Tiba-tiba aku rindu pada Safira, rindu pada tatapan matanya yang teduh, tutur katanya yang lembut, masakannya yang lezat, semuanya. Aku rindu istriku. Pesan Safira seperti membangunkanku dari tidur yang panjang. Aku tidak boleh meneruskan hubungan dengan Amira karena ia telah bersuami. Aku harus melupakan Amira dan menghilang dari kehidupannya. Biarlah kukubur lagi rasa cinta yang sempat timbul. Amira harus kembali kepada Bayu.
Akhirnya aku menerima tawaran pekerjaan di Jerman untuk melupakan Amira. Ibu pun dengan berat hati mengizinkanku pergi karena alasanku ingin menyembuhkan luka akan kepergian Safira.
-bersambung-
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ikuti novel terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channel