Bab. 17 Salju Pertama
“Ubur-uburnya lucuu” ucap Amora ketika melihat sekumpulan ubur-ubur di dalam aquarium besar yang berenang lewat di depannya dan Daren.
“Iyaa, itu di sana juga ada kuda laut” jawab Daren sembari menunjuk keberadaan hewan yang dia maksud di dekat wajah Amora dan tanpa sengaja hampir merangkul perempuan itu dari belakang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Merasakan keberadaan Daren yang begitu dekat dengannya membuat Amora sedikit terpaku, dia pun melihat tangan Daren sejenak sebelum mengangkat kepalanya untuk melihat wajah laki-laki itu.
Daren yang mengetahui bahwa perlakuannya membuat Amora terdiam membuatnya langsung menarik tangannya itu. Melihat itu Amora pun kembali melihat ke arah kuda laut yang kini menghampirinya.
“Iii lucuu, warnanya pink” ujar Amora ketika melihat pemandangan hewan yang sangat lucu dan indah tepat di depannya itu.
“Ayo ke sana, Kak, lihat lainnya” ajak Amora yang lalu menarik tangan Daren dan membuat laki-laki itu melangkahkan kakinya di mana Amora mau.
Mereka berdua terus melangkahkan kaki untuk mengunjungi semua sudut dan tempat yang ada di Aquarium de Paris, Amora sangat suka dengan pemandangan yang ada di tempat ini, benar-benar sangat indah.
Banyak ikan dengan berbagai jenisnya yang terlihat sangat cantik. Dan yang paling disukai Amora adalah di bagian ubur-ubur yang banyak sekali bentuk dan jenisnya serta ikan-ikan kecil seperti nemo.
Amora pun tak lupa untuk mengabadikan momen itu dengan memotret ikan-ikan yang ada di sana, Daren yang saat itu mengeluarkan handphone-Nya dengan spontan kembali memotret Amora. Setelah mendapatkan foto itu Daren menarik bibirnya hingga menghasilkan senyuman.
Selesai mengunjungi Aquarium de Paris, mereka berdua memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di Madame Brasserie, yaitu lantai 1 Menara Eiffel.
Setelah dari sana, mereka kembali jalan-jalan sebentar mengelilingi Menara Eiffel seraya melihat ada apa saja di sana, dan di siang hari menjelang sore mereka berdua memutuskan untuk kembali ke hotel karena mereka tidak memiliki rencana ke mana-mana lagi.
Itu semua terjadi karena rencana mereka yang tadinya akan pergi ke Museum Louvre gagal, karena ternyata di hari Selasa Museum Louvre tutup.
“Ra, mau ke Trocadero Gardens aja ngga?” tanya Daren ketika mereka berdua baru saja memasuki kamar hotel yang sudah mereka tempati beberapa hari belakangan ini.
“Hah?, ohh, taman yang ada di dekat hotel ini?” tanya Amora setelah tahu tempat yang dimaksud oleh Daren.
“Iyaa.”
Amora menganggukkan kepalanya, “Boleh. Jadi besok malamnya baru ke Museum Louvre ya?”
“Iyaa, hari Selasa tutup ternyata. Besok hari Rabu aja, soalnya kalau Rabu museumnya tutup lebih malam, jadi bisa agak lama di sana” jawab Daren yang kini mendudukkan dirinya di sofa yang ada di sana.
“Oke, Kak.”
Di malam harinya terlihat Amora dan Daren yang telah menyelesaikan makan malam mereka di salah satu cafe yang ada di area taman Trocadero itu, “Udah?”
Dengan anggukkan kepala Amora menjawab pertanyaan dari Daren, “Udah, ayo jalan-jalan ke sana.”
“Iya, ayo.”
Setelah itu mereka berdua pun keluar dari cafe itu dan mulai berjalan ke arah air mancur besar di taman itu berada. Pemandangan malam di kota Paris benar-benar sangat indah, Amora selalu terkagum-kagum dengan keindahan kota yang dijuluki sebagai kota romantis itu.
Bahkan pemandangan di depannya kini membuat Amora tidak berhenti untuk tersenyum. Walaupun udara malam itu sangat dingin, Amora tidak menghiraukannya karena dia sudah dibuat kagum dengan keindahan kota yang semakin terlihat jika di malam hari, dan karena dia juga memakai jaket tebal, jadi dingin di luar sana tidak begitu terasa baginya.
Setelah beberapa menit berjalan hingga sampai di depan air mancur, tanpa diduga malam itu salju turun untuk pertama kalinya di tahun ini. Salju itu menghujani kota Paris dan beberapa kota lainnya dengan saljunya yang sangat lembut.
Melihat itu Amora semakin terkagum-kagum hingga tak sadar senyumnya semakin lebar, karena baru kali ini dia merasakan salju yang pertama kali turun.
“Kak, tau ngga?. Katanya kalau salju pertama turun dan kita buat permintaan, maka permintaan kita akan terkabul” ucap Amora seraya mendongakkan kepalanya ke samping, tepatnya ke arah Daren.
“Mitos, Ra” jawab Daren.
“Ihh ngga papaa, kita coba aja, Kak. Siapa tau Tuhan baik dan kabulin permintaan kita” ujar Amora yang masih teguh dengan pendiriannya.
“Ya udah, iyaa.”
Karena tidak ingin Amora kecewa, Daren pun mengikuti gerakan Amora. Dia mengangkat kedua tangannya seperti Amora, lalu dia juga menutup kedua matanya dan mulai mengucapkan permintaannya.
“Aku berharap rencanaku berhasil tanpa melibatkan rasa cinta yang tiba-tiba datang seperti ini.”
“Jika dia memang takdirku, maka tolong buatlah aku dan dia saling mencintai.”
Itulah permintaan dari sepasang Suami Istri itu, sepertinya mereka mempunyai harapan yang bertolak belakang, entah siapa yang dimaksud oleh mereka berdua.
“Udah selesai” ucap Amora yang lalu mengangkat tangannya untuk menangkap salju yang turun di depannya.
Amora sangat senang melihat salju, karena saat kecil dia selalu bermain salju di halaman rumah Kakeknya yang ada di Inggris ketika musim salju di sana tiba. Dia selalu bermain sampai lupa waktu, dan sekarang dia seperti bernostalgia.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya