Tapi tiba-tiba Amora tersendak makanannya sendiri hingga membuat Daren panik dan langsung memberikan minuman milik Amora kepada perempuan itu. Melihat tindakan Daren itu membuat Amora segera mengambil minumannya dan meminumnya hingga batuknya menghilang.
“Kamu ngga papa?” tanya Daren yang masih panik.
Amora menggelengkan kepalanya, “Engga, engga papa kok” jawab Amora yang lalu menaruh kembali minumannya di atas meja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Beneran kan, Ra?”
“Iya, Kak. Ngga papaa” jawab Amora yang masih berusaha untuk meyakinkan Daren bahwa dia baik-baik saja.
“Ya udah lanjutin aja makannya, ngga usah ngomong lagi” ucap Daren yang diangguki oleh Amora. Setelah melihat Amora yang kembali memakan makanannya membuat Daren juga melakukan hal yang sama.
Setelah itu mereka berdua pun melanjutkan acara sarapan mereka hingga selesai. Lalu mereka kembali ke kamar hotel untuk bersiap-siap pergi ke salah satu tempat bersejarah serta dinamis di kota Paris, yaitu Le Marais.
Sesampainya di tempat yang tidak jauh dari Museum Louvre ini, Daren dan Amora yang masih di dalam mobil cukup kagum saat melihat bangunan-bangunan yang berdiri di kawasan Le Marais ini.
Lalu mereka pun memutuskan untuk berhenti di salah satu bangunan yang ada di sana, yaitu Museum Carnavalet. Mereka berhenti sebentar untuk melihat kisah perjalanan kota ini sejak masa Romawi hingga era modern.
Setelah dari musuem itu, mereka pun memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju Place des Vosges. Ini adalah alun-alun tertua yang ada di Paris dan di sekelilingnya terdapat bangunan bergaya klasik.
Mereka mengelilingi alun-alun itu seraya bergandengan tangan dan melihat tempat-tempat apa saja yang ada di sana, dan mereka juga mencari tempat yang menghidangkan makanan untuk mereka makan siang nanti. Karena mereka juga malas jika harus mencari lagi restoran yang ada di luar kawasan itu.
Saat berkeliling di Place des Vosges itu, tiba-tiba salju kembali turun. Melihat itu Daren pun segera menelfon sopirnya untuk menjemput mereka di sana. Seraya menunggu sopir mereka datang, Daren pun melindungi kepala Amora dari salju-salju yang berjatuhan menggunakan lengan tangannya.
“Ngga papa, Kak. Salju doang” ucap Amora ketika melihat tindakan Daren.
“Biar nanti bersihinnya ngga susah, Ra” jawab Daren.
“Okee.”
Setelah menunggu beberapa menit, sopir mereka pun datang. Melihat itu Amora dan Daren pun langsung masuk ke dalam mobil itu, melihat Daren dan Amora yang sudah masuk, sopir itu kembali menancap gas mobilnya.
Mobil berwarna hitam itu berkeliling di kawasan Le Marais dan berhenti ketika Daren memintanya untuk berhenti. Dan kini mereka berhenti di Le BHV Marais.
Tempat ini adalah toko serba ada mewah yang menjual berbagai barang dari fashion hingga dekorasi rumah dan ini juga salah satu tempat yang cocok untuk membeli oleh-oleh atau produk khas Paris.
Baru saja masuk, Amora sudah langsung tertarik dengan beberapa barang-barang yang ada di sana, Daren yang tau bahwa Amora sangat suka dengan benda-benda yang lucu pun menyuruhnya untuk membeli barang itu.
“Udah beli aja, jangan dilihatin kayak gitu” ucap Daren yang sedari tadi membuntuti di mana pun Amora melangkah.
“Emm, beli ngga yaa?” gumam Amora setelah mendengar ucapan dari Daren.
“Udah beli aja, Ra. Uang saya ngga akan habis kalau cuma buat beli barang-barang kayak gitu” ujar Daren.
“Widiii, emang boleh sekaya itu, Pak?. Oke Bapak Daren, saya beli yaa” jawab Amora dengan senyum lebarnya yang lalu mengambil barang-barang yang ingin dia beli itu.
Melihat tingkah Amora yang sangat lucu membuat Daren gemas dan mengusap lembut pucuk rambut Amora beberapa kali, tapi kali ini perempuan itu tidak terkejut seperti kemarin.
Setelah puas berbelanja, Daren dan Amora pun keluar dari sana dan masuk kembali ke dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan yang aman.
“Where else do you want to go, sir?” tanya sopir itu setelah Daren dan Amora masuk ke dalam mobil.
“Please take us to a restaurant you know here” jawab Daren.
Terlihat sopir itu yang mulai berpikir, “How about we go to the Marche des Enfants Rouges?. There’s a lot of food here from various countries, including French, Italian, Moroccan, Japanese and many more.”
Mendengar jawaban itu Daren pun melihat ke arah Amora, “Gimana?, kamu mau?” tanya Daren.
“Boleh” jawab Amora seraya menganggukkan kepalanya.
“Okay, Sir. We’re going there” ucap Daren kepada sopir itu.
“Yes, Sir” jawab sopir itu yang lalu menancap gasnya untuk menuju tempat yang dia maksud.
Di sepanjang jalan Amora terus melihat ke arah jendela, pemandangan di luar sana sungguh sangat indah. Kota itu sudah cukup indah, tetapi kini ditambah salju yang berjatuhan semakin menambah kesan indah dan romantis yang ada di kota itu.
Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di tempat yang dimaksud oleh sopir itu, sesampainya di sana mereka pun turun dari mobil itu dan kembali berjalan kaki memasuki tempat yang ternyata sebuah pasar.
Ternyata Marche des Enfants Rouges adalah pasar tertua yang ada di Paris, tempat ini menawarkan berbagai pilihan makanan dari seluruh dunia, termasuk masakan khas Paris, Italia, Maroko dan Jepang. Tepat seperti yang dikatakan oleh Sopir tadi.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya