Cerita sebelumnya, bisa dibaca di sini.
Hari masih gelap. Jam dinding menunjukkan pukul empat pagi. Faik baru saja selesai menyusui bayinya. Ia kemudian membantu bayinya untuk bersendawa sebelum meletakkannya di tempat tidur lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia masih tak percaya bahwa penantiannya selama lebih dari lima tahun sudah usai. Bayi yang ia dan suaminya harap-harapkan, kini telah didekapnya.
Ia tak bisa menahan senyumnya setiap kali melihat bayinya. Muka bulat dan pipi tembamnya selalu membuat Faik tak bisa menahan diri untuk menciuminya.
Ihsan menggeliat sebentar saat diletakkan di tempat tidur lagi oleh ibunya. Ia sudah puas menyusu dan ingin segera melanjutkan tidurnya lagi.
Melihat Ihsan kembali memejamkan matanya, Faik langsung bersiap-siap kembali ke pekerjaannya. Ia adalah seorang pekerja paruh waktu. Kontrak yang sudah berjalan dengan kliennya membuat ia tak bisa menikmati waktu bersantai sehabis melahirkan seperti ibu lainnya yang mendapat jatah cuti melahirkan.
Ia meregangkan dirinya sejenak untuk mengusir kantuk yang masih tersisa. Suaminya masih tertidur pulas. Ia langsung mengucir rambutnya dan beranjak ke kamar mandi.
Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, Faik turun ke bawah. Masih sepi. Sepertinya ibu mertuanya masih tertidur juga.
Berhubung ia kini menyusui bayinya, Faik harus membatasi jumlah kafein yang masuk ke tubuhnya. Ia memilih untuk meminum susu saja kali ini.
ia menuangkan segelas susu UHT ke dalam panci dan menghangatkannya. Ia kemudian menambahkan sesendok teh cokelat bubuk dan sesendok teh gula.
Faik sangat suka susu cokelat. Namun, ia tidak pernah membeli susu rasa cokelat. Susu cokelat yang dijual di pasaran selalu terlalu manis untuknya. Oleh karenanya, ia lebih memilih membeli susu UHT biasa dan menambahkan cokelat dan gula sendiri.
Setelah susu cokelatnya jadi, Faik menuangkannya ke gelas kaca. Ia kemudian naik kembali ke kamarnya sambil membawa susu cokelat hangatnya dan sebungkus keripik tempe pemberian ibu mertuanya kemarin.
Faik meletakkan susu cokelat hangat dan camilannya di meja tempatnya bekerja. Ia kemudian membuka laptop dan langsung membuka semua aplikasi yang digunakannya untuk bekerja.
Faik adalah seorang programmer dan penulis paruh waktu. Ia mendapatkan pekerjaannya yang berhubungan dengan pemrograman dari sebuah laman web yang memang menyediakan daftar pekerjaan yang bisa diambil oleh para programmer di seluruh dunia.
Ia sudah menekuni pekerjaannya ini sejak ia menikah dan mengikuti suaminya pindah ke ibukota. Sebelumnya, ia juga seorang programmer. Hanya saja ia bekerja penuh waktu di sebuah perusahaan pembuat aplikasi berskala internasional.
Faik mengingat-ingat kembali sampai di mana pekerjaan yang sudah ia lakukan. Tugasnya kali ini adalah membuat web API (Application Programming Interface).
Sebuah web API adalah sebuah aplikasi pada web yang memungkinkan adanya pertukaran data antar web. Aplikasi web yang mengirimkan permintaan biasa disebut client. Sedangkan aplikasi yang mengirimkan respon disebut dengan server.
API yang dibuat Faik kali ini dapat memungkinkan pengguna web dari klien Faik (web A), bisa mengakses dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh web lainnya (web B). Klien Faik menginginkan agar pengguna web A bisa berbelanja giftcard untuk permainan online secara langsung, tanpa meninggalkan web A. Adapun layanan jual-beli giftcard tersebut disediakan oleh web B.
Faik membuka kembali laman web yang menyediakan dokumentasi kepada para pembuat program, tentang cara untuk membuat web B bisa berkomunikasi dengan web lainnya. Walaupun ia memang sudah beberapa kali membuat API, Faik tetap harus membaca dokumentasi tersebut karena memang cara berkomunikasi tiap web berbeda-beda.
Faik berkonsentrasi penuh mengerjakan pekerjaannya. Ia sudah berhasil membereskan proses otentikasi antar kedua web tersebut. Sekarang ia mulai membuat jembatan yang bisa memfasilitasi proses transaksi antar web tersebut.
Tiba-tiba, Ihsan menangis keras. Faik terkaget. Tangan kananya menyenggol gelas berisi susu cokelatnya yang kini sudah tidak hangat. Sontak gelas tersebut terguling dan susu cokelat yang tinggal seperempatnya itu tumpah.
Faik memekik tertahan. ‘Sepertinya aku harus membiasakan diriku dengan tangisan Ihsan yang tiba-tiba.’ Faik membatin sambil beranjak berdiri.
~Besambung~