Melihat tingkah Amora yang sangat lucu dan juga senyumnya yang sangat manis membuat Daren ikut mengembangkan senyumnya itu. Dan Daren terus melangkahkan kakinya di mana pun Amora melangkah untuk bermain dengan salju-salju itu.
Setelah puas bermain dengan salju-salju yang berjatuhan itu, Amora dan Daren kini berdiri bersebelahan tanpa ada jarak sedikitpun seraya menghadap ke arah Menara Eiffel yang terlihat sangat-sangat indah.
“Kumohon biarkan aku dan dia bahagia seperti ini untuk selamanya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keesokan harinya Amora terbangun dengan tubuh yang kembali fresh, seperti biasa dirinya merenggangkan tubuhnya sejenak seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh menjuru kamar itu.
Dan pandangannya terhenti di Suaminya yang tengah sibuk dengan laptopnya itu, “Kak, kerja mulu dari kemarin. Ngga capek?”
“Ini sudah tugas saya, Ra. Saya sudah mau menjadi penerus Papa saya, maka saya harus siap jika harus tetap bekerja di saat liburan” jawab Daren dengan tangan yang sibuk mengisi data-data entah apa itu.
“Kaaakk??”
Mendengar Amora yang memanggil dirinya dengan kata yang dipanjangkan membuat Daren menoleh ke arah Istrinya yang masih di atas tempat tidur itu, “Why?”
“Ishh!”
Melihat jawaban Amora itu membuat Daren berpikir sejenak apa yang dia lakukan hingga membuat Amora marah seperti sekarang, “Oh iyaa. Maaf, saya tadi, eh, aku tadi habis bicara sama sekretarisku, jadi masih ke bawa.”
Amora menganggukkan kepalanya, “Iya ngga papa. Kita hari ini jadi ke Disneyland kan, Kak?”
“Iya, jangan lupa pakai jaket yang tebal sama sepatu boots kemarin ya, Ra. Soalnya di luar suhunya 4 derajat, semalam juga sempat badai salju ringan” jawab Daren yang masih senantiasa melihat ke arah Amora.
“Siap.”
Setelah itu Amora pun turun dari kasurnya itu dan berjalan menuju kopernya untuk mengambil baju serta perlengkapannya yang lain, sedangkan Daren melanjutkan pekerjaannya yang masih belum selesai.
Di sekitar pukul 8 pagi sesuai dengan waktu yang berlaku di Paris, tepatnya ketika Daren dan Amora selesai sarapan di hotel, mereka pun diantar oleh sopir yang beberapa hari ini menemani mereka keliling Paris menuju Disneyland Paris.
Kini di sepanjang jalan Amora dan Daren melihat beberapa bangunan yang atapnya tertimbun oleh salju, dan orang-orang di luaran saya serempak menggunakan jaket yang sangat tebal serta sepatu boots agar mereka merasa nyaman ketika beraktivitas di luar rumah.
Perjalanan dari hotel Shangri-La Paris menuju Disneyland Paris membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Dan di perjalanan itu Amora sempat tertidur karena tidak ada percakapan yang membuatnya terjaga.
Melihat Amora yang tidur dengan menyenderkan kepalanya di kaca mobil membuat Daren langsung mendekat dan membawa Amora ke dalam dekapannya.
Mungkin karena sudah di bawah alam sadarnya, tanpa disengaja Amora semakin menambah kedekatannya dengan Daren, karena perempuan itu memeluk tubuh Daren ketika laki-laki itu membawanya ke dalam dekapannya hingga membuatnya merasa lebih nyaman.
Karena tidak ingin tidur Amora terusik karena tindakannya barusan, Daren pun menepuk-nepuk pelan lengan Amora agar Istrinya itu kembali terlelap di dalam tidurnya, dia akan merasa bersalah jika Amora terbangun dari tidurnya karena dirinya.
Di sekitar pukul 9.45 mereka baru sampai di Disneyland Paris, itu semua terjadi karena jalanan tadi macet. Memang menjadi hal biasa jika macet terjadi ketika hujan turun seperti ini.
Saat ini terlihat Daren dan Amora yang menikmati keindahan Disneyland Paris yang atap serta beberapa dedaunannya tertimbun salju, tapi itu semua semakin menambah kesan indah di tempat itu.
Daren dan Amora berkeliling sejenak seraya menunggu pertunjukan karakter disney dimulai, dan di jalan-jalan itu mereka pun memutuskan untuk berhenti di stand khas minuman khusus untuk membeli minuman yang dijual saat itu, yaitu hot chocolate.
Setelah itu mereka pun berjalan ke tempat di mana pertunjukan karakter disney berlangsung, “Mickey sama Minnie-Nya lucu.”
“Tout comme toi.”
“Hah?, apa, Kak?” tanya Amora kepada Daren seraya mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah laki-laki itu karena dia tidak dengar apa yang dikatakan olehnya barusan, mungkin karena volume musik yang diputar cukup kencang.
“Engga, udah lihat ke depan aja” jawab Daren di dekat telinga Amora.
Mendengar itu Amora pun menganggukkan kepalanya dan kembali melihat ke depan, Amora fokus menikmati pertunjukan di depannya dan terkadang dia mengeluarkan handphone-Nya untuk memotret karakter yang menurutnya sangat cantik.
Mereka berdua terus menonton pertunjukan itu hingga selesai, tepatnya ketika sore hari tiba. Karena sedari tadi mereka hanya minum, Daren pun mengajak Amora untuk makan di restoran yang ada di sana terlebih dahulu sebelum pulang, dia juga meminta sopir yang sedari tadi menunggunya dengan Amora untuk makan bersama.
“Dingin ngga?” tanya Daren ketika mereka tengah menunggu makanan yang mereka pesan datang.
“Engga kok” jawab Amora dengan senyum manisnya.
“Habis ini kita ke hotel dulu ya, habis itu malamnya baru ke Museum Louvre” ujar Daren yang diangguki kepala oleh Amora.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya