Novel : Choose Happiness (Part 14)

“Eh, ngga usah, Pa. Papa pasti sibuk, kita bisa naik taxi kok ke bandaranya” jawab Amora yang lalu memakan sesuap makanannya itu.

“Engga, Ra. Udah, ngga ada penolakan. Ee, besok sekitar jam 4 sore Papa ke rumah kamu, oke?” ucap Darpa yang sepertinya sangat ingin mengantarkan putrinya itu ke bandara.

Akhirnya Amora menyetujui permintaan Papanya itu, karena dia sudah tidak bisa menolaknya, “Iya, Paa. Makasih yaa.”

“Iyaa, sayang.”

Setelah itu percakapan singkat melalui via handphone itu pun selesai, dan Amora melanjutkan drama Koreanya serta makan malamnya yang sempat tertunda.

Di tengah malam hari itu, Amora yang tengah tidur terbangun karena mendengar suara suara gelas pecah dari lantai bawah, sebelum itu tidurnya juga terganggu karena ada suara berisik yang seperti dari dapur.

“Apaan sihhhh!!!” marah Amora yang lalu bangun dari tidurnya karena sudah tidak tahan. Dia pun memutuskan untuk turun ke lantai 1.

Dengan tangan yang mengusap kedua matanya karena masih mengantuk, Amora berusaha mengedarkan pandangannya lebih luas untuk melihat apa yang tengah terjadi dapur rumahnya itu.

“Siapa itu?” tanya Amora yang masih berada di tengah-tengah tangga.

Dengan berani Amora terus melangkahkan kakinya menuju dapur, dan sesampainya di sana terlihat seorang laki-laki yang tidak lain tidak bukan adalah Daren, laki-laki itu terlihat tengah membersihkan pecahan kaca dari gelas yang berserakan di lantai dapur itu dengan kondisi rambut yang acak-acakan dan kemeja yang terlihat sangat kusut.

Selain itu Amora juga melihat beberapa bawang yang berada di atas talenan, dan beberapa dari bawang itu sudah dipotong tipis-tipis.

“Lo ngapain?, eh, kamu ngapain?” tanya Amora sudah melihat jelas keberadaan Daren.

“Saya mau masak, Ra. Saya lapar” jawab Daren yang masih terus melanjutkan aktivitasnya.

“Lo mabuk, gila. Udah sana duduk, biar gue buatin makanannya” ucap Amora yang lalu mengambil alih sapu yang dipegang oleh Daren.

Bukan duduk seperti yang diperintahkan oleh Amora, laki-laki itu malah duduk menyender di pintu kulkas yang berada tak jauh dari Amora berdiri, “Loh, kamu ngapain sihh?”

Mendengar itu Daren hanya mendongakkan kepalanya ke arah Amora dengan mata yang menyipit, “Ishh. Ayo sini” ujar Amora yang lalu membantu Daren berdiri dan membawa laki-laki itu ke ruang makan yang hanya dipisah oleh sekat kaca.

“Udah, kamu duduk di sini dulu. Mau aku ambilin susu apa air putih?” tanya Amora setelah laki-laki itu duduk di salah satu kursi yang ada di ruang makan itu.

“Air putih udah tadi” jawab Daren dengan kepala yang dia senderkan di kepala kursi.

“Ya udah susu, bentar aku ambilin” ucap Amora yang lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil susu yang mungkin bisa meredakan rasa hangover Daren.

Setelah beberapa detik menunggu, datang Amora yang membawa segelas susu yang lalu dia letakkan di atas meja makan yang di sananya terdapat Daren.

“Aku masak dulu, jangan ke mana-mana” ujar Amora yang lalu berjalan menuju dapur dan meninggalkan Daren yang meminum susu yang dia ambilkan barusan.

Di tengah malam itu Amora berusaha untuk memasak secepat mungkin, dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit, masakannya itu pun jadi. Lalu dia mengambilkan masakannya itu untuk Daren dan dia juga mengambil untuk dirinya sendiri di mangkok kecil.

Mereka berdua pun makan bersama, “Kamu ngapain sih kobam?”

“Hah?”

“Mabuk, Kak.”

“Ohh, ngga papa” jawab Daren setelah mengerti maksud dari pertanyaan Amora.

“Orang gila mana yang ngga ada apa-apa tapi mabuk” ucap Amora yang lalu memasukkan makanannya ke mulut.

Mendengar itu Daren hanya menghembuskan nafasnya kasar, dan melanjutkan makannya. Setelah selesai Amora menaruh alat makannya ke tempat cuci piring dan berjalan menuju kamarnya.

Daren yang tau bahwa Amora semakin marah karena dia tidak jujur pun lagi-lagi hanya bisa menghela nafasnya dan terus melanjutkan makannya.

Sesampainya di kamar, Daren melihat Amora yang sudah beranjak untuk tidur lagi. Melihat itu Daren pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum ikut tidur di samping Amora.

“Ternyata bukan kamu yang salah, Ra. Maaf” gumam Daren yang perlahan mulai menutup matanya dan terlelap di malam yang indah itu.

Keesokan harinya Amora terbangun dan melihat bahwa hanya ada dia sendiri di kamar itu, Amora pun melihat ke samping, tepatnya ke arah jam yang masih berjalan, di sana jam menunjukkan pukul 7 pagi.

Amora pun mengusap matanya beberapa kali dan mulai beranjak dari kasurnya yang sungguh nyaman itu, Amora pun masuk ke kamar mandi dan keluar dengan pakaian yang sudah rapi, dia akan menyelesaikan kelasnya hari itu sebelum nanti sore berangkat ke Paris.

Di tengah-tengah tangga Amora melihat Daren yang tengah menaruh 2 piring berisikan sarapan di atas meja makan, “Ra, sarapan dulu. Udah aku siapin” ucap Daren saat melihat keberadaan Amora.

“Kamu hari ini kerja?” tanya Amora setelah duduk di salah satu kursi makan.

“Engga, kenapa?” tanya Daren setelah duduk di kursi yang ada di depan Amora. Jadi posisi mereka adalah berhadapan.

Amora menggelengkan kepalanya, “Ngga papa, tanya aja” jawab Amora yang mulai mengambil sesendok sarapannya, begitupun dengan Daren.

Halaman : 1 2 3 Selanjutnya