Di sana ternyata sudah terpajang beberapa foto prewedding temannya. Faik mengenali istri dari teman suaminya. Ia merupakan seorang teman sekelas Faik dulu waktu SMA. Faik memang tidak terlalu dekat dengannya dulu. Oleh sebab itu, ia tidak mendapatkan undangan pernikahannya. Namun siapa sangka, temannya itu menikahi salah satu teman akrab suaminya sewaktu kuliah sehingga kini ia bisa turut hadir ke pernikahannya.
Fadli mengisi buku tamu dan memberikan sebuah kado berbungkus kertas berwarna hitam polos dengan pita putih. Fadli memutuskan untuk memberikan kado untuk temannya kali ini karena mereka memang akrab sekali sewaktu kuliah dulu. Hanya saja, setelah lulus, temannya ini langsung melanjutkan sekolahnya di luar negeri. Oleh karena itu, hubungan mereka terputus sama sekali.
Fadli sempat membuat istrinya sangat bingung dan curiga saat ia menanyakan tentang pakaian dinas wanita. Namun, setelah menjelaskan maksudnya menanyakan hal tersebut, Faik justru yang dengan semangat mencarikannya. Ia bahkan sampai mencari tahu tentang istri temannya itu dan menemukan fakta bahwa ternyata istrinya itu adalah temannya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Faik juga mengira-ngira ukuran dari sang mempelai wanita. Setelah itu, ia sendiri yang mencarikan barang yang tepat melalui marketplace.
“Aku akan mencarikan dari marketplace dari merk yang aku sudah tahu dengan baik kualitasnya saja ya, Sayang. Pakaian dalam itu, terutama yang berbentuk aneh-aneh begitu, kalau dari bahan yang tidak bagus, akan cepat rusak. Belum lagi jahitannya. Kalau aku memilihkan sembarangan, bisa-bisa pakaian itu hanya bisa bertahan sekali pakai saja. Kalau dari merk yang ini, aku jamin bisa bertahan, kecuali kalau mereka melakukan sesuatu yang ekstrim tentunya,” kata Faik waktu itu.
Fadli yang tidak tahu apa-apa percaya saja dengan istrinya. Ia benar-benar tidak tahu apa jadinya hidupnya bila ia tidak menikah dengan istrinya itu. Faik benar-benar sempurna menurut Fadli.
Faik dan Fadli masuk ke dalam ruangan itu. Mereka kemudian menyalami pesangan itu. Robi, sang penganti pria, langsung menjabat dan memeluk Fadli. Mereka kemudian sempat bercanda di pelaminan sebelum akhirnya Fadli mengingatkan temannya untuk melanjutkan reuni mereka di lain waktu karena masih banyak tamu yang menunggu untuk bersalaman dengannya.
Sementara itu, Faik juga bersalaman dan berpelukan sesaat dengan Sissi, sang pengantin wanita. Ia langsung mengenali Faik yang memang mukanya tidak banyak berubah sejak mereka SMA.
Setelah menikmati beberapa hidangan yang disajikan, Faik merasa perlu ke kamar kecil. Ia akhirnya pamit pada Fadli untuk menunaikan hajatnya.
Faik merasa bahwa ia tidak lama ke kamar kecil. Hanya saja memang perlu waktu yang lumayan lama untuk bisa menggunakan kamar kecil di sana karena ternyata ia harus mengantri dengan orang-orang lainnya.
Ketika ia kembali lagi ke ruang resepsi, Fadli ternyata sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya. Ihsan yang memang sudah terbangun sejak mereka akan menyalami pasangan pengantin itu kini duduk di strollernya dikelilingi oleh teman-teman Fadli. Mereka semua begitu gemas dengan Ihsan. Mereka semua bergantian mengelus-elus pipi dan memegang-megang tangan dan kaki Ihsan dengan gemas.
Ihsan sepertinya tidak terlalu terganggu dengan kerumunan itu karena memang ada beberapa teman Fadli yang juga membawa anak-anak mereka. Namun, Faik yang merasa terganggu dengan pemandangan itu. Dia agak khawatir pada Ihsan yang selama ini ia jaga agar hanya disentuh oleh orang-orang yang sudah memastikan diri mereka benar-benar bersih.
~Bersambung~
Halaman : 1 2