Overthinking terjadi saat proses berpikir hilang kendali sehingga menyebabkan kegelisahan, serta mendorong insting kognitif biasa menjadi aktif. Bahkan, dapat menjadi gejala dan ungkapan gangguan kesadaran mental lain seperti gangguan kecemasan umum atau depresi.

Overthinking juga bahkan merupakan aktivitas mental yang merusak, baik berupa menganalisis, menghakimi,memantau,mengevaluasi, mengendalikan,mengkhawatirkan dalam satu waktu. Sehingga, hal ini sangat harus dihindarin.

Dilansir dari YouTube Kok Bisa. Ciri yang menandakan overthinking seperti berikut ini:

1. Kerap sadar dengan pikiran sendiri dari waktu ke waktu.

2. Terlibat dalam meta tought yang berarti memikirkan pikiran sendiri.

3. Berusaha keras mengendalikan atau menyetir pikiran sendiri.

4. Tidak menyukai atau gelisah terhadap pikiran spontan dan sering merasa beberapa pikiran yang muncul tidak diinginkan.

5. Berpikir untuk diri sendiri sering terasa seperti pertarungan impuls yang bersaing.

6. Kerap mempertanyakan,meragukan, menganalisis dan menilai pikiran sendiri.

7. Saat menghadapi krisis kerap menyalahkan pikiran dan diri sendiri sebagai sumber permasalahan.

8. Berfokus dalam memahami pikiran dan mekanisme sendiri.

9. Memiliki masalah dalam pengambilan keputusan dan meragukan pikiran yang diambil.

10. Banyal hal yang dikhawatirkan dan dicemaskan.

11. Mencapai diri sendiri terlibat dalam pola pikiran negatif secara terus menerus.

12. Terkadang merasa tidak dapat menghindari dari pikiran yang berulang, meski sudah berlalu dan tidak ada lagi yang dapat dilakukan.

Hakikat overthinking terletak pada ungkapan ketika berpikir,melompati, dan melampui apa yang bermanfaat.Selain itu, Penyebab overthinking jarang menjadi pusat overthinking itu sendiri.

Kemampuan Berpikir dan Gangguan Kecemasan Jadi Penyebab Overthinking

Kemampuan berpikir adalah kemampuan untuk merefleksi,menganalisis, menginterograsi proses berpikir sendiri yang mana merupakan akar kesuksesan yang telah digapai.Sedangkan,kecemasan adalah perihal kepribadian atau kecenderungan biologis sesuatu yang diperoleh dari orangtua dengan tingkat kecemasan sama.

Kecemasan kerap ditemukan dengan gangguan psikologis depresi maupun fisik seperti sindrom iritasi usus.Unsur pola makan, gaya hidup yang penuh stres, trauma masa lalu, budaya berperan memicu gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan bersifat multifactorial atau berasal dari gangguan penyebab berbeda dan masing masing mempunyai cara interaksi unik. Penyebab utama kecemasan berasal dari golongan bawaan atau asuhan, meski belum terasa,penyebab tersebar gangguan kecemasan terletak pada faktor intrinsik sebagai seorang individu.

Penyebab utama gangguan kecemasan: genetik, bahwa kromosom 9 menyebabkan gangguan kecemasan tapi memiliki gen tersebut belum tentu mengembangkan gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan memiliki 26% heritabilitas,26% virabilitas mengalami gangguan kecemasan atau tidak, dapat dibuktikan secara genetik,74%lainnya berasal dari lingkungan seperti keluarga, pengalaman masa lalu dan gaya hidup yang dijalani.

Ada dua cara mendapat warisan dari orangtua secara genetik dan pola asuh, pengalaman formatif sejak dini.Sebagian gen dapat dinonaktifkan atau aktifkan dengan proses molekular salah satunya dengan proses metilasi.Pengalaman hidup dapat mematikan eskpresi genetik melalui metilasi.

Overthinking dapat terperangkap dalam menganalisis, menolak dan menimbang ulang kemungkinan yang lain.Gangguan kecemasan juga bisa membangkitkan ketakutan terbesar dalam memulai sesuatu.

Overthinking dapat diperparah dengan pemicu perasaan rendah kemampuan personal, hubungan dengan orang tertentu, kesehatan mental, fisik. Kebiasaan harian dapat memicu gangguan kecemasan

Gangguan mental murni berada di dalam tubuh pengidapnya, misalnya ketidakseimbangan kimiawi di otak . Adapun Hipotres terjadi ketika tidak cukup ditantang oleh lingkungan. Stres merupakan sesuatu yang ada di lingkungan yaitu tekanan eksternal. Sementara gangguan kecemasan adalah pengalaman internal atas tekanan tersebut.

Respons stres bisa meliputi amarah dan emosi serta gejala fisik lain seperti insomnia, gangguan pencernaan,sulit berkonsentrasi. Gangguan depresi mayor dan gangguan kecemasan umum memiliki hubungan kuat dengan pengalaman traumatis sebelumnya. Salah satu prediktor gangguan mental orang dewasa terjadi karna pengalaman trauma, kekerasan dan pengabaian masa kanak kanak. Kasus pemerkosaan akan menyebabkan respon fisiologis tinggi.

Faktor lingkungan entah itu dirumah atau tempat kerja menyebabkan gangguan kecemasan. Aspek pengembangan stres berupa perilaku dan sikap.***

Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels