Pembahasan terkait diet sangat berhubungan erat dengan obesitas. Obesitas merupakan suatu status kesehatan abnormal dengan keadaan berat badan yang berlebih atau diluar normal yang ditentukan. Berat badan abnormal ini bisa disebabkan karena faktor genetik, faktor lingkungan, serta faktor makanan yang dikonsumsi oleh konsumen tersebut. Dilihat dari pandangan ilmiah, faktor dari obesitas itu sendiri adalah ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dan keluar dari dalam tubuh. Selain dari kalori, percampuran antara asupan karbohidrat yang masuk dan kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga itu juga merupakan salah satu faktor terjadinya obesitas. Banyaknya opini menggiring dari sebagian literatur bahwa obesitas disebabkan karena berlebihnya para kosumen memakan makanan sumber lemak. Akan tetapi faktanya, penyebab obesitas bukan disebabkan dari lemak melainkan dari meningkatnya asupan makanan sebagai sumber karbohidrat. Dengan ini, salah satu bentuk upaya memperbaiki status kesehatan yang abnormal dengan melakukan kegiatan penurunan badan seperti diet.
Diet dapat menghasilkan penurunan berat badan dalam jangka waktu yang singkat. Salah satu program diet yang masih sering digunakan yaitu diet ketogenik. Diet ketogenik merupakan program diet yang memperhatikan sumber lemak sebagai sumber energi dengan mengurangi konsumsi karbohidrat. Komposisi dari diet ini tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat. Berbicara ilmiah, diet ketogenik ini akan membuat tubuh membakar lemak daripada karbohidrat. Dengan sedikitnya asupan karbohidrat yang masuk, akan membuat hepar (hati) mengubah lemak menjadi asam lemak. Apabila kadar asam lemak meningkat maka sistem badan keton akan terbentuk. Badan keton ini yang akan masuk ke otak dan menggantikan karbohidrat sebagai sumber energi, disebut makan tinggi lemak rendah karbohidrat. selain digunakan untuk program penurunan berat badan juga diet ini bisa digunakan pada pasien yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus karena dapat mengurangi kadar darah dalam tubuh dengan pemanfaatan lemak sebagai sumber energinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diet ketogenik selain sebagai alternatif pengurangan berat badan untuk penderita diabetes melitus, diet ini juga pernah dikembangkan pada tahun 1920-an sebagai pengobatan dari epilepsi. Barulah diet ini dikenalkan sebagai pengobatan obesitas pada tahun 1960-an bahkan hingga saat ini.
Ketogenesis merupakan proses panjang pemecahan lemak, yaitu proses oksidasi asam lemak atau oksidasi beta dengan memanfaatkan bantuan enzim asil-KoA yang dikonversi menjadi sintetase di sitoplasma. Asil-KoA dikonversi menjadi Asetil-KoA dengan memerlukan FAD yang dikatalis oleh Asil-KoA dehydrogenase. Singkatnya, ketogenesis merupakan alat sebagai jalur pembuatan atau jalan produksinya badan keton sebagai sumber energi alternatif bagi tubuh. Jalur atau regulasi ketogenesis ini akan digunakan saat asupan karbohidrat dalam tubuh menurun dratis dalam artian kadar asam lemak meningkat. Keadaan seperti tidur malam dan pada saat keadaan berpuasa regulasi.
ketogenesis ini digunakan untuk menyalurkan badan keton karena sedikitnya asupan karbohidrat saat tidur. Itulah mengapa salah satu alasan diet ini disebut diet ketogenik karena memanfaatkan sirkulasi ketogenesis untuk penyaluran badan keton sebagai sumber energi. Penggunaan sumber energi alternatif seperti halnya sumber glukosa akan digantikan oleh lemak dan protein dapat memengaruhi kemampuan proliferasi sel pankreas dan ketahanan sel pankreas seperti halnya pendapat para literatur bahwa diet ketogenik ini dapat memberikan keuntungan atau dampak positif. Dari sisi negatif, tidak sedikit juga yang beropini bahwa penggunaan program diet ketogenik dengan sembarangan tanpa pengawasan yang maksmal dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap ketahanan sel pankreas.