Novel : Bertahan di Atas Luka Part 40

- Penulis

Kamis, 28 November 2024 - 13:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Novel : Bertahan di Atas Luka Part 40

Prasetya Adikusuma

Sejak bertemu di rumah Marisa saat lebaran lalu, bayangan perempuan bermata bulat itu tak pernah hilang dari benakku. Ia semakin cantik, meskipun terlihat lebih kurus dari saat kami terakhir bertemu di bandara. Amira Dzakiya. Sahabat masa kecil, perempuan masa laluku, dan cintaku yang tak sampai. Entah kenapa, setiap teringat wajahnya, aku semakin jatuh hati.

Namun, aku menyadari sepenuhnya kalau ia adalah istri orang—istri Bayu Ramadhan—dan aku tidak boleh menganggunya. Entah bagaimana awalnya, akhirnya aku dan Amira jadi sering bertemu. Ia juga tidak menolak saat kuajak jalan dan makan di restoran. Memiliki kegemaran yang sama, membuat hubungan kami menjadi cepat akrab kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kami sering diskusi soal buku dan film. Pengetahuan Amira tentang dunia literasi sangat mengagumkan. Kami juga sering mengenang masa-masa ketika masih bekerja.  Tiga serangkai, aku, Amira, dan Marisa. Aku ingat saat terakhir bertemu dengannya sebelum aku menikah dengan Safira. Luka di matanya yang tidak akan terlupa sampai kapan pun. Begitu banyak kenangan indah yang kami miliki. Andai saja Ibu tidak menjodohkan aku dengan Safira, aku dan Amira pasti sudah menikah dan bahagia.

Amira memang tidak mengakui kalau ia mencintaiku. Ia menyimpan rapat-rapat cinta dan lukanya, tapi aku bisa merasakan tatapan dan gerak-geriknya. Semuanya tersimpan rapi, hingga aku menikahi Safira. Amira juga berkenalan dengan seorang lelaki dan tak lama kemudian mereka pun menikah. Meskipun hatiku hancur, aku turut berbahagia. Aku berusaha mencintai Safira. Ia perempuan yang baik dan pintar memasak, berbeda dengan Amira yang jarang ke dapur karena terbiasa bekerja di kantor.

“Kamu nggak suka masak, Mir?” tanyaku suatu siang ketika kami bertiga—aku, Amira, dan Marisa—sedang makan siang di restoran.

“Kenapa tiba-tiba nanya gitu?” Marisa balik bertanya dengan tatapan curiga.

“Lah, gue nanya Mira, kenapa lo yang sewot, Sa?” jawabku terkekeh. “Emang lo juga nggak bisa masak?”

Amira tergelak melihat tingkahku dan Marisa.

“Lo berdua itu kayak Tom and Jerry banget,ya?”

“Lagian lelaki ini, nggak ada panas nggak ada hujan, tiba-tiba nanyain lo bisa masak apa nggak,” gerutu Marisa.

“Masih sambil tertawa Amira menjawab, “Gue bisa masak, tapi nggak ahli-ahli banget. Kalau sekedar masak sup sama dadar telur, ya bisalah …, emang kenapa, Pras?”

“Nggak apa-apa. Terus siapa yang masak di rumah? Kalau nanti lo nikah, gimana? Suami dikasih makan apa?” Aku masih penasaran.

“Nanti kan ada ART, gue akan cari yang pintar masak. Lagian, mana sempat? Gue pagi-pagi harus berangkat kerja biar nggak kena macet.” Amira menjawab dengan tanpa beban.

Baca Juga:  Novel : Bertahan di Atas Luka Part 15

“Emang kenapa, Pras? Jangan bilang lo mau Amira jadi istri lo,” celetuk Marisa curiga.

Wajah Amira merona, membuatku makin jatuh hati.

“Eh … nggak, kok, cuma nanya aja. Lagian mana mau Amira sama gue. Kita kan sahabatan, aneh banget kalau tiba-tiba pacaran, ya kan, Mir?” Aku tersenyum menggoda.

Obrolan itu masih selalu kuingat. Salah satu alasan aku tidak menikahi Amira.  Ibuku adalah seorang perempuan yang sangat melayani suami serta mahir memasak. Ibu selalu memasak untuk Ayah dan anak-anaknya. Bukan hanya memasak makanan sehari-hari, Ibu pun sering membuat kudapan yang sangat lezat untuk menemani kami belajar. Ibu selalu berpesan untuk mencari istri yang bisa memanjakan lidah suaminya.  Suami sudah lelah mencari nafkah, maka istri harus melayaninya dengan baik termasuk memasakkan makanan kesukaannya.

Tanpa kuketahui, Ibu sudah memilihkan calon istri untukku yang sesuai dengan keinginannya.  Safira Khairunnisa, anak sahabat Ibu sewaktu kuliah dulu. Aku awalnya menolak keras rencana Ibu karena cinta pertamaku adalah Amira.

“Kamu mau melawan Ibu, Pras?” tanya Ibu lirih ketika aku menolak usulan untuk menikah dengan gadis pilihannya.

Aku yang sedang mengetik di meja kerjaku, terhenyak dan merasa berdosa mendengar kata-kata Ibu. Aku telah membuat perempuan yang kucintai itu bersedih.

“Apa Ibu salah ingin memberikan perempuan yang terbaik sebagai pendamping hidupmu?  Ibu sudah kenal baik keluarganya, jadi insyaallah Safira adalah perempuan yang cocok untukmu,” lanjutnya.  Lalu perempuan terkasih itu berjalan menuju jendela dan memandang rintik hujan yang turun sejak pagi.

Lama aku terdiam, berusaha memilih kata-kata yang tidak akan menyinggungnya.

“Aku nggak akan melawan Ibu, nggak akan pernah, Bu! Aku nggak mau jadi anak durhaka. Tapi …”

“Tapi, apa?” Suara Ibu memotong, lalu berbalik menatapku tajam.

“Aku sudah punya calon sendiri,” jawabku pelan, tanpa berani menatapnya.

Ibu menghela napas.

“Siapa?”

“Sahabat kecilku, Amira.”

Wajah Ibu berubah.

“Apa dia mencintaimu?”

“Jujur, aku nggak tahu, Bu. Kami bersahabat, tapi lama-lama aku jatuh cinta padanya. Pada kesederhanaanya, tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan perjuangannya membantu biaya sekolah kedua adik kembarnya.”

“Apa ia bisa memasak?” tanya Ibu tak terduga.

Aku gelagapan.

“Kami nggak pernah ngomong soal itu, tapi aku bisa tanya nanti ke dia.”

“Nggak usah!” sergah Ibu keras. “Kalau kamu masih sayang sama Ibu, kamu harus nurut.  Besok Ibu akan undang Safira ke sini supaya kami bisa masak bareng. Nanti kamu, Nissa, serta Ayah bisa mencicipi masakannya.”

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB