Mendengar itu Amora malah menyunggingkan bibir kirinya, “Aku tau, aku udah lihat Daren sama Syla. Hahahaha, lucu ya?. Secara bersamaan dan tanpa disengaja kita satu mall sama mereka.”
Marvell terdiam mendengar ucapan dari Amora, “Kamu sedih?”
“Ngga!. Siapa bilang?, udah ayo cepetan, aku ngga sabar main mesin capit” jawab Amora yang lalu menarik tangan Marvell agar mempercepat langkahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari kejauhan terlihat Daren yang ternyata juga melihat keberadaan Amora dan Marvell, laki-laki itu menggenggam erat sendok yang ada di tangannya ketika melihat Amora yang menarik tangan Marvell.
Nasyla yang ingin tau kenapa Daren seperti itu pun ikut melihat ke arah di mana Daren melihat, “Kamu cemburu?” tanya Nasyla.
“Ngga!” jawab Daren yang kembali melanjutkan acara makannya.
“Aku ngga akan buat kamu suka sama Amora, Ren. Kamu milikku, dan akan terus jadi milikku” ucap Nasyla di dalam hatinya sembari menatap ke arah Daren.
Di sisi lain terlihat Amora dan Marvell yang bersenang-senang di time zone. Mereka tertawa ketika mereka tidak berhasil mencapit boneka yang ada di dalam mesin capit. Karena terus-terusan gagal, mereka pun memutuskan untuk bermain lainnya.
Dan ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah 3, mereka pun kembali ke kampus, karena Amora akan ada kelas terakhir di hari itu, “Kamu pulang aja ngga papa, nanti aku pulang bareng temenku, soalnya kita mau ke toko buku bareng.”
“Beneran?” tanya Marvell sembari melihat Amora yang bersiap untuk turun dari mobilnya.
“Iyaa. Udah pulang aja, hati-hati ya” jawab Amora yang sudah bersiap membuka pintu mobil Marvell.
Marvell menganggukkan kepalanya, “Iya. Kamu yang semangat kuliahnya.”
Amora tersenyum saat mendengar itu, “Iyaa, makasih.”
“Sama-sama.”
Setelah itu Amora pun keluar dari mobil Marvell dan berjalan menuju fakultasnya. Dan setelah melihat Amora menghilang dari pandangannya, Marvell pun menginjak gas mobilnya dan pergi dari kampus yang menjadi tempatnya dan Amora menuntut ilmu itu.
Di malam harinya saat Amora tengah bermain handphone di atas kasur, terlihat Daren yang baru saja pulang, laki-laki itu masuk ke dalam kamarnya dengan rambut yang sedikit berantakan, mata yang merah dan juga jalan yang cukup sempoyongan.
Daren masuk ke dalam kamarnya dan melihat ke arah Amora yang kini juga menatapnya dengan tatapan penuh keheranan dan penuh pertanyaan. Tapi setelah itu Daren memalingkan pandangannya dan berjalan menuju kamar mandi.
“Dia kenapa?” tanya Amora yang tidak tahu dengan apa yang terjadi kepada suaminya itu. Karena laki-laki itu juga baru saja pulang.
Beberapa menit kemudian, terlihat Daren yang keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos berwarna putih dan juga celana pendek, “Kamu udah makan?” tanya Amora saat melihat Daren duduk di sofa yang ada di kamarnya itu.
Daren hanya menggelengkan kepalanya dengan pandangan yang fokus ke layar handphone-Nya, “Mau makan ngga?”
Lagi-lagi Daren hanya menggelengkan kepalanya, “Ya udah. Kalau gitu aku makan sendiri aja” jawab Amora yang lalu turun dari kasurnya itu.
Saat Amora berjalan melewati Daren, tiba-tiba tangannya ditahan oleh laki-laki itu, “Mau makan di luar ngga?”
Bersambung……
https://www.redaksiku.com/novel-choose-happiness-part-11/amp/
Halaman : 1 2