Novel: A Way to Find You (Part 7)

- Penulis

Kamis, 19 September 2024 - 17:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebelumnya: A Way to Find You (Part 6)

***

BAB 7

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Harapan di hati Giska kian bersinar mendengar permohonan Bima yang tiba-tiba. Namun, ia tidak bisa menerima begitu saja. Perempuan itu menarik kasar tangannya hingga terlepas dari cekalan sang suami. “Kamu tahu, kan, aku masih marah?” ucapnya tajam.

“Aku tahu.” Bima menghela napas. “Aku nggak akan ganggu kamu. Aku cuma … nggak mau tidur sendirian.”

Wajah Bima terlihat resah. Semarah-marahnya Giska, ia tidak sampai hati membiarkan lelaki belahan jiwanya itu menderita. Cepat atau lambat, Giska tahu hatinya akan luluh juga.

‘Lihat, tuh. Bisa apa dia kalau nggak ada istrinya?’ gerutu Giska dalam hati.

“Oke. Kalau gitu, aku balik ke kamar. Tapi inget, aku masih belum mau ngomong sama kamu,” jawab perempuan itu dengan lugas.

Bima mengangguk mengerti. Sebenarnya, ada alasan lain kenapa Giska menerima permintaan Bima. Kalau ingin menggali lebih jauh tentang dugaan perselingkuhan suaminya, ia harus melakukan hal yang paling penting, yaitu mengecek ponsel lelaki itu. Aksi tersebut tidak akan bisa ia lakukan apabila posisi mereka pisah kamar.

Keduanya berjalan masuk ke rumah. Tepat saat Giska akan menutup pintu, tiba-tiba hidungnya menangkap aroma tipis bunga-bungaan. Awalnya, Giska belum tahu wangi apa itu, sampai akhirnya menyadari bahwa yang ia cium adalah aroma melati. Bersamaan dengan itu, sayup-sayup terdengar adzan maghrib berkumandang dari kejauhan.

“Mas, kamu cium sesuatu nggak?” tanya Giska. Rasa penasaran mengalahkan egonya, sampai-sampai ia lupa kalau sedang mogok berbicara pada suaminya.

“Cium apa?” tanya Bima yang tengah menyimpan helm miliknya di atas lemari buffet di ruang tamu.

Giska mengendus sekali lagi untuk memastikan. “Wangi melati.”

Gerakan tangan Bima terhenti di udara. Ia dengan cepat menoleh ke arah sang istri. “Nggak, aku nggak cium apa-apa. Cepet, tutup pintunya,” perintah lelaki itu. Wajahnya mendadak dihiasi ekspresi tegang.

“Aneh, padahal tambah kenceng gini wanginya,” gumam Giska sembari menutup daun pintu dan menguncinya. Ia ingat betul, meski ia memiliki beberapa koleksi parfum, tidak ada satu pun yang beraroma melati. Giska diam-diam melirik ke arah Bima. Mengikuti pikiran impulsifnya, perempuan itu berjalan cepat menyusul sang suami yang sudah akan melangkah ke tangga.

‘Lho, udah ilang?’ batin Giska bingung. Sama seperti kemunculannya, aroma melati itu mendadak hilang sama sekali. Namun tetap, Giska menyempatkan diri mengendus tubuh Bima tanpa kentara. Memang tidak ada. Hanya tercium sisa kesegaran parfum aquatic yang telah bercampur dengan keringat dari tubuh lelaki itu. Kecurigaannya tidak terbukti.

Giska akhirnya memutuskan untuk tidak memusingkan hal itu lagi. Mungkin, wangi tadi hanya aroma melati yang sekilas terbawa angin dari luar rumah. Perempuan itu mengambil beberapa barang pribadinya dari kamar tamu sebelum kembali ke kamar mereka di lantai dua.

Pas sekali. Saat Giska tiba, Bima baru masuk ke kamar mandi sambil menenteng handuk. Ini kesempatan Giska untuk mengecek ponsel lelaki itu. Begitu mendengar suara air mengalir, ia buru-buru meraih ponsel suaminya yang tergeletak di nakas, kemudian menelusurinya dengan cermat.

Sejak masa pacaran, mereka tidak pernah saling memeriksa isi ponsel masing-masing, sekali pun saling mengetahui kode sandinya. Bima dan Giska sepakat untuk menghormati privasi satu sama lain meski sudah menjadi pasangan yang sah. Sebesar itulah kepercayaan mereka pada pasangan. Kini, untuk pertama kalinya, Giska melanggar kesepakatan tersebut. Ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya, tapi ia tidak bisa mundur. Situasi saat ini lebih penting dari kesepakatan tak tertulis itu.

Baca Juga:  Novel : Cinta di Penghujung Jalan

Giska membuka satu per satu aplikasi yang memungkinkan Bima berkomunikasi dengan orang lain. Untungnya, ia rajin mengikuti perkembangan tren di media sosial, sehingga tahu apa saja yang harus ia periksa. Sayangnya, tidak ada secuil pun petunjuk atau sesuatu yang mencurigakan. Giska tidak menemukan hal-hal yang mengarah pada perselingkuhan di ponsel Bima. Ia bahkan sudah membuka hampir semua riwayat percakapan di aplikasi pengirim pesan yang sering Bima gunakan, tapi semuanya tampak biasa saja.

Sebentar lagi, Bima akan selesai mandi. Giska berusaha memutar otak. ‘Kira-kira, apa lagi yang harus kuperiksa? Kalau aku inget-inget lagi, Mas Bima mulai bertingkah aneh dari awal Desember kemarin, tepatnya setelah pulang dari … Oh, astaga!’

Giska mendadak terpikirkan sesuatu. Jemarinya dengan cekatan membuka daftar kontak. Ia menyalin satu nomor ke ponselnya sendiri, kemudian mengembalikan ponsel Bima ke atas nakas. Besok pagi, saat sang suami berangkat kerja, ia akan menelepon si pemilik nomor tersebut.

Sesuai dengan apa yang dikatakan Giska, malam itu, ia tidak lagi mengajak suaminya bicara sepatah kata pun. Bima juga menepati janjinya dengan tidak mengganggu. Keduanya bersikap seolah pasangan mereka tak kasatmata. Saat Bima merebahkan diri di tempat tidur, Giska beringsut menjauh sampai ke tepi. Ia tidak mau dekat-dekat dengan sang suami. Bisa-bisa, ia merengek minta peluk dan cium seperti biasa.

Oh Tuhan, berapa lama lagi mereka harus hidup begini?

***

Bima menatap punggung Giska kala sang istri tidur membelakanginya. Perlahan, lelaki itu bergeser mendekat. Ia merasa jarak di antara mereka terlampau jauh karena perempuan itu tidur nyaris di tepi kasur berukuran king tersebut. Percuma saja meminta istrinya kembali tidur di sini kalau ia tetap merasa sendiri.

Bima mengakui, masih ada rasa tidak nyaman saat ia melihat wajah Giska. Selalu ada dorongan di hatinya untuk menjauhi perempuan itu, entah apa alasannya. Kepalanya terasa panas setiap kali berinteraksi dengan sang istri. Namun, semalam, ketika Bima tidur di sini seorang diri, ada satu kejadian yang membuatnya takut.

Di dalam mimpinya, ia tengah duduk menikmati suasana alam pegunungan dari sebuah jendela. Bima berada di dalam kamar yang kini mulai terasa familier baginya. Lalu, tiba-tiba saja, wanita itu muncul. Sosok wanita yang sama yang selalu menghiasi bunga tidurnya selama beberapa hari terakhir. Parasnya yang cantik khas perempuan Indonesia selalu berhasil menghipnotis kesadaran Bima. Ada aura tertentu yang membuat Bima kesulitan mengalihkan fokusnya. Lelaki itu tetap bergeming saat si wanita menjatuhkan diri di pangkuannya. 

“Kamu milikku,” ucap wanita tadi seraya mengusap seuntai rambut yang jatuh di kening Bima. Senyum menawan tersungging di bibir merahnya. Ia sengaja memajukan tubuh hingga dadanya yang menyembul penuh dari balik balutan kemben batiknya menyentuh dada Bima. “Jangan dekat-dekat dengan perempuan itu lagi,” bisiknya di telinga Bima. “Aku tidak suka.”

Kemudian, wanita tersebut menyenandungkan sebuah tembang berbahasa Jawa kuno yang tidak Bima mengerti. Suara wanita itu seolah bergema di kepalanya, lembut mendayu-dayu dengan cengkok yang memanja telinga. Kedua tangannya membelai wajah Bima berulang kali, mulai dari pelipis hingga ke rahang.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB