Mereka benar-benar menjadi seperti tokoh-tokoh yang biasa Fadli lihat di layer komputernya bersama Randi, lengkap dengan pakaian, dandanan dan berbagai macam peralatan yang biasa dibawa para tokoh tersebut.
Fadli dan Randi disapa oleh seorang cosplayer (pemain cosplay) yang berpakaian ala Hei, seorang tokoh di anime Darker Than Black. Ia memakai kaus berlengan dan celana hitam biasa, serta mantel hitam panjang. Fadli bertanya-tanya apakah dia tidak merasa gerah dengan pakaiannya itu di cuaca yang cukup panas ini.
Fadli dan Randi tidak mengenali orang itu karena sebuah topeng putih menutupi wajahnya. Setelah orang itu membuka topengnya, mereka baru mengenalinya. Ternyata itu adalah Hadi, salah satu kenalan mereka pada suatu acara otaku sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah bertanya kabar satu sama lain dan membicarakan tentang anime yang mereka tonton, mereka pun memisahkan diri. Saat itu, Fadli menangkap sesosok tokoh favoritnya, Hatsune Miku.
Sebenarnya, Miku bukanlah tokoh anime. Ia hanya tokoh karakterisasi untuk sebuah vocaloid (perangkat lunak yang menghasilkan suara nyanyian manusia dengan memasukkan komposisi musik dan lirik yang diinginkan penggunanya).
Karakterisasi Hatsune Miku sendiri dipasarkan sebagai seorang idola dan sudah tampil di konser hologram yang dihadiri orang-orang yang mengidolakannya. Fadli sendiri sangat takjub dengan teknologi yang bisa menciptakan karakter Hatsune Miku sebagai seorang idola. Ia juga suka dengan beberapa lagu yang dinyanyikannya.
Wanita yang memerankan Miku tersebut berjilbab. Ia menyulap jilbab berwarna biru kehijauannya menjadi seperti rambut Miku yang berkepang dua, lengkap dengan poninya.
Ia menggunakan manset yang sewarna dengan kulit wajahnya yang cerah di dalam kemeja tanpa lengannya yang berwarna abu-abu cerah. Ia juga menggunakan dasi yang berwarna senada dengan garis biru kehijauan pada bagian dekat ketiak dan ujung kerah kemejanya. Aksesori lengan yang dipasang dari atas siku sampai pergelangan tangannya juga pas sekali.
Sebagai bahawannya, ia mengenakan rok pendek hitam dengan garis biru kehijauan juga pada ujungnya. Lengging berwarna hitam menutup bagian lain kakinya. Penampilannya benar-benar sempurna mirip Miku dengan sepatu boot hitam yang mencapai bawah lututnya.
Fadli baru tersadar bahwa ia benar-benar melongo melihat sosok Miku di matanya saat lengannya disenggol oleh Randi. Sambil tertawa, Randi mengajak Fadli untuk berfoto dengan Miku versi manusia tersebut karena ia tahu bahwa temannya tersebut termasuk penggemar karakter tersebut.
“Eh, kita kan enggak kenal siapa dia. Masak iya, langsung ngajak foto gitu aja,” kata Fadli. Entah mengapa ia merasa malu jika harus langsung merasa sok kenal dengan gadis itu. Walaupun begitu, ia sebenarnya ingin sekali berfoto dengannya.
“Lha! Kenapa kamu jadi merasa kagok gitu? Apakah kamu lupa kalau kita berkenalan dengan Hadi tadi juga karena kita sok kenal mengajaknya berfoto dulu?” Randi sedikit menarik Fadli ke arah Miku. “Ngomong-ngomong, cantik banget yang jadi Miku itu.”
Randi langsung menyapa sosok Miku tersebut setelah mereka berdekatan. Sosok Miku yang baru saja meladeni beberapa pemuda-pemudi untuk berfoto bersama itu, dengan ramah membalas sapaannya.
“Boleh kita foto bareng? Temanku ini penggemarnya Miku. Dia tadi sampai melongo pas lihat kamu,” kata Randi tanpa basa-basi yang membuat Fadli memukul lengan temannya itu.
Sosok Miku tersebut menutup mulutnya dengan satu tangan dan tertawa melihat tingkah kedua orang di hadapannya. “Boleh. Boleh. Tentu saja boleh.”
Fadli bisa merasakan debar jantungnya yang begitu keras saat mereka berfoto bersama. Ia sampai khawatir Miku di sebelahnya ini akan mendengar debar jantungnya.
Pikiran Fadli juga berkecamuk. Ia ingin mengajak gadis itu berkenalan. Di saat yang sama, ia juga merasa bahwa akan sangat tergesa-gesa jika langsung mengajaknya berkenalan. Ia begitu bingung.
“Boleh tahu siapa namamu? Maksudku, nama aslimu?” Fadli akhirnya memantapkan hatinya untuk mengajak gadis itu berkenalan. “Aku Fadli.” Ia mengulurkan tangannya.
Gadis itu menjabat tangan Fadli. “Farisya. Tapi kamu bisa panggil aku Faik saja.” Faik menoleh pada Randi. “Kalau temanmu ini siapa namanya?”
Randi mengulurkan tangannya. “Randi.”
Faik ganti menjabat tangan Randi. “Senang berkenalan dengan kalian berdua.”
“Kamu sudah sering cosplay? Sepertinya kamu sudah ahli sekali melakukan ini,” kata Randi.
“Jujur saja, aku tidak selalu datang ke acara-acara seperti ini. Namun, saat aku datang, aku biasanya ikut cosplay,” jawab Faik sambil tersenyum.
Fadli hanya bisa ikut tersenyum melihat temannya mengajak mengobrol Faik. Dia sendiri sebenarnya ingin ikut pembicaraan mereka. Hanya saja, otaknya seperti sedang rusak. Ia sama sekali tidak bisa berpikir saat itu karena terlalu terpesona dengan Faik dalam kostum Mikunya.
Mereka akhirnya harus menghentikan pembicaraan seru mereka karena ada sekelompok remaja putri yang mendekati Faik untuk mengajaknya berfoto bersama. Sebelum berpisah, mereka sempat bertukar media sosial dulu.
~Bersambung~
Bagi yang belum tahu tentang Hatsune Miku, ini gambarnya ya…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya