Mahfud MD Tegaskan Putusan MK soal Cawapres Salah: Saya Tidak Suka

- Penulis

Senin, 26 Februari 2024 - 20:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahfud MD Tegaskan Putusan MK soal Cawapres Salah: Saya Tidak Suka

Mahfud MD Tegaskan Putusan MK soal Cawapres Salah: Saya Tidak Suka

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang syarat usia pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2024 telah menuai reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Menko Polhukam Mahfud MD.

Menko Polhukam ini mengakui bahwa dia tidak setuju dengan putusan MK yang mengubah syarat usia pendaftaran capres-cawapres.

Mahfud MD Tegaskan Putusan MK soal Cawapres Salah: Saya Tidak Suka
Mahfud MD Tegaskan Putusan MK soal Cawapres Salah: Saya Tidak Suka

Dalam wawancara eksklusif yang disiarkan di saluran YouTube Mata Najwa, Mahfud menyebut keputusan MK tersebut sebagai salah secara fundamental.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Mahfud, keputusan MK tersebut dapat dipertanyakan karena seharusnya MK berperan sebagai lembaga negative legislator, yang dalam teorinya tidak seharusnya memutuskan perkara semacam itu.

Namun, ketika keputusan tersebut sudah diambil, ada juga dalil yang menyatakan bahwa putusan MK bersifat mengikat dan final.

Sebagai mantan Ketua MK, Mahfud mengakui bahwa hakim MK tidak dapat dipidanakan karena putusan yang mereka buat.

Jika ada perselisihan atau keluhan mengenai keputusan tersebut, proses yang dapat diikuti adalah melaporkan hakim MK ke Dewan Etik, bukan proses pidana.

Dengan jite, Mahfud mencoba menjelaskan bahwa walaupun putusan tersebut disalahkan, hukum tidak memberikan dasar untuk mempidanakan hakim MK.

Terkait putusan MK yang memicu perdebatan karena Ketua MK, Anwar Usman, adalah adik ipar Presiden Joko Widodo, Mahfud juga menyentuh asas “nemo judex in causa sua,” yang berarti bahwa seseorang yang memiliki hubungan keluarga atau kepentingan pribadi dalam suatu perkara tidak boleh menjadi hakim dalam kasus tersebut.

Namun, Mahfud tidak secara langsung mengkritik keputusan MK dengan dalih tersebut, melainkan sekadar memberikan pandangan hukum terkait konflik kepentingan.

Baca Juga:  KPK Tegaskan Pengamatan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Bukan Tiba-tiba

Di sisi lain, bakal calon presiden, Ganjar Pranowo, tampaknya tidak terlalu terganggu dengan putusan MK tersebut.

Ganjar mengungkapkan bahwa keputusan tersebut tidak memengaruhi sikap dan keyakinannya, serta bahwa masyarakat seharusnya yang menilai keputusan MK.

Baginya, keputusan tersebut dapat dianggap sebagai keliru oleh sebagian masyarakat, dan proses selanjutnya adalah dengan mengambil tindakan etik.

Meskipun dirinya adalah salah satu calon potensial dalam Pilpres 2024, Ganjar tidak merasa terganggu oleh perubahan aturan tersebut.

Ia berharap agar proses politik nasional berjalan dengan baik dan sehat.

Dalam keputusannya, MK mengubah syarat usia pendaftaran capres-cawapres menjadi minimal 40 tahun atau berpengalaman sebagai kepala daerah.

Keputusan tersebut membuka peluang bagi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang berusia 36 tahun, untuk maju dalam Pilpres 2024.

Gibran pun telah disebut-sebut sebagai salah satu kandidat cawapres yang mungkin mendampingi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden mendatang.

Perdebatan mengenai keputusan MK ini mencerminkan kompleksitas politik dan hukum di Indonesia.

Keputusan tersebut juga menyoroti isu perubahan syarat calon presiden yang berdampak signifikan pada dinamika pemilihan presiden di masa depan.

Meskipun Mahfud MD mengkritik putusan tersebut, aturan hukum yang berlaku membatasi kemungkinan untuk melawan keputusan MK dengan tindakan pidana, dan pengaturan etika menjadi wadah yang mungkin untuk mengatasi ketidaksetujuan terhadap putusan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, akan menjadi menarik untuk melihat bagaimana putusan ini akan memengaruhi peta politik Indonesia dan dinamika pemilihan presiden yang akan datang.

 

Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Penggunaan QRIS dan GPN Dibahas di tengah Negosiasi Tarif Trump AS
Relawan menyambut pertemuan Prabowo-Megawati
RUU Sisdiknas Menuai Kontroversi! Perubahan Sertifikasi Guru dan PPG Dipertanyakan, Ini Tanggapan DPR
Kabar Baik! Menteri PKP Siapkan 220.000 Rumah Subsidi, Wartawan hingga Petani Dapat Jatah Khusus, Ini Detailnya
DPR RI Setujui RUU Perubahan UU KUHAP Masuk Prolegnas Prioritas 2025
Kritik 100 Hari Kinerja Menteri HAM Natalius Pigai, DPR: Dugaan Pelanggaran HAM di PSN Rempang Tak Tersentuh
Mahkamah Konstitusi Selesaikan 270 Sengketa Pilkada 2024, Ini Daftar 40 Perkara yang Masih Berjalan
Profil Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM yang Kini Tuai Kontroversi Akibat Kebijakan LPG 3 Kg yang Dinilai Menyusahkan Masyarakat

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 09:54 WIB

Penggunaan QRIS dan GPN Dibahas di tengah Negosiasi Tarif Trump AS

Kamis, 10 April 2025 - 16:09 WIB

Relawan menyambut pertemuan Prabowo-Megawati

Kamis, 3 April 2025 - 22:19 WIB

RUU Sisdiknas Menuai Kontroversi! Perubahan Sertifikasi Guru dan PPG Dipertanyakan, Ini Tanggapan DPR

Kamis, 3 April 2025 - 11:42 WIB

Kabar Baik! Menteri PKP Siapkan 220.000 Rumah Subsidi, Wartawan hingga Petani Dapat Jatah Khusus, Ini Detailnya

Selasa, 18 Februari 2025 - 20:37 WIB

DPR RI Setujui RUU Perubahan UU KUHAP Masuk Prolegnas Prioritas 2025

Berita Terbaru

Bisnis

Apa Itu Backlink dan Manfaatnya untuk Website Anda

Sabtu, 19 Apr 2025 - 21:19 WIB

Dokter Iril Ternyata Cabuli Empat Pasiennya di Garut

Viral

Dokter Iril Ternyata Cabuli Empat Pasiennya di Garut

Kamis, 17 Apr 2025 - 15:46 WIB