Bab. 16 Sungai Seine
Di sebuah siang yang cerah terlihat Amora dan Daren yang berjalan keluar dari sebuah toko besar yang masih ada di dalam kawasan Kota Paris, sopir mereka berdua yang melihat Daren membawa tas belanjaan langsung segera menolong Daren membawakan tas belanjaan yang berisikan kain yang diinginkan oleh Yesa itu.
Lalu sopir itu pun memasukkan tas belanjaan itu ke dalam bagasi mobilnya, dan selesai itu semua mereka pun masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu, “Sir, please take us to a restaurant that you think is the favorite of people around here.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Of course, sir. Let me take you to enjoy the typical French food that people here love so much” jawab sopir itu atas ucapan Daren.
“Okay, thank you.”
“You’re welcome, Sir.”
Setelah itu sopir pun mulai menginjak gas mobilnya dan membawa Daren serta Amora ke restoran yang cukup menjadi favorit orang-orang di sana, yaitu restoran berisikan makanan khas Prancis.
“Habis makan siang mau ke mana lagi, Ra?” tanya Daren kepada Amora.
“Eee, ke mall aja yuk, Kak. Sekalian beli oleh-oleh, aku juga mau beli baju soalnya kemarin cuma bawa beberapa, takut ngga cukup” jawab Amora dengan kekehan sedikit di belakang kalimatnya.
“Okee.”
Beberapa menit kemudian mereka berdua pun turun di sebuah restoran yang menjadi kumpulan makanan khas Prancis berada, mereka pun masuk ke sana dan duduk di meja yang hanya memiliki dua kursi, berhadap-hadapan.
Setelah itu pelayan pun dengan ramah melayani Amora dan Daren dengan selalu menjawab pertanyaan dari mereka berdua dan memberikan beberapa penjabaran dari makanan yang ditanya oleh Amora.
“Kak, mau Coq Au Vin ini, boleh ngga?, tapi ada kandungan wine-Nya” ucap Amora bertanya apakah dia boleh memasan makanan khas Prancis itu.
“Boleh, tapi dikit aja ya nanti makannya” jawab Daren yang dianggukki oleh Amora.
“Kamu mau Ris De Veau ngga?” tanya Daren setelah beberapa menit melihat lagi menu-menu yang ada di sana.
Amora menganggukkan kepalanya, “Boleeh. Kamu mau makan apa?, kok ke aku terus” ucap Amora.
“Ngga papa, kamu juga ngga akan habisin itu semua kan?. Nanti kita makan bareng-bareng aja” jawab Daren sembari terus melihat ke arah menu-menu itu, tetapi sesekali dia juga melihat ke arah Amora.
Mendengar itu Amora pun menganggukkan kepalanya beberapa kali, “Okaay. Eumm, Kak aku mau Creme Brulee buat dessert-Nya yaa.”
“Iyaa.”
Beberapa menit setelah itu mereka kembali berpikir untuk memesan apa saja, dan setelah selesai berpikir Daren pun memesankan apa saja makanan yang telah dia sepakati dengan Amora dengan bahasa Perancis apa adanya kepada pelayan yang senantiasa menunggu mereka tadi berpikir seraya tersenyum.
Mereka berdua pun mengobrol sebentar sebelum Amora mulai mengeluarkan handphone-Nya dan sibuk dengan benda pipih berwarna silver itu, sedangkan Daren juga sibuk dengan benda pipih itu untuk mengontrol pekerjaannya dari kejauhan.
Di sore hari menjelang malam terlihat Amora dan Daren yang baru saja sampai di hotel, karena tidak ingin melihat barang-barang yang tadi dia beli berantakan di kamar itu, dengan segera Amora pun merapikan barang-barang itu di kopernya yang masih ada tempat.
“Kak, kainnya Mama ditaruh di koper kamu ya. Koper aku udah penuh karena baju aku ternyata” ucap Amora kepada Daren yang seperti hendak bersiap-siap untuk mandi.
“Iya, taruh aja ngga papa, Ra” jawab Daren.
“Oke” setelah itu Amora pun memasukkan kain yang tadi dia beli atas permintaan Mama mertuanya di koper Suaminya itu.
Selesai membersihkan semua belanjaannya tadi, Amora ganti menyiapkan baju yang akan dia kenakan setelah ini, tepatnya ketika selesai mandi. Tapi karena saat itu Daren masih ada di dalam kamar mandi, Amora pun memutuskan untuk bermain handphone di balkon kamar hotelnya itu.
Di malam harinya terlihat Amora dan Daren yang tengah menikmati makan malam mereka di atas kapal yang yang berlayar di Sungai Seine. Mereka berdua menikmati pemandangan yang bisa lihat dari kapal itu, pemandangan yang benar-benar sangat indah itu membuat Amora merasakan keindahan kota Paris yang sesungguhnya.
Selain melihat Menara Eiffel yang bergemerlap indah, Amora dan Daren juga menyaksikan bangunan mewah yang dilewati oleh kapal yang mereka naiki, seperti Notre Dame, Museum Louvre, Ile de France dan masih banyak lagi.
Setelah makan malam mereka selesai, Amora dan Daren memutuskan untuk meminum sampanye untuk menemani mereka menikmati pemandangan yang sangat indah itu.
“Ra, kalau minum jangan banyak-banyak ya” ucap Daren ketika melihat Amora yang mulai menuangkan sampanye itu di gelasnya.
“Tenang, aku cuma mau nyicip kok” jawab Amora yang lalu menegak gelas berisikan sampanye itu.
Melihat itu Daren pun juga mengambil sampanye yang tadinya dipegang Amora, lalu dia menuangkannya ke dalam gelasnya dan langsung meminumnya, “Enak ngga menurut kamu?”
Daren memutar 100 derajat gelasnya itu beberapa sebelum menjawab pertanyaan dari Amora, “Lumayan.”
Mendapatkan jawaban itu Amora pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Dan beberapa menit setelah itu Amora hampir menghabiskan satu botol sampanye itu.
“Udah, Ra, jangan banyak-banyak. Nanti kamu mabuk” ucap Daren yang terus menyuruh Amora untuk berhenti, karena perempuan itu sudah meminum sampanye dalam jumlah yang cukup banyak.
Halaman : 1 2 Selanjutnya