Setelah puas berkeliling seraya melihat makanan apa saja yang ada di dalam sana, mereka berdua pun memutuskan untuk berhenti di tempat makan dengan masakan khas Italia.
Mereka berdua memesan makanan yang sangat khas dengan Italia, yang tak lain tak bukan adalah Pizza. Tak hanya Pizza, mereka juga memesan Lasagna. Lalu untuk minumannya mereka memilih minuman yang hangat, yaitu hot cappucino.
Daren dan Amora berbincang-bincang kecil sembari menunggu makanan yang mereka pesan datang, “Ra, maaf ya kalau aku tiba-tiba keceplosan pakai ‘saya’. Soalnya aku memang sudah terbiasa berbicara menggunakan kata ‘saya’ dari dulu” ucap Daren.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Iya, Kak, ngga papa. Aku paham kok. Mulai sekarang kalau kamu mau pake saya juga ngga papa, soalnya aku dengernya kamu agak kaku kalau ngomong pakai aku” jawab Amora dengan senyum manisnya.
“Beneran?”
“Iya, Kaak” jawab Amora seraya menganggukkan pelan kepalanya.
Lagi-lagi Daren mengusap lembut pucuk rambut Amora dengan senyum tipis yang masih bisa dilihat oleh perempuan itu, “Makasih ya” ujar Daren yang untuk kedua kalinya diangguki oleh Amora yang sama-sama tersenyum.
Di sekitar pukul 3 sore terlihat Daren dan Amora yang tengah duduk di sebuah kursi yang ada di Trocadero Gardens. Ya mereka pergi ke taman ini lagi untuk melihat matahari terbenam.
Walaupun akan cukup sulit jika dilihat di musim salju seperti ini, apalagi sekarang salju tengah turun menjatuhi kota Paris. Tapi mereka tetap mengunjungi taman itu karena mereka juga tidak ada aktivitas lain yang harus dilakukan, jadi mereka pun memutuskan untuk pergi ke taman yang dekat dengan hotel mereka ini.
Saat duduk bersender di bahu lebar milik Daren, Amora merasa haus, “Kak, aku beli minum di sana bentar ya” ucap Amora seraya menunjuk tempat yang tidak jauh dari sana, namun tempat itu tertutup oleh pohon cemara yang membuatnya tidak terlihat jika dilihat dari tempat Daren duduk.
“Saya saja” ucap Daren yang hendak berdiri, namun langsung ditahan oleh Amora.
“Ngga usah, aku juga mau ke toilet. Bentar ya” ujar Amora yang lalu berdiri dan berjalan pergi tanpa menunggu jawaban dari Daren.
Melihat itu Daren hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan senyum tipis sembari terus melihat ke arah Amora yang berjalan hingga kini perempuan itu tak lagi terlihat dari pandangan Daren.
Selang beberapa menit kemudian, terlihat Amora yang sudah selesai membeli minuman botol yang dia inginkan. Setelah itu Amora pun pergi dari tempat dia membeli minuman dan kembali berjalan menuju ke tempat duduknya tadi.
Dengan bersemangat serta senyum cantiknya Amora berjalan menuju tempat duduknya tadi. Tapi ketika sampai di tempat duduknya dan Daren tadi, kedua minuman yang tadinya ada di tangan Amora seketika terjatuh dari kedua tangan mungil itu.
Amora mematung di tempat yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat duduknya tadi, karena melihat pemandangan yang benar-benar tidak bisa dia cerna dengan mudah saat itu juga.
Senyuman yang tadinya mengembangkan kini mulai menghilang dari wajah cantik Amora, dan akhirnya dia tersadar dengan apa yang dia lihat saat itu.
Amora melihat dengan jelas seorang perempuan yang tidak terlihat wajahnya karena tertutup jaket milik Daren, perempuan itu memeluk Daren dengan sangat erat di dekat tempat duduk yang tadinya diduduki oleh Amora dan Daren.
Walaupun semua itu sudah berhasil Amora cerna, tapi dirinya masih mematung di atas tanah yang berlapis salju. Perasaannya benar-benar campur aduk melihat keadaan di depannya saat itu, ditambah salju yang senantiasa berjatuhan mengenai tubuhnya.
“Kak.”
Daren dan perempuan itu seketika menoleh ketika mendengar suara lirih dari Amora, “Amora.”
Bersambung……
https://www.redaksiku.com/novel-choose-happiness-part-17/