berikut adalah beberapa lokasi terbaik untuk menyaksikan Festival Ogoh-Ogoh di Bali:
- Kuta: Pasar Kuta
- Legian: Jalan Legian dekat Hotel Mercure
- Kerobokan: Lio Square
- Seminyak: Camplung Tanduk
- Denpasar: Lapangan Puputan
- Sanur: Dekat McDonald’s Sanur
- Ubud: Jalan utama Ubud, termasuk area Patung Dewa Indra (Jalan Raya Andong) dan Perempatan Puri Ubud
Perayaan Nyepi 2025 di Bali
Setelah Festival Ogoh-ogoh, masyarakat Bali memasuki Hari Raya Nyepi pada Sabtu, 29 Maret 2025, yang dimulai pukul 05.59 WITA hingga Minggu, 30 Maret 2025 pukul 06.00 WITA. Nyepi merupakan hari suci bagi umat Hindu di Bali, di mana seluruh aktivitas dihentikan selama 24 jam.
Selama Nyepi, tidak ada kendaraan di jalan, pertokoan tutup, sekolah libur, bahkan bandara pun berhenti beroperasi.
Masyarakat dan wisatawan diminta untuk tetap berada di dalam rumah atau penginapan tanpa menyalakan lampu atau melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan gangguan. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi umat Hindu untuk berintrospeksi dan bermeditasi.
Festival Ogoh-ogoh: Antara Tradisi dan Pariwisata
Festival Ogoh-ogoh bukan hanya memiliki nilai spiritual dan budaya, tetapi juga berkontribusi pada sektor pariwisata di Bali.
Setiap tahunnya, festival ini menarik perhatian ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menyaksikan kemegahan dan kreativitas masyarakat Bali dalam membuat ogoh-ogoh.
Pembuatan ogoh-ogoh sendiri melibatkan berbagai kelompok masyarakat, terutama anak muda, yang bersaing untuk menciptakan patung terbaik. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, festival ini juga memberikan dampak ekonomi yang positif, seperti meningkatnya pendapatan dari sektor pariwisata dan industri kreatif di Bali.
Festival Ogoh-ogoh adalah salah satu tradisi paling menarik di Bali yang menggabungkan seni, budaya, dan spiritualitas dalam satu perayaan spektakuler.
Selain menjadi bagian dari ritual keagamaan menjelang Nyepi, festival ini juga berfungsi sebagai ajang pemersatu masyarakat dan daya tarik wisata yang kuat.
Jika kamu berencana mengunjungi Bali pada Maret 2025, pastikan untuk menyaksikan Festival Ogoh-ogoh yang penuh warna dan makna ini.
Sebuah pengalaman budaya yang tak hanya memukau mata, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang kearifan lokal masyarakat Bali.
Halaman : 1 2 Selanjutnya