Mengenal FWA: Sistem Kerja Fleksibel bagi ASN.
Tahukah kamu apa itu kebijakan FWA yang akan diterapkan ke ASN pada mudik lebaran 2025 nanti? Jika belum, yuk simak di sini!
Dalam era digital dan mobilitas tinggi, sistem kerja fleksibel menjadi solusi yang semakin diterapkan di berbagai sektor, termasuk pemerintahan. Pemerintah Indonesia pun mengadopsi konsep ini melalui kebijakan Flexible Working Arrangement (FWA) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produktivitas pegawai, tetapi juga memberikan efek positif terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk mobilitas masyarakat saat mudik Lebaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu, apa sebenarnya FWA, bagaimana implementasinya bagi ASN, serta bagaimana kebijakan ini dapat membantu mengurangi kepadatan arus mudik? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu FWA?
Flexible Working Arrangement (FWA) adalah sistem kerja yang memungkinkan pegawai menjalankan tugasnya dengan fleksibilitas dalam lokasi dan waktu kerja.
Kebijakan ini telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2023 (Perpres 21/2023) tentang hari kerja dan jam kerja instansi pemerintah serta ASN.
Tujuan utama dari penerapan FWA bagi ASN adalah:
- Meningkatkan produktivitas kerja melalui sistem yang lebih fleksibel.
- Memberikan kepastian hukum terhadap sistem kerja fleksibel bagi ASN.
- Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan tetap menjaga efektivitas kerja meskipun dilakukan dari lokasi yang berbeda.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua ASN dapat menerapkan FWA. Pimpinan instansi memiliki kewenangan untuk menentukan jenis pekerjaan serta pegawai yang dapat bekerja dengan sistem ini, sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pelayanan publik.
Siapa Saja yang Tidak Bisa Menggunakan FWA?
Meskipun memberikan fleksibilitas bagi sebagian besar ASN, kebijakan FWA tidak berlaku bagi beberapa kelompok berikut:
- Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pegawai ASN di lingkungan kementerian yang menangani urusan pertahanan yang bertugas di lingkungan TNI.
- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan pegawai ASN yang bekerja di lingkungan Polri.
- Pegawai ASN yang bekerja di perwakilan Indonesia di luar negeri, seperti kedutaan besar dan konsulat.
Kelompok tersebut dikecualikan karena memiliki tugas yang memerlukan kehadiran fisik dan keterlibatan langsung dalam operasional yang tidak dapat dilakukan secara fleksibel.
Dampak FWA terhadap Arus Mudik Lebaran 2025
Salah satu dampak besar dari penerapan FWA adalah potensinya dalam mengurangi kepadatan arus mudik Lebaran.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan, penerapan kebijakan Work From Anywhere (WFA) dapat mengurangi lonjakan pemudik hingga 4,7 juta orang.
Dalam survei tersebut, dilakukan perbandingan antara skenario tanpa pemberlakuan WFA dan dengan pemberlakuan WFA.
Hasilnya menunjukkan bahwa jika WFA diterapkan, lonjakan pemudik tidak akan sepadat skenario tanpa WFA.
Pergerakan arus mudik diperkirakan akan mencapai puncaknya pada H-3 Lebaran 2025 dengan potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran diprediksi mencapai 146,48 juta jiwa, atau 52 persen dari total populasi Indonesia.
Adapun moda transportasi utama yang dipilih masyarakat untuk mudik antara lain:
- Mobil pribadi: 23 persen atau 33,69 juta orang
- Bus: 16,9 persen atau 24,76 juta orang
- Kereta api antarkota: 16,1 persen atau 23,58 juta orang
- Pesawat: 13,5 persen atau 19,77 juta orang
- Sepeda motor: 8,7 persen atau 12,74 juta orang
Dengan diterapkannya FWA, para pegawai yang bekerja dari luar kota dapat menyesuaikan waktu kepulangan mereka lebih awal atau setelah puncak arus mudik, sehingga mengurangi kepadatan di jalan dan transportasi umum.
Strategi Pemerintah dalam Mengelola Arus Mudik
Untuk memastikan kelancaran perjalanan selama Lebaran, Menteri Perhubungan menekankan pentingnya koordinasi dan kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk operator transportasi, BUMN, dan sektor swasta. Fokus utama pemerintah adalah memastikan:
- Kelancaran arus lalu lintas di jalur utama mudik.
- Keamanan dan keselamatan pemudik selama perjalanan.
- Kenyamanan dalam transportasi umum, dengan ketersediaan armada yang memadai.
Selain itu, dengan adanya pemberlakuan FWA, diharapkan pergerakan masyarakat bisa lebih tersebar dan tidak terkonsentrasi dalam satu periode waktu tertentu, sehingga kemacetan dapat dikurangi.
Flexible Working Arrangement (FWA) adalah kebijakan kerja fleksibel bagi ASN yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channels