Novel : Bertahan di Atas Luka Part 43

- Penulis

Kamis, 28 November 2024 - 15:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Namun, aku juga berusaha membela diri. Aku heran, kenapa Amira tidak langsung bicara dan menyatakan keinginannya?  Kenapa ia harus menyimpan dan memilih untuk diam? Mungkin itulah sifat perempuan. Memang agak sedikit terlambat menyadari setelah lebih dari delapan tahun pernikahan, tapi semuanya butuh proses. Aku pun butuh belajar lebih banyak dalam memahami Amira dan love languages-nya. Menikah adalah menyatukan dua pribadi berbeda denagan latar belakang berbeda pula.

Ternyata, menikah bukan hanya masalah cinta, tapi lebih dari itu. Juga bukan hanya komunikasi, melainkan kesabaran untuk mendengarkan dan menghargai pasangan. Aku akui, sebagai anak tunggal, memang terbiasa mengambil keputusan sendiri, bukan apa-apa, hanya ingin menghemat waktu dan lebih efisien. Tadinya aku berpikir Amira terlalu berlebihan karena semuanya harus dibicarakan lebih dulu. Namun, memang seperti itulah suami istri. Pasangan hidup adalah teman, sahabat, dan tempat berbagi.

Aku ke kamar untuk melihat kondisi Amira. Perempuan terkasih itu tampak tertidur dengan pipi basah oleh air mata.Wajah itu terlihat sangat menderita, pasti karena suaraku yang keras dan kasar. Biarlah, Amira harus menyadari kesalahannya pergi dengan Pras. Ia butuh waktu untuk memikirkan semuanya, sama seperti aku juga yang membutuhkan waktu untuk menata hati.

Baca Juga:  Novel: A Way to Find You (Part 7)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertengkaran tadi memang harus terjadi cepat atau lambat. Kami tidak bisa menunda-nunda lagi. Kami juga harus segera mengambil keputusan. Ada rasa nyeri menekan ulu hatiku, saat membayangkan akan berpisah dengan Amira. Apakah aku harus memaafkannya dan menganggap seperti tidak pernah ada masalah? Apakah ia akan memaafkanku? Tubuh dan pikiranku sangat letih. Pelan-pelan dan hati-hati aku membaringkan diri di samping Amira, khawatir membangunkannya.

“Mir, kita sudah bicara banyak tadi, kita sudah saling berteriak mengeluarkan rasa kesal dan kecewa, kini semuanya terserah padamu. Apakah kamu mau tetap melanjutkan pernikahan ini, atau tetap ingin berpisah. Kalau kamu mau tetap bersamaku, tolong lupakan cintamu pada Pras, seberapa pun besarnya itu. Aku berhak merasa cemburu,” bisikku lirih sambil menoleh dan memandang wajahnya.

-bersambung-

Ikuti novel terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channel

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Abad

Esports

Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Abad

Sabtu, 4 Jan 2025 - 15:08 WIB

Keunggulan eFootball PES 2021 Daripada Versi Lain

Esports

Keunggulan eFootball PES 2021 Daripada Versi Lain

Sabtu, 4 Jan 2025 - 15:08 WIB